Rumpon, “Rumah” Ikan yang Bantu Nelayan Terapkan Budaya Melaut Ramah Lingkungan
Perikanan merupakan salah satu sektor andalan yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini juga berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah pesisir. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk menjaga keberlanjutan laut agar sektor perikanan dapat terus berkembang dan bermanfaat.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian laut adalah dengan mencanangkan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), misalnya, memiliki program pembangunan rumpon atau rumah ikan. Apa dampak dari program pembangunan rumpon tersebut? Untuk mengetahui lebih lanjut, mari simak artikel ini!
Rumpon: Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan
Rumpon atau rumah ikan adalah struktur bangunan yang ditempatkan di dasar laut atau perairan lainnya. Rumpon berfungsi sebagai tempat berlindung, berkumpul, dan berkembang biak bagi ikan-ikan dan biota laut.
Keunggulan rumpon sebagai alat tangkap ikan ramah lingkungan, yaitu:
- Tidak merusak habitat dan ekosistem laut. Rumpon justru dapat membantu melestarikan dan memperkaya keanekaragaman hayati laut.
- Tidak menimbulkan limbah atau polusi karena rumpon tidak menggunakan bahan kimia atau racun yang dapat membahayakan ikan dan lingkungan.
- Tidak berpotensi menangkap ikan secara berlebihan (overfishing), sehingga melindungi ikan-ikan kecil dan biota laut lainnya yang dilindungi.
Dengan menggunakan rumpon, nelayan dapat menangkap ikan dengan lebih mudah dan efisien. Ikan-ikan akan berkumpul di sekitar rumpon, sehingga nelayan tidak perlu mencari lokasi tangkapan yang jauh atau tidak pasti. Nelayan hanya perlu mendekati rumpon dan menangkap ikan-ikan yang masuk ke dalamnya. Hal ini dapat menghemat biaya operasional dan meningkatkan hasil tangkapan.
Pembangunan Rumpon untuk Para Nelayan
Mengingat dampak positif yang diperoleh dari pembangunan rumpon, Pemprov Sulsel berencana untuk membangun rumpon secara masif. Pembangunan rumpon ini merupakan salah satu program prioritas Pemprov yang dianggap strategis untuk mendukung sektor perikanan di wilayah Sulsel.
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, M. Ilyas, Pemprov Sulsel mengalokasikan anggaran sebesar Rp 109 miliar untuk pembangunan 68.280 unit rumpon bagi para nelayan di 19 kabupaten/kota. Anggaran ini diambil dari rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 yang dikhususkan untuk sektor perikanan.
Diversifikasi Program Perikanan
Selain pembangunan rumpon, Pemprov Sulsel juga mengalokasikan anggaran untuk program-program lainnya, yaitu program asuransi bagi 10.000 nelayan, pemulihan fasilitas dan infrastruktur di enam pelabuhan perikanan, serta pengawasan di bidang kelautan dan perikanan.
Program-program tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan sektor perikanan di Sulsel secara menyeluruh, baik dari sisi produksi, distribusi, maupun konsumsi. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Sulsel, antara lain menekan angka kemiskinan, menjamin ketersediaan pangan, dan mencegah kejadian stunting.
Melalui program pembangunan rumpon dan berbagai inisiatif lainnya, diharapkan Sulsel dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pelestarian lingkungan laut, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Aruna, perusahaan perikanan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan, turut mendukung program penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Dalam pelaksanaannya, para nelayan Aruna juga memanfaatkan alat tangkap ramah lingkungan, contohnya bubu yang digunakan untuk menangkap rajungan. Hal ini menunjukkan komitmen Aruna untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Mari bersama-sama mendukung program-program yang dapat menjaga kelestarian laut. Dengan dukungan semua pihak, kita dapat menciptakan laut yang berkelanjutan dengan segala keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Leave a reply
No comments found.