Sambut Ekonomi Biru, Indonesia Berhasil Turunkan Sampah Plastik Laut secara Signifikan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menobatkan Indonesia sebagai negara yang paling banyak memproses sampah di darat untuk mengurangi sampah masuk ke laut. Berdasarkan data Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL), jumlah sampah plastik di laut Indonesia menurun dari 615.674 ton pada tahun 2018 menjadi 398.000 ton pada tahun 2022. Keberhasilan ini dapat menjadi pembelajaran penting bagi negara-negara kepulauan yang tergabung dalam Archipelagic and Island States (AIS).
Dalam 4 tahun terakhir, Indonesia berhasil menurunkan sampah plastik yang masuk ke laut sekitar 39 persen. Ini merupakan bukti komitmen pemerintah dalam menjaga kelestarian laut dan menjalankan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia antara lain:
Menerapkan pendekatan terpadu dalam pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.
Sumber utama sampah plastik di laut adalah daratan. Sehingga Indonesia tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah di laut atau wilayah pesisir, tetapi juga berupaya untuk mengatasi masalah sampah dari sumbernya. Salah satunya dengan melakukan pelarangan untuk penggunaan plastik sekali pakai bagi pelaku industri..
Edukasi untuk memilah sampah organik dan non-organik serta membuang sampah pada tempatnya juga terus digalakkan. Selain itu, masyarakat dan pelaku industri juga didorong untuk melakukan 3R: Reuse, Reduce, dan Recycle. Upaya-upaya ini menjadi aspek penting untuk mencegah lebih banyak sampah plastik sampai ke laut.
Memberikan edukasi kepada pelaku industri pelayaran tentang pengelolaan limbah laut.
Sumber sampah plastik di laut selain dari daratan adalah dari kapal-kapal, baik itu kapal barang maupun penumpang. Dengan meningkatkan kesadaran di kalangan pelaku industri pelayaran, volume sampah yang masuk ke laut dari kapal penumpang dan barang bisa terus ditekan. Edukasi ini penting untuk menciptakan rasa tanggung jawab di kalangan pemangku kepentingan industri, sehingga setiap pihak punya inisiatif untuk menjaga kelestarian laut.
Melakukan kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk mengatasi masalah sampah plastik di perairan Indonesia.
Tak dipungkiri, sampah plastik yang masuk ke laut Indonesia sebagian berasal dari negara-negara lain. Untuk itulah dibutuhkan kerjasama dengan negara-negara terkait untuk mengatasi permasalahan sampah. Di pertengahan tahun 2023, Indonesia menyelenggarakan ASEAN-Indo-Pacific Workshop on Marine Plastic Debris. Bersama dengan negara-negara ASEAN dan anggota Pacific Islands Forum (PIF) Indonesia membahas penanganan sampah plastik laut sebagai isu utama.
Penurunan sampah plastik di laut juga merupakan hasil kerja sama antara berbagai pihak, salah satunya dalam gerakan Bulan Cinta Laut yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Dalam gerakan ini, masyarakat diajak untuk membersihkan sampah di laut dan pesisir, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan laut.
Pencapaian dalam pengurangan sampah plastik di laut menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga kelestarian lingkungan laut dan mengatasi perubahan iklim. Aruna mendukung upaya pelestarian laut dengan edukasi dan pendampingan kepada para nelayan terkait pelestarian ekosistem laut dengan mengurangi sampah plastik, memilah sampah dan membuangnya pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan.
Leave a reply
No comments found.