Pemda Banjar Terus Dampingi Pelaku Wirausaha Perikanan Bioflok

Marco

16 Mei 2023

Pemda Banjar Terus Dampingi Pelaku Wirausaha Perikanan Bioflok

Pada tahun 2021 seorang pemuda bernama Erik Hidayat yang merupakan wirausaha perikanan mentransformasikan kegiatan pembudidayaan yang sebelumnya dilakukan secara manual, dengan beralih mengembangkan pembudidayaan ikan dengan sistem bioflok. Alasan terbesar Erik melakukan transformasi pada kegiatan usahanya ini, karena memandang sistem bioflok lebih efisien memaksimalkan penggunaan lahan dan dalam mendapatkan hasil panen. Transformasi yang dilakukan wirausahawan muda ini mendapat perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Banjar. Kepopuleran Erik serta sistem budidaya ikan tawar bioflok pun lantas melesat di tengah masyarakat Kota Banjar.

Sistem Budidaya Bioflok Memang Lebih Efisien Dibandingkan dengan Teknik Manual

Sistem atau teknik budidaya bioflok merupakan salah satu teknologi budidaya perikanan dengan cara merekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan memanfaatkan mikroorganisme yang secara langsung berdampak pada peningkatan nilai kecernaan pakan pada ikan. Jika dilihat berdasarkan rasio luas lahan, dalam satu unit bioflok berukuran 10 meter kubik bisa digunakan untuk pembudidayaan 1.000 ekor ikan. Sementara jika melakukan pembudidayaan dengan teknik manual, sebelumnya Erik hanya dapat menampung 100 ekor benih ikan dalam tanah seluas 10 meter kubik. Pemanfaatan lahan yang lebih efisien ini terang saja membuat banyak masyarakat yang tertarik untuk mengikuti jejak Erik dan beralih profesi menjadi wirausaha perikanan.

Budidaya Dengan Metode Bioflok Bukan Tanpa Kendala

Budidaya Perikanan Bioflok

Memang keberhasilan tidak mungkin dapat diraih tanpa melalui rintangan terlebih dahulu, termasuk dengan keberhasilan budidaya ikan dengan metode bioflok yang telah mencuri perhatian masyarakat Kota Banjar. Setelah ramai diterapkan oleh masyarakat, sistem budidaya ikan yang memenuhi aspek sustainable fisheries ini terhadang oleh berbagai kendala yang disebabkan oleh tingginya biaya produksi, diantaranya:

  • Penggunaan pakan memang menjadi lebih efisien, namun harga pakan yang tinggi tetap menyebabkan biaya yang membengkak
  • Membutuhkan biaya listrik yang besar karena mengandalkan alat sirkulasi oksigen

Disamping kedua alasan yang tersebut diatas, harga jual hasil panen pun menjadi salah satu tantangan perkembangan budidaya dengan sistem bioflok di Kota Banjar yang harus segera dicari solusinya.

Dinas KP3 Kota Banjar Memberikan Pendampingan dan Subsidi Bagi Wirausaha Perikanan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar Yoyon Cuhyon S.Pt, M.Si Kota Banjar mengungkapkan telah menyiapkan solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh para pelaku budidaya bioflok di daerahnya. Pihak Dinas KP3 Kota Banjar bahkan sebelumnya pernah memberikan pasar bagi para pembudidaya untuk menjual langsung tanpa melalui pengepul, namun kendala besarnya biaya operasional tetap saja harus diselesaikan terlebih dahulu.

Dinas KP3 Kota Banjar menyatakan komitmennya untuk terus memberikan pembinaan serta berusaha memberikan akses pasar bagi para pembudidaya perikanan bioflok. “Atasi permasalahan biaya produksi, kami bisa memberikan rekomendasi ke PLN bagi para pembudidaya bioflok di Kota Banjar untuk mendapatkan subsidi.”, ujar Yoyon. Di tahun 2023, Yoyon menyatakan bahwa pihaknya akan terus berusaha memberikan bantuan demi mendampingi pelaku wirausaha perikanan dengan sistem bioflok di Kota Banjar agar dapat terus menjadi bagian dari fisheries industry.

“Kami akan sinkronisasi kegiatan yang ada di desa dan program perikanan dari KKP, Tak hanya itu, kami juga akan berusaha di dalam perubahan anggaran APBD nanti,” kata Yoyon. Rencananya Bank Indonesia pun akan turun tangan dengan memberikan bantuan pembangunan tempat penampungan dan pemasaran hasil budidaya ikan.

Implementasi Sustainability Harus Dilakukan Dengan Cara yang Menyeluruh

Penerapan perikanan yang berkelanjutan memang bukan hanya mengenai kegiatan yang ramah lingkungan, namun juga mengenai pengembangan wawasan yang harus dimiliki oleh seluruh pihak yang terlibat. Keberhasilan Aruna sebagai perusahaan perikanan yang menjadi supply chain aggregator, bukan hanya dengan mengajak para nelayan untuk melakukan kegiatan perikanan yang berkelanjutan, namun juga memberikan akses pasar yang lebih luas hingga ke pasar global.

Tantangan yang dihadapi oleh pelaku budidaya bioflok di Kota Banjar harus mendapat perhatian dari seluruh pihak agar tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka melalui sektor kelautan dan perikanan. Pihak Dinas KP3 Kota Banjar pun dapat menjalin kerjasama dengan pihak akademisi dan peneliti perikanan untuk mengutamakan perbaikan  sistem budidaya dan standar mutu hasil panen. Sehingga kedepannya perkembangan hasil budidaya dengan teknik bioflok siap mengakses pasar yang lebih luas.

Aruna Hub yang merupakan ekosistem masyarakat perikanan binaan Aruna akan siap membantu Pemkot Banjar ataupun daerah lainnya untuk menjajaki kerjasama demi memberikan pendampingan bagi para pelaku budidaya ikan domestik. Karena dengan mengedepankan kolaborasi dan knowledge transfer dari berbagai stakeholder akan semakin mudah mencari solusi dari setiap permasalahan yang terjadi di sektor perikanan.

Leave a reply

Array

No comments found.