Aruna Zero Waste Olah Limbah Perikanan buat Ekosistem Laut Berkelanjutan
Industri perikanan adalah salah satu sektor yang vital bagi Indonesia. Dengan skala produksi yang sangat besar, industri ini menghadapi tantangan dalam pengelolaan limbahnya. Limbah perikanan yang terdiri dari kepala, tulang, kulit, sirip, sisik, dan jeroan, diperkirakan mencapai 30-40% dari total berat produk perikanan.
Limbah perikanan yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, termasuk pencemaran dan kerusakan ekosistem laut. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong semua elemen untuk menerapkan zero waste dalam industri perikanan. Bagaimana konsep zero waste pada produk perikanan dan apa upaya Aruna dalam menerapkan hal ini?
Zero Waste pada Produk Perikanan
Konsep zero waste perikanan adalah memanfaatkan seluruh bagian produk perikanan, serta meminimalkan limbahnya. Budi Sulistiyo, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), menyampaikan bahwa semua komponen dalam ikan dapat dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomis.
Contohnya, pada penerapan zero waste ikan, daging ikan dapat diolah menjadi fillet, steak, dan loin. Sedangkan tulang dan kepala ikan dapat dibuat menjadi camilan, bahan farmasi, dan bahan industri. Selain itu, jeroannya juga dapat dijadikan tepung pakan ternak.
Trisna Ningsih, Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), menjelaskan, nilai produk perikanan dapat ditingkatkan dengan pengolahan. Ikan mentah memiliki nilai yang rendah karena mudah membusuk. Sementara pengolahan ikan menjadi makanan olahan, suplemen kesehatan, kosmetik, obat-obatan, dan pakan ternak dapat meningkatkan nilai produknya.
Zero Waste Bagian dari Perikanan Berkelanjutan
Penerapan zero waste produk perikanan merupakan salah satu bentuk praktik perikanan berkelanjutan. Prinsip ini terdiri atas 3 hal, antara lain:
Penangkapan ikan secara selektif, yang dilakukan dengan metode dan alat tangkap ramah lingkungan, serta menghindari penangkapan ikan secara berlebihan (overfishing).
Pengolahan ikan secara efisien, yang mencakup pemanfaatan seluruh bagian ikan.
Pemanfaatan limbah secara kreatif, yang mengolah limbah menjadi produk bermanfaat dan bernilai tambah.
Dengan menerapkan 3 hal tersebut, limbah perikanan yang berakhir menjadi sampah akan berkurang, sehingga dapat mendukung keberlanjutan ekosistem laut.
Aruna Zero Waste Hub
Sebagai perusahaan perikanan yang berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan, Aruna juga menerapkan zero waste management. Kami memiliki Aruna Zero Waste Hub yang didirikan untuk mengurangi, bahkan menghilangkan, limbah produksi perikanan.
Salah satu Hub kami di Bangkalan, Jawa Timur, memiliki rumah pengering untuk mengolah cangkang rajungan menjadi tepung pakan ikan. Aktivitas di Aruna Zero Waste Hub melibatkan masyarakat pesisir yang didampingi oleh Local Heroes Aruna. Tujuannya adalah meminimalkan limbah dan melakukan diversifikasi produk.
Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan, menyatakan bahwa program zero waste yang dilakukan Aruna merupakan bagian dari upaya untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) pada aspek Sustainable Cities and Communities. Melalui Aruna Zero Waste Hub, kami mendukung inisiatif KKP dalam menerapkan zero waste produk perikanan. Selain itu, kami juga melakukan edukasi dan sosialisasi tentang pemanfaatan limbah perikanan untuk mendukung perikanan yang berkelanjutan.
Sebagai konsumen, kamu dapat turut mendukung program zero waste ini dengan memilih produk perikanan dari sumber yang berkelanjutan dan memanfaatkan seluruh bagian produk untuk dikonsumsi. Misalnya, mengolah kepala ikan menjadi hidangan lezat, mengonsumsi udang beserta kepala dan kulitnya, dan memasak cumi-cumi dengan tintanya.
Penerapan zero waste produk perikanan dapat memberikan manfaat yang luas bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat, serta merupakan langkah penting untuk mewujudkan masa depan laut yang berkelanjutan.
Leave a reply
No comments found.