Hardiknas 2024, Ini Langkah Sederhana Aruna dan Yayasan Maritim untuk Semangati Anak-Anak Pesisir
DKI Jakarta, Indonesia – “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar” telah ditetapkan menjadi tema utama Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei 2024 ini oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Seperti yang tertulis pada Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kemendikbud menyarankan agar seluruh instansi dapat membuat aktivitas yang menyenangkan untuk merayakan Hardiknas 2024 ini, sembari membangkitkan semangat belajar, serta mendorong partisipasi publik. Hal ini Aruna dan Yayasan Maritim turut lakukan dengan memberikan peralatan sekolah dan secara reguler menyumbangkan buku-buku pengetahuan umum, agama, dan fiksi, di belasan titik operasional Aruna.
Adapun, belasan lokasi pendonasian peralatan sekolah dan buku tersebut tersebar di seluruh pelosok negeri, mulai dari Aceh, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, hingga Papua. Donasi ini bertujuan untuk mendukung sebagian dari kebutuhan belajar lebih dari 500 anak pesisir yang berasal dari keluarga dengan kelas ekonomi yang kurang baik. Karena prosesi seremonial agenda ini dilaksanakan di Desa Muara Gading Mas, Labuhan Maringgai, Lampung, Kepala Desa, perwakilan BPJS TK, dan perwakilan TNI Angkatan Laut setempat pun turut meramaikan agenda tersebut.
Wahyono, Kepala Desa Muara Gading, mengatakan, “Untuk mendorong keterlibatan publik dalam merayakan Hardiknas 2024 ini, Aruna dan Yayasan Maritim melaksanakan agenda ini di beberapa tempat, termasuk di desa kami. Hal ini mengingatkan saya pada tiga semboyan yang diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia. Pertama, ‘Ing Ngarso Sung Tulodo’, yang berarti: ‘Di depan, seorang pendidik harus memberi contoh tindakan yang terpuji.’ Kedua, ‘Ing Madyo Mangun Karso’, yang berarti: ‘Di antara murid, guru harus dapat memberi gagasan.’ Ketiga, ‘Tut Wuri Handayani’, yang berarti: ‘Seorang guru harus bisa memberikan dukungan dan arahan.’ Nah, poin ketiga inilah yang terwujud melalui inisiasi seperti ini. Tidak harus dengan langkah yang besar untuk memberi dampak positif yang nyata.”
Regenerasi di kalangan nelayan dan komunitas pesisir merupakan sebuah keniscayaan sekaligus langkah strategis untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang. Di Papua, misalnya, terdapat hanya 36,1% siswa kelas 3 SD yang memiliki keterampilan literasi yang memadai. Hal ini membuat Aruna semakin yakin bahwa dukungan nyata untuk literasi anak-anak pesisir adalah sesuatu yang krusial untuk dilakukan. Mereka merupakan tonggak utama yang digadang untuk meneruskan pekerjaan orang tua mereka sebagai nelayan, serta untuk semakin menyukseskan industri tersebut.
Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer (CSO) Aruna, menegaskan, “Siapa yang akan olah laut kita di masa mendatang jika bukan anak-anak pesisir? Dengan langkah sederhana yang nyata, mari kita persiapkan mereka untuk dapat menjadi penerus yang dapat mengelola laut kita dengan jauh lebih baik. Ke depannya, mereka memang dituntut untuk dapat memahami konsep keberlanjutan atau hal-hal lain yang lebih praktikal. Namun, ini semua, ‘kan, berawal dari kemampuan literasi mereka terlebih dahulu. Di usia-usia mereka saat ini, dengan memberi dukungan melalui hal-hal simpel seperti ini, diharapkan mereka dapat lebih semangat untuk belajar, juga untuk mencari tahu tentang hal-hal baik yang belum mereka ketahui.”
Leave a reply
No comments found.