Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan untuk Keberlanjutan Laut
Laut menyediakan berbagai sumber daya, seperti makanan, mineral, dan minyak. Kelestarian ekosistem laut perlu dijaga agar dapat terus memberikan manfaat bagi manusia. Namun, aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti destructive fishing, dapat mengancam kelestarian laut.
Destructive fishing adalah penangkapan ikan dengan alat bantu yang merusak ekosistem laut. Cara ini juga dapat menyebabkan kematian ikan-ikan, termasuk ikan yang tidak ditargetkan. Contoh destructive fishing adalah menggunakan racun, bom, setrum, pukat harimau, atau cantrang. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan bahwa terdapat 653 kasus destructive fishing di Indonesia pada rentang tahun 2013-2019. Bukti ini menunjukkan bahwa perilaku destructive fishing telah menyebabkan kerusakan laut yang sangat besar.
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat tangkap yang ramah lingkungan adalah alat tangkap yang tidak merusak ekosistem laut dan ikan. Berikut adalah tiga contoh alat tangkap ramah lingkungan yang digunakan oleh nelayan, yaitu:
a. Bubu
Bubu adalah alat tangkap ikan tradisional yang terbuat dari potongan bambu yang disusun dan diikat dengan tali plastik. Bentuk bubu bervariasi, bisa berupa segi empat, silinder, atau trapesium. Cara menggunakannya adalah dengan meletakkannya di jalur yang biasa dilalui oleh ikan. Prinsip kerja bubu adalah menjebak ikan dengan cara membingungkan penglihatannya. Ikan yang masuk ke dalam bubu akan terperangkap dan tidak dapat keluar lagi. Bubu juga dapat digunakan untuk menangkap rajungan.
b. Jaring Insang (Gillnet)
Jaring insang adalah alat tangkap ikan berbentuk persegi panjang dengan mata jaring yang sama. Alat ini berfungsi untuk menjerat ikan, terutama ikan berukuran kecil dan menengah. Dengan menggunakan jaring insang, sekali tangkap bisa mendapatkan banyak ikan sekaligus.
c. Pancing (Hook and Line)
Alat tangkap ini dapat digunakan untuk menarik perhatian ikan target, dengan atau tanpa umpan. Ikan target akan tertangkap pada mata pancing yang terpasang pada tali, lalu ikan ditarik hingga ke permukaan laut. Yang termasuk dalam kategori ini adalah rawai dan pancing. Pancing biasanya digunakan untuk menangkap ikan berukuran besar.
Dampak Penggunaan Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Penggunaan alat tangkap ramah lingkungan dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain menjaga keanekaragaman hayati laut, mencegah kerusakan habitat laut, dan meningkatkan kualitas produk perikanan yang dihasilkan. Nelayan dan kapal yang menggunakan alat tangkap ikan ramah lingkungan, turut mendukung perwujudan keberlanjutan ekosistem laut. Hal ini sejalan dengan kebijakan KKP dalam implementasi Ekonomi Biru.
Aruna Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Sebagai salah satu supplier perikanan di Indonesia, Aruna berkomitmen untuk menggunakan alat tangkap ikan ramah lingkungan dalam proses produksinya. Kami bekerja sama dengan nelayan untuk mengembangkan dan menggunakan alat tangkap ikan ramah lingkungan, seperti bubu. Bubu digunakan untuk menangkap rajungan, yang merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan kami.
Penggunaan alat tangkap ikan ramah lingkungan merupakan salah satu upaya untuk menjaga lingkungan laut. Untuk ikut mendukung keberlanjutan ekosistem laut, kamu dapat memilih produk perikanan yang dihasilkan dengan menggunakan alat tangkap ikan ramah lingkungan. Dengan memilih produk Aruna, kamu dapat membantu menjaga laut tetap lestari. Bersama-sama, kita dapat berkontribusi dalam merawat sumber daya laut demi generasi mendatang.
Leave a reply
No comments found.