Pentingnya Investasi SDM, KKP Wujudkan Transformasi OII
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pernah mengungkapkan kalimat, “Kunci utama keberhasilan implementasi kebijakan ekonomi biru adalah SDM yang unggul.” Di tengah gencarnya pemerintah mengimplementasikan konsep ekonomi biru yang berkaitan erat dengan sustainability, maka pemerintah juga serius memikirkan sustainable fisheries partnership jobs agar dapat dipenuhi oleh tenaga ahli dan tenaga profesional yang mumpuni untuk memajukan dunia perikanan Republik Indonesia. Oleh karena itulah, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM Perikanan) menyatukan berbagai institusi pendidikan perikanan menjadi Ocean Institute of Indonesia (OII).
Sebelumnya, KKP melalui BRSDM Perikanan sudah memiliki 20 satuan pendidikan tinggi serta menengah, serta sebuah politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) yang berlokasi di Jakarta. Semua satuan pendidikan tersebut pun akhirnya dilebur sehingga melahirkan one single institute bernama OII. Pemerintah melakukan peleburan ini karena sadar betul bahwa diperlukan langkah strategis untuk dapat mengisi kebutuhan sustainable fisheries partnership jobs dengan sumber daya manusia (SDM) dan kesempatan kerja yang tepat.
OII akan Menjadi Satu-Satunya Institusi yang Siap Memenuhi Sustainable Fisheries Partnership Jobs
“Untuk itu, saya sudah meminta kepada Kepala BRSDM untuk merancang pembentukan Ocean Institute of Indonesia yang nantinya akan menjadi satu-satunya institusi pendidikan tinggi di Indonesia khusus bidang kelautan dan perikanan,” pungkas Menteri Trenggono. OII yang secara resmi telah diluncurkan pada Agustus 2022 lalu ini bukan hanya menjadi sebuah institusi pendidikan yang bersifat vokasi, melainkan juga pendidikan keilmuan yang telah menjalin kerjasama dengan universitas luar negeri yang berasal dari Korea Selatan, Tiongkong, Jepang, Australia, dan lain-lain.
Program Studi OII Dirancang Semakin Relevan dengan Kebutuhan
Setelah ditransformasi, Ocean Institute of Indonesia kini memiliki berbagai program studi yang telah disiapkan untuk lebih relevan dengan kebutuhan industri perikanan dan sustainable fisheries partnership jobs, di antaranya:
- Mekanisasi Perikanan
- Teknologi Penangkapan Ikan
- Permesinan
- Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
- Teknologi Akuakultur
- Teknologi Pemanfaatan Sumber Daya Perairan
- Penyuluhan Perikanan, Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
- Teknik Kelautan
- Teknologi Perikanan Tangkap
- Permesinan Kapal
- Agribisnis
- Teknologi Penanganan Patologi Perikanan
Transformasi pada OII juga dilakukan dengan meningkatkan SDM tenaga pengajar serta pelaku akademisi perikanan dengan menggelar PRogram Guru Besar Vokasi Kelatan dan perikanan 2022-2025.
Tentu saja nantinya para peserta didik OII akan turut serta terjun dalam kancah fisheries industry bukan hanya sebagai tenaga ahli dan profesi di jajaran KKP, melainkan dapat juga mengembangkan ekosistem usaha. Hal tersebut tercermin pada saat anggota DPR melakukan kunjungan, dimana para taruna OII sudah mengembangkan bidang kewirausahaan dengan menampilkan produk kelautan dan perikanan yang ditunjukan dari Kampus Jakarta, Kampus Serang, serta Kampus Bogor.
Taruna OII Sudah Berhasil Mengembangkan Produk Bernilai Ekonomis
Bahkan bukan hanya melulu fokus di pengembangan produk perikanan, ada satu produk unik yang dipamerkan oleh taruna yakni holy mangrove tea yang memiliki banyak khasiat kesehatan karena mengandung antioksidan dan mencegah berbagai penyakit seperti kanker, diare, hepatitis, gangguan pencernaan, penuaan dini, dan banyak manfaat lainnya. Teh mangrove atau teh bakau yang dipamerkan oleh taruna ini dapat dijadikan bahan percontohan untuk inkubasi bisnis yang melingkupi pengembangan produk dan perluasan pasar yang tentu saja tetap memerhatikan aspek sustainability, karena keberadaan bakau sangat besar perannya di ekosistem kelautan dan perikanan.
Bagaimana pemerintah mempersiapkan SDM yang mumpuni untuk memenuhi berbagai posisi pada lini sustainable fisheries partnership jobs harus mendapat dukungan dan keterlibatan dari banyak pihak di berbagai sektor. Apalagi, jumlah pemuda di Indonesia mencapai 54% dari total jumlah penduduk. Tentu saja Aruna sebagai perusahaan perikanan berharap masyarakat pesisir dapat memiliki kemampuan yang memadai untuk dapat memberdayakan perekonomian di daerah mereka sendiri.
Satu hal lagi yang perlu menjadi perhatian adalah negara kita adalah bukan hanya terletak pada SDM yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja, tetapi juga SDM yang mampu memperluas ketersediaan lapangan kerja. Mengingat begitu besar potensi kelautan dan perikanan di Indonesia yang belum digarap dengan baik, Aruna Hub akan senantiasa mentransfer segala ilmu yang diperlukan agar kemajuan mulai dari hulu sampai hilir serta di lini supplier seafood pun, masyarakat pesisir dapat terlibat dan memiliki andil.
Leave a reply
No comments found.