Tidak Hanya Populer dengan Tinta Hitam, Cumi-cumi Juga Handal dalam Berburu
Jika membahas tentang cumi-cumi, sepertinya semua orang sudah tahu bahwa hewan ini memiliki tinta hitam sebagai alat pertahanan diri. Mereka mengeluarkan tinta hitam yang pekat saat merasa terancam oleh predator. Tinta ini akan membingungkan predator dan memberi kesempatan bagi cumi-cumi untuk melarikan diri dengan aman. Ini adalah salah satu keunikan yang hanya dimiliki oleh hewan-hewan cephalopoda.
Selain populer akan tinta hitamnya, ternyata, ada banyak keunikan lain yang dapat kita eksplorasi dari cumi-cumi. Cumi-cumi tampak sebagai hewan laut yang lamban dan diam. Namun, tahukah kamu bahwa cumi-cumi sebenarnya sangat pandai berburu? Cumi-cumi adalah predator aktif di laut. Hewan karnivora ini dapat menggunakan berbagai cara unik untuk menangkap mangsanya.
Pandai Berkamuflase
Cumi-cumi memiliki keahlian kamuflase yang luar biasa. Mereka mampu mengubah warna kulitnya dengan cepat untuk berbaur dengan lingkungan sekitar. Kemampuan ini berasal dari sel-sel kromatofor yang dapat mengubah pigmen kulit mereka dalam sekejap. Bahkan, beberapa jenis cumi-cumi mampu mengubah tubuh mereka hingga tampak transparan.
Dengan adanya kemampuan berkamuflase, cumi-cumi dapat mendekati mangsa tanpa terdeteksi. Ketika mangsanya lengah, cumi-cumi akan menyerang dengan cepat. Metode ini sangat berguna terutama saat cumi-cumi berada di antara benda yang berwarna-warni seperti di sekitar terumbu karang atau di dasar laut.
Dapat Melaju dengan Cepat
Memiliki kemampuan berenang yang sangat baik, cumi-cumi dikenal sebagai invertebrata laut tercepat di dunia. Contohnya, cumi-cumi jenis Humboldt dapat berenang dengan kecepatan mencapai 40 km/jam!
Kecepatan ini dimungkinkan oleh bentuk tubuh mereka yang ramping, sirip yang efisien, dan penggunaan siphon jet untuk dorongan ekstra. Siphon jet yang terletak di bagian belakang tubuh cumi-cumi digunakan saat mereka ingin bergerak dengan cepat, sehingga dapat membantu mereka mengejar mangsa.
Tentakel-tentakel Gesit yang Mematikan
Cumi-cumi memiliki sepuluh tentakel yang kuat dan tajam. Selain membantu dalam bergerak, tentakel-tentakel ini juga menjadi senjata ampuh untuk menangkap mangsa. Cumi-cumi dapat menggunakan tentakelnya untuk menjerat, menarik, dan bahkan memotong mangsa.
Untuk memakan mangsanya, cumi-cumi menggunakan paruh untuk merobek makanan menjadi potongan yang lebih kecil agar mudah dimakan. Dengan kombinasi tentakel yang gesit dan paruh yang kuat, cumi-cumi dapat menangkap berbagai jenis mangsa, mulai dari ikan kecil, udang, hingga hewan laut yang lebih besar.
Lensa Kontak Ajaib
Jika diperhatikan, di bagian mata cumi-cumi ada lapisan keras seperti lensa kontak. Lensa kontak ini memiliki peran penting dalam melancarkan perburuan. Lensa kontak berfungsi seperti teleskop atau fokus kamera untuk membantu cumi-cumi agar dapat menangkap mangsa dengan lebih presisi.
Di samping itu, lensa kontak ajaib juga membantu cumi-cumi untuk melihat dengan lebih jelas dalam kondisi gelap seperti di malam hari atau di kedalaman laut yang minim cahaya. Kemampuan visual ini merupakan aset penting bagi cumi-cumi dalam bertahan hidup di lautan.
Nah, sekarang sudah tahu ‘kan kehebatan cumi-cumi dalam berburu? Dengan kemampuan kamuflase dan gerak cepat, serta bentuk fisik yang mendukung, cumi-cumi layak disebut sebagai salah satu predator laut yang handal. Cumi-cumi adalah bagian penting dari ekosistem laut dan keseimbangan alam yang harus dilestarikan. Mempelajari keunikan cumi-cumi membuka jendela bagi kita untuk dapat memahami keajaiban dan keragaman dunia bawah laut yang menakjubkan.
Upaya Konservasi Penyu di Laut Indonesia Menjadi Prioritas
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan alam laut yang harus dijaga kelestariannya. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berfokus pada pemulihan ekosistem perairan melalui upaya konservasi wilayah laut, termasuk perlindungan habitat penyu di Indonesia.
Melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL), KKP telah menetapkan 5,5 juta hektar habitat penyu sebagai kawasan konservasi. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk melindungi penyu dan peran pentingnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Mengapa Harus Dilakukan Upaya Konservasi Penyu?
World Wide Fund for Nature (WWF) menyebutkan bahwa selama 30 tahun terakhir, diperkirakan 1,1 juta ekor penyu di dunia telah dieksploitasi dan diperdagangkan secara ilegal. Wilayah Asia Pasifik menjadi pusat pasar gelap untuk penyelundupan daging, telur, dan karapas penyu.
Sementara itu, Indonesia menjadi rumah bagi enam dari tujuh spesies penyu di dunia. Laut Indonesia menjadi jalur migrasi, tempat mencari makan, dan lokasi berkembang biak bagi mereka. Enam spesies tersebut adalah:
- Penyu hijau (Chelonia mydas)
- Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
- Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)
- Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
- Penyu pipih (Natator depressus)
- Penyu tempayan (Caretta caretta)
Maka, pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar pada perlindungan penyu sebagai salah satu biota perairan yang terancam punah. Menurut Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Firdaus Agung, upaya konservasi penyu adalah hal yang harus diprioritaskan.
Komitmen Pemerintah dalam Konservasi Penyu
KKP telah menetapkan 44 kawasan khusus konservasi penyu yang berada di 20 lokasi prioritas di 15 provinsi. Langkah nyata dalam upaya pelestarian penyu ini diwujudkan melalui Penetapan Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Penyu 2020-2024, yang menjadi pedoman dalam pengelolaan penyu di Indonesia.
Selain itu, KKP juga mengidentifikasi rencana konservasi penyu dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pemerintah daerah, perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, dan kelompok masyarakat. Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat memperkuat efektivitas upaya konservasi penyu di Indonesia.
Hasil yang Dicapai dalam Upaya Konservasi Penyu
Selama tahun 2023, upaya konservasi penyu yang dilakukan oleh KKP dan para pemangku kepentingan telah menunjukkan hasil yang positif. Terdapat pencapaian signifikan di beberapa lokasi, diantaranya adalah:
- Penurunan perburuan penyu di Paloh, Sambas, Kalimantan Barat dan Pulau Buru, Maluku. Hal ini berhasil dicapai melalui kerjasama dengan kelompok masyarakat dalam melakukan pemantauan dan pengawasan pantai peneluran.
- Penurunan pemanfaatan langsung penyu belimbing di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian penyu menjadi salah satu faktor utama dalam pencapaian ini.
- Dukungan dari WWF terhadap pembentukan Kawasan Konservasi Perairan di Buru Utara, Maluku. Penetapan kawasan konservasi ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih luas bagi habitat penyu dan biota laut lainnya.
Upaya konservasi penyu di laut Indonesia merupakan sebuah komitmen yang harus terus dilakukan. KKP berkomitmen untuk terus memperluas kawasan konservasi laut dan meningkatkan efektivitas program konservasi penyu. Kolaborasi antar pihak juga menjadi kunci dalam mewujudkan pelestarian penyu dan laut Indonesia.
Aruna, sebagai perusahaan perikanan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan, turut mendukung upaya konservasi penyu di Indonesia. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian biota laut dan ekosistemnya.
Mari kita jaga penyu, jaga laut, dan jaga masa depan!
Bersama Yayasan Maritim, Aruna Bangkitkan Semangat Belajar Anak-anak Pesisir
Aruna menjalin kolaborasi dengan Yayasan Maritim dalam program donasi buku dan peralatan sekolah bagi anak-anak di wilayah pesisir. Dalam program ini, kami telah berhasil menjangkau lebih dari 500 anak pesisir yang tersebar di belasan titik operasional Aruna di seluruh pelosok negeri.
Program donasi dilaksanakan secara reguler sebagai bentuk komitmen Aruna untuk meningkatkan literasi anak-anak pesisir sekaligus mempersiapkan anak-anak pesisir dalam membangun masa depan industri perikanan yang berkelanjutan. Harapannya, program ini mampu membuka peluang bagi anak-anak pesisir agar mencapai masa depan yang lebih cerah.
Meningkatkan Literasi Anak-anak Pesisir
Akses terhadap pendidikan dan buku masih menjadi tantangan bagi anak-anak pesisir di Indonesia. Di Papua, misalnya, hanya 36,1% siswa kelas 3 SD yang memiliki keterampilan literasi yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak pesisir yang membutuhkan bantuan untuk meningkatkan kemampuan literasinya.
Aruna memahami pentingnya literasi bagi anak-anak pesisir. Maka dari itu, kami memberikan perhatian besar pada program peningkatan minat baca pada anak. Melalui donasi buku-buku pengetahuan umum, agama, dan fiksi, kami berharap dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap buku dan mendorong anak-anak pesisir untuk terus belajar dan mengeksplorasi berbagai hal baru.
Saat ini, Aruna dan Yayasan Maritim telah melaksanakan program donasi di Aceh, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua. Kami berencana untuk melanjutkan program ini di titik-titik operasional Aruna lainnya.
Mempersiapkan Masa Depan Industri Perikanan yang Berkelanjutan
Dengan literasi yang baik, anak-anak pesisir akan menjadi penerus yang cakap dalam memajukan industri perikanan. Anak-anak pesisir dapat menjadi nelayan dan pelaku usaha perikanan profesional yang memahami konsep-konsep kelautan dan perikanan, serta memiliki keterampilan yang memadai. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian pesisir.
Komitmen Aruna untuk Pendidikan Anak-anak Pesisir
Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, mengungkapkan bahwa pemahaman akan konsep keberlanjutan dan aspek praktikal terkait harus dimulai dengan kemampuan literasi yang baik. Dengan dukungan sederhana dari Aruna, diharapkan dapat membangkitkan semangat anak-anak pesisir dalam belajar.
Ke depan, akan tiba saatnya bagi anak-anak pesisir untuk mengambil alih peran-peran penting dalam industri perikanan. Oleh karena itu, perlu dilakukan persiapan yang matang agar anak-anak pesisir dapat mengelola laut Indonesia dengan jauh lebih baik di masa mendatang.
“Jika bukan anak-anak pesisir, siapa yang akan olah laut kita di masa mendatang?” tegas Utari.
Luasnya Jaringan Suplai Menjadi Kekuatan Aruna dalam Industri Perikanan
Aruna telah memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan perikanan terintegrasi terbesar di Indonesia. Sepanjang delapan tahun perjalanannya, Aruna telah memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir di seluruh Indonesia.
Dedikasi dan konsistensi Aruna dalam membangun serta mengembangkan sektor perikanan dan kelautan Indonesia telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak, termasuk Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Hal ini menjadi bukti komitmen Aruna dalam memajukan industri perikanan nasional.
Jaringan Suplai Aruna dalam Memenuhi Permintaan Seafood
Pasar makanan laut global diprediksi akan mengalami pertumbuhan pesat sebesar 8,92%. Hal ini membuka peluang besar bagi industri dan pelaku usaha perikanan untuk meningkatkan pangsa pasar. Dengan optimisme tinggi, Aruna siap menyambut peluang ini dengan memperluas variasi produk seafood yang ditawarkan guna memenuhi permintaan global yang terus meningkat.
Didukung oleh lebih dari 55.000 nelayan dan 150 titik pasok yang tersebar di seluruh Indonesia, Aruna memiliki kekuatan untuk menjangkau pasar global dan domestik. Dengan banyaknya titik pasok yang kami miliki, jaringan suplai yang luas menjadi salah satu faktor utama yang memungkinkan Aruna menyediakan berbagai jenis seafood premium, seperti tuna, kepiting, lobster, dan produk seafood lainnya.
Tidak hanya fokus pada pasar domestik, kami juga secara aktif memperluas jangkauan ke pasar global, termasuk Jepang, dan Timur Tengah. Kami berupaya memenuhi permintaan seafood di berbagai negara dengan menawarkan produk dan layanan berkualitas tinggi.
Co-Founder dan CEO Aruna, Farid Naufal Aslam, menjelaskan bahwa Aruna meyakini dapat menciptakan peluang yang lebih besar di pasar global untuk produk seafood lokal. “Hal ini dibuktikan dengan kuatnya layanan kami, di mana kami sudah menjangkau 90% provinsi di Indonesia.” Aruna berharap masyarakat di seluruh penjuru dunia dapat menikmati kesegaran dan kualitas seafood terbaik dari Indonesia.
Pemanfaatan Teknologi untuk Keberhasilan yang Berkelanjutan
Kami memahami bahwa di era modern ini, teknologi memainkan peran penting dalam menunjang keberhasilan industri perikanan. Oleh karena itu, Aruna terus melakukan inovasi dalam memanfaatkan teknologi digital dan pengelolaan data, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional bisnis.
Salah satu contoh komitmen Aruna terhadap teknologi tertuang dalam SEA for All Commitment 2030. Komitmen ini mencakup penerapan keterlacakan makanan laut untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam rantai pasokan.
Untuk menjalankannya, kami mengembangkan teknologi pemantauan lokasi area penangkapan komoditas dan menerapkan kalender musiman untuk mengidentifikasi tren waktu panen seafood. Dengan sistem ini, Aruna dapat memastikan keberlanjutan sumber daya laut dan meningkatkan kesejahteraan para nelayan binaan, yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kekuatan Community Development
Farid menambahkan bahwa teknologi yang Aruna kembangkan harus banyak diawali dengan pengembangan komunitas pesisir yang konsisten, serius, dan berdampak. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan komunitas pesisir untuk menerima segala inovasi dan tatanan baru yang Aruna inisiasi. Pendekatan secara humanis dan ramah menjadi tolok ukur utama yang menentukan tingkat kepercayaan nelayan dan keluarganya pada Aruna.
Di usianya yang kedelapan, Aruna terus menunjukkan komitmennya untuk memajukan industri perikanan Indonesia melalui berbagai terobosan dan inovasi. Perluasan pasar, pemanfaatan teknologi, perluasan jaringan suplai, dan pengembangan produk berkualitas tinggi yang berkelanjutan menjadi kunci dalam mewujudkan visi Aruna untuk menjadi pemimpin pasar seafood global.
Ikan Kembung, Ikan Lokal yang Miliki Kandungan Omega-3 Terbaik
Sering mendengar bahwa ikan salmon kaya akan omega-3?
Salmon sangat digemari karena kandungan omega-3-nya yang tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan omega-3 harian. Omega-3 adalah salah satu jenis asam lemak esensial yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Oleh karena itu, kita perlu mendapatkannya dari asupan makanan.
Namun, tahukah kamu bahwa ada ikan lokal yang memiliki kandungan omega-3 lebih tinggi daripada salmon? Ikan tersebut adalah ikan kembung! Ternyata, kandungan gizi dalam ikan kembung lebih tinggi daripada salmon. Bahkan, ikan kembung dikenal sebagai rajanya omega-3! Yuk, baca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut.
Mengenal Ikan Kembung
Ikan kembung (Rastrelliger spp.) adalah salah satu jenis ikan laut yang mudah ditemukan di perairan Indonesia. Ikan ini termasuk ke dalam keluarga Scombridae dan merupakan kelompok ikan pelagis kecil yang banyak disukai. Ikan kembung memiliki tubuh ramping memanjang dengan warna punggung biru kehijauan dan perut berwarna putih keperakan.
Ada dua spesies kembung yang paling populer di Indonesia, yaitu Rastrelliger kanagurta dan Rastrelliger brachysoma, atau lebih dikenal dengan istilah kembung lelaki dan kembung perempuan. Di Sumatera Barat, ikan kembung dikenal sebagai ikan gembolo, sedangkan di Makassar dikenal dengan nama ikan banyar. Inilah asal usul dari sebutan ikan kembung banjar.
Ikan ini memiliki peran penting dalam rantai makanan di laut. Ikan kembung menjadi sumber protein bagi banyak predator, termasuk burung laut dan ikan-ikan besar.
Keunggulan Ikan Kembung
Nah, sekarang mari kita cari tahu kandungan gizi ikan kembung!
Menurut informasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dalam 100 gram ikan kembung terdapat 2,6 gram omega-3. Sedangkan dalam 100 gram salmon, hanya terdapat 1,4 gram omega-3. Dari data ini, terlihat bahwa kandungan omega-3 dalam ikan kembung lebih tinggi daripada salmon.
Ikan kembung juga mengandung protein yang lebih tinggi dan kolesterol yang lebih rendah. Dalam 100 gramnya, ikan kembung mengandung 21,4 gram protein dan 33 mg kolesterol. Sementara itu, salmon mengandung 19,9 gram protein dan 52 mg kolesterol dalam 100 gramnya.
Terlebih lagi, ikan kembung memiliki daging yang lembut dan mudah diolah menjadi aneka hidangan lezat. Harganya pun relatif terjangkau dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Ikan kembung sering diproses menjadi ikan pindang, ikan asin, abon, dan kerupuk agar lebih tahan lama.
Manfaat Ikan Kembung untuk Kesehatan
Mengonsumsi ikan kembung secara rutin sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, misalnya:
- Menjaga kesehatan jantung dengan membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL).
- Meningkatkan fungsi otak. Kandungan asam lemak omega-3 membantu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan belajar.
- Meredakan peradangan dan menjaga kekebalan tubuh dengan adanya antioksidan dalam ikan kembung.
Wah, ternyata banyak sekali ya keunggulan ikan kembung! Ini membuktikan bahwa ikan lokal tidak kalah bergizi untuk dikonsumsi. Dengan kandungan omega-3 yang tinggi dan berbagai manfaat bagi kesehatan, ikan kembung adalah sumber protein hewani yang terbaik!
Untuk memperoleh ikan kembung berkualitas tinggi, kamu dapat memesan di Seafood by Aruna. Kami menjual ikan kembung dan ikan laut lokal lainnya, serta berbagai seafood yang siap olah dan aman untuk dikonsumsi.
Lima Film untuk Mengenal Laut Lebih Dekat
Bukan hanya menghibur, film juga bisa menjadi sumber pengetahuan tentang kehidupan laut dan tantangan yang dihadapinya. Dari film animasi hingga dokumenter kontroversial, berikut lima film yang dapat kamu tonton untuk mengenal laut lebih dekat.
Finding Nemo (2003)
Finding Nemo adalah film animasi yang lucu dan menghibur tentang petualangan seekor ikan kecil bernama Nemo. Dalam film ini, kamu akan dibawa ke dalam keindahan kehidupan laut dan belajar tentang persahabatan dan keberanian di tengah ancaman bahaya.
Film ini juga memberikan pandangan tentang kerusakan terumbu karang dan pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem laut. Jika kamu ingin mengenalkan anak-anak pada keindahan laut dan menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, Finding Nemo adalah pilihan yang tepat.
Chasing Coral (2017)
Chasing Coral adalah film dokumenter yang menunjukkan dampak perubahan iklim pada terumbu karang di seluruh dunia. Film ini diproduksi oleh Netflix dan disutradarai oleh Jeff Orlowski.
Dalam film ini, kamu akan melihat bagaimana ahli biologi dan fotografer bawah air bekerja sama untuk merekam gambar-gambar terumbu karang dan melihat secara langsung bagaimana perubahan iklim mengancam keberlangsungan hidup terumbu karang.
Film ini memberikan wawasan yang dalam tentang perubahan iklim dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan laut dan manusia. Chasing Coral juga memberikan gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk mempromosikan perikanan berkelanjutan dan menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
The End of the Line (2009)
The End of the Line adalah film dokumenter tahun 2009 yang disutradarai oleh Rupert Murray dan didasarkan pada buku karya Charles Clover dengan judul yang sama. Film ini menyoroti masalah kepunahan ikan di seluruh dunia akibat overfishing dan praktik penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab. Clover dan timnya melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk menggambarkan dampak dari overfishing pada spesies ikan tertentu dan kehidupan laut secara keseluruhan.
Film ini menggambarkan betapa pentingnya kita untuk memperhatikan bagaimana kegiatan manusia berdampak pada laut dan mengambil tindakan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Film ini juga menyoroti upaya-upaya yang sedang dilakukan oleh para ahli, nelayan, dan pemerintah untuk memperbaiki keadaan, seperti penerapan kuota penangkapan ikan dan pengembangan teknologi yang lebih ramah lingkungan dalam industri perikanan.
The End of the Line memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dampak dari praktik penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab dan mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan melakukan tindakan nyata untuk menghentikan kerusakan lebih lanjut. Film ini memenangkan beberapa penghargaan, termasuk Best Film pada Festival Film Lingkungan Sedona pada tahun 2010.
Sharkwater (2006)
Sharkwater adalah film dokumenter yang dibuat oleh fotografer dan pembela lingkungan, Rob Stewart. Film ini mengungkapkan kebenaran yang tidak diketahui oleh banyak orang tentang hiu dan betapa pentingnya hiu bagi kehidupan laut.
Stewart melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk mendokumentasikan aktivitas perburuan hiu yang tidak berkelanjutan dan praktik-praktik yang merusak lingkungan laut. Film ini memberikan gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk melindungi hiu dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Sharkwater juga memberikan pandangan tentang keindahan dan keunikan kehidupan laut, termasuk bagaimana hiu berperan penting dalam menjaga keberlangsungan kehidupan laut. Jika kamu ingin mempelajari lebih banyak tentang hiu dan upaya-upaya yang dilakukan untuk melindunginya, Sharkwater adalah pilihan yang tepat.
My Octopus Teacher (2020)
My Octopus Teacher menceritakan perjalanan seorang penyelam dan kebersamaannya dengan seekor gurita di lepas pantai Afrika Selatan.
Dalam film ini, kamu akan belajar tentang kecerdasan dan keunikan gurita, serta hubungan yang terjalin antara manusia dan hewan laut. Film ini memberikan gambaran tentang bagaimana kehidupan laut dapat memberikan inspirasi dan keajaiban bagi manusia.
My Octopus Teacher juga memberikan pandangan tentang bagaimana keberlanjutan ekosistem laut dapat dibangun melalui pengetahuan dan penghargaan terhadap keunikan kehidupan laut.
Dengan menonton film-film ini, kamu dapat memperdalam pengetahuan kamu tentang laut dan mengenal bagaimana menjaga keberlanjutan ekosistem laut. Jadi, yuk tonton film-film ini dan semakin menyadari betapa pentingnya menjaga laut untuk masa depan kita dan generasi selanjutnya!
Olahan Abon Ikan oleh Perempuan Pesisir Selayar sebagai Bentuk Hilirisasi Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan sebesar 4-6% pada tahun 2023. Untuk memenuhi target tersebut, KKP terus mendorong pemanfaatan sumber daya laut, termasuk melalui hilirisasi. Hilirisasi perikanan adalah proses mengubah produk perikanan mentah menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Salah satu contoh sukses hilirisasi perikanan adalah olahan abon ikan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Olahan abon ikan tersebut diproduksi oleh Kelompok Kembang Dahlia, para perempuan pesisir asal Desa Mekarindah, Kepulauan Selayar.
Abon Ikan Produksi Kelompok Kembang Dahlia
Sebelas orang perempuan pesisir tergabung dalam Kelompok Kembang Dahlia. Awalnya, abon ikan hanya diproduksi dalam skala kecil. Seiring berjalannya waktu, usaha mereka terus berkembang dan semakin sukses. Produknya tidak hanya dipasarkan di sekitar Selayar, tetapi juga ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Kendari, Makassar, dan Kalimantan. Abon ikan dijual seharga Rp15.000 per kemasan 100 gram.
Dalam seminggu, Kelompok Kembang Dahlia memproduksi abon ikan dua kali. Proses pembuatannya mencapai 9 jam per sesi. Rosmina, dari Kelompok Kembang Dahlia, menjelaskan bahwa seluruh proses pembuatan abon ikan dilakukan secara mandiri, dari pengadaan bahan baku, hingga pengemasan.
Abon ikan berkualitas tinggi tersebut dikemas dengan aman dan menarik. Bahan baku produksi abon ikan diperoleh dari nelayan lokal di tiga dusun terdekat, antara lain Dusun Saburangiah, Bansiang, dan Alasah.
Potensi Perikanan di Kepulauan Selayar
Perairan Kepulauan Selayar memiliki sumber daya ikan yang melimpah, terutama ikan cakalang, ikan tongkol, dan ikan tuna. Ikan-ikan tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan banyak diminati oleh pasar. Potensi perikanan ini dapat dioptimalkan melalui pengembangan produk perikanan olahan, misalnya pembuatan abon ikan.
Usaha abon ikan memiliki potensi untuk menjadi usaha yang berkelanjutan, karena abon ikan memiliki daya simpan yang lama dan mudah didistribusikan. Daya simpan abon ikan dapat mencapai 6 bulan hingga 1 tahun jika disimpan dengan benar. Abon ikan juga berbentuk padat dan tidak mudah rusak, sehingga pendistribusiannya mudah.
Dampak Positif Hilirisasi Perikanan
Hilirisasi perikanan telah memberikan dampak positif bagi masyarakat pesisir di Kepulauan Selayar, salah satunya adalah menciptakan lapangan kerja bagi perempuan pesisir. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan pesisir juga dapat meningkatkan produktivitasnya dan meningkatkan ekonomi keluarga. Usaha abon ikan telah memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat pesisir.
Di samping itu, hilirisasi perikanan juga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk perikanan. Abon ikan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan ikan mentah. Abon Ikan Khas Kepulauan Selayar telah dipasarkan ke luar kota, bahkan ke luar pulau.
Sebagai perusahaan perikanan yang mendukung perikanan berkelanjutan, Aruna mengapresiasi Kelompok Kembang Dahlia atas upayanya mengembangkan produk abon ikan. Produk abon ikan yang dihasilkan oleh Kelompok Kembang Dahlia merupakan contoh nyata bagaimana hilirisasi perikanan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Yayasan Maritim dan Aruna juga berkomitmen untuk terus memberdayakan usaha menengah, kecil, dan mikro masyarakat pesisir, khususnya mereka yang mengolah produk perikanan. Yuk, dukung pelaku usaha perikanan lokal dengan membeli produk-produk mereka. Dengan demikian, kita turut berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan keberlanjutan sumber daya perikanan.
Aruna Inisiasi Program Menabung bagi Nelayan dan Masyarakat Pesisir
Sebagai perusahaan perikanan yang berfokus pada pemberdayaan nelayan lokal, Aruna memiliki berbagai program edukasi bagi masyarakat pesisir. Program edukasi bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat pesisir, terutama mengenai teknologi perikanan dan keberlanjutan ekosistem laut.
Selain itu, Aruna juga menginisiasi program menabung khusus bagi nelayan dan masyarakat pesisir yang tergabung dalam ekosistem bisnis Aruna. Dengan adanya program ini, Aruna berharap dapat membantu masyarakat pesisir dalam mengelola keuangan.
Seperti apa program menabung yang diinisiasi oleh Aruna dan apa saja dampaknya bagi masyarakat pesisir?
Mengapa Program Menabung Ini Sangat Penting?
Program menabung bagi nelayan dan masyarakat pesisir dilakukan untuk membentuk dana darurat. Dana darurat ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak, seperti perbaikan mesin kapal atau alat tangkap ikan, kebutuhan rumah tangga yang tidak terduga, serta biaya pengobatan jika sakit atau kecelakaan saat bekerja.
Community Development Kalimantan Timur, Yanuardi Septian, menjelaskan, “Kebetulan masyarakat di sini sudah lebih dulu melihat sejumlah kejadian yang mau tak mau memaksa mereka untuk memiliki dana darurat.”
Sebelumnya, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat pesisir seringkali bingung harus meminta bantuan kepada siapa. Dengan adanya tabungan, maka masyarakat pesisir memiliki cadangan dana yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Bagaimana Program Menabung Aruna Berjalan?
Program menabung ini dilakukan secara kolektif dan dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Para anggota berkumpul dan menyetorkan uang tunai kepada bendahara. Kemudian, bendahara akan mengumpulkan dan menyimpan seluruh uang tunai dalam rekening bank milik koperasi Aruna.
Seperti yang dilakukan oleh komunitas pesisir di Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Timur dengan Pak Moko, Nelayan Aruna 001, yang bertugas sebagai bendahara. Setelah uang terkumpul, Pak Moko akan melakukan validasi keuangan melalui grup WhatsApp yang beranggotakan para nelayan dan ibu picker.
Masyarakat pesisir di Tanjung Batu telah menabung secara rutin sejak Agustus 2021. Melalui program menabung Aruna, masyarakat pesisir dapat menabung dengan mudah dan aman. Salah satu nelayan di Tanjung Batu, Pak Jusman, mengatakan, “Kalau di suatu saat nanti ada keperluan mendadak, ini uang bisa diambil sewaktu-waktu, kok.”
Apa Manfaat Program Menabung Aruna?
Program menabung Aruna memberikan berbagai manfaat bagi nelayan dan masyarakat pesisir. Selain dapat membantu dalam mengelola keuangan, program ini juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk menabung dengan tujuan yang lebih spesifik, seperti dana pensiun atau dana pendidikan anak. Dengan demikian, masyarakat pesisir dapat merencanakan masa depan dengan lebih matang.
Aruna berharap program menabung ini dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi nelayan dan masyarakat pesisir. Partisipasi aktif, transparansi, dan pengelolaan dana yang baik dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan program menabung ini.
Program ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat pesisir. Tidak hanya menyediakan sarana untuk menabung, tetapi juga memberikan wawasan dan keterampilan dalam mengelola keuangan dengan bijak dan bertanggung jawab. Aruna akan terus melakukan pendampingan agar program ini dapat terlaksana dengan baik.
Aruna turut bangga kepada masyarakat pesisir yang tergabung dalam komunitas Aruna. Menabung adalah kebiasaan baik yang harus dipertahankan. Aruna akan terus berfokus kepada kesejahteraan masyarakat pesisir melalui berbagai program pemberdayaan. Dengan begitu, sektor perikanan dan kelautan akan terus berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.
Ekonomi Biru untuk Keberlanjutan dan Kesejahteraan Masyarakat
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang menjadi salah satu pilar ekonomi nasional. Upaya mengoptimalkan potensi ini dilakukan melalui konsep “Ekonomi Biru”, yang menjadi fokus utama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah kepemimpinan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
Ekonomi Biru adalah konsep pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Konsep ini mencakup sektor kelautan, perikanan, pariwisata, transportasi air, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah.
Lima Program Ekonomi Biru KKP
Berikut adalah lima program Ekonomi Biru yang menjadi prioritas KKP:
- Perluasan kawasan konservasi laut, untuk melindungi dan melestarikan ekosistem laut.
- Penangkapan ikan terukur (PIT) berbasis kuota, untuk mengatur dan mengendalikan jumlah ikan yang boleh ditangkap oleh nelayan sesuai dengan daya tangkap perairan.
- Pembangunan perikanan budidaya ramah lingkungan, untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya dengan menggunakan teknologi dan metode yang ramah lingkungan.
- Pengelolaan dan pengawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, untuk mengelola dan mengawasi sumber daya dan potensi pesisir dan pulau-pulau kecil secara optimal dan berkelanjutan.
- Penanganan sampah plastik di laut, untuk mengatasi masalah sampah plastik di laut yang dapat merusak ekosistem laut dan mengganggu aktivitas perikanan.
Konsep Ekonomi Biru untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Merata
Dengan menerapkan Ekonomi Biru, Indonesia dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang merata di sektor kelautan dan perikanan. Hal ini berarti bahwa semua pihak yang terlibat, khususnya nelayan, dapat menikmati manfaat dari hasil sumber daya kelautan dan perikanan.
Di samping itu, pemanfaatan sumber daya juga harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga tidak mengurangi ketersediaan dan kualitas sumber daya tersebut di masa depan.
Konsep Ekonomi Biru diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan dan mitigasi perubahan iklim. Ketahanan pangan berarti Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan, khususnya protein hewani dari hasil perikanan. Mitigasi perubahan iklim berarti Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan menyesuaikan diri dengan dampak perubahan iklim.
Indonesia sebagai Pemimpin Industri Ekonomi Biru
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, meraih penghargaan sebagai The Best Leader for Developing Blue Economy Strategy pada Indonesia Visionary Leader (IVL) 2023. Penghargaan ini diberikan karena Menteri Trenggono dinilai mampu menggagas dan mengimplementasikan program-program berbasis Ekonomi Biru dengan baik.
Selain itu, Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto, mengungkapkan bahwa KKP berhasil meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sektor kelautan dan perikanan. Pada tahun 2022, PNBP mencapai Rp1,79 triliun, yang merupakan rekor tertinggi sejak KKP berdiri pada tahun 1999.
Capaian-capaian ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemimpin dalam industri Ekonomi Biru dunia. Dengan luas wilayah perairan mencapai 6,4 juta kilometer persegi, Indonesia juga memiliki keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah.
Oleh karena itu, kerja sama dari berbagai pihak sangatlah diperlukan untuk mencapai keberlanjutan laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Aruna, sebagai perusahaan perikanan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat pesisir, menjalin kemitraan dengan para nelayan lokal. Hal ini telah membantu meningkatkan pendapatan nelayan lokal dan menciptakan lapangan kerja di daerah pesisir.
Selain itu, kami juga menggunakan alat tangkap ramah lingkungan yang dapat membantu menjaga kelestarian sumber daya kelautan, serta selalu menjaga kualitas hasil tangkapan agar dapat memenuhi standar keamanan pangan.
Rumpon, “Rumah” Ikan yang Bantu Nelayan Terapkan Budaya Melaut Ramah Lingkungan
Perikanan merupakan salah satu sektor andalan yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini juga berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah pesisir. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk menjaga keberlanjutan laut agar sektor perikanan dapat terus berkembang dan bermanfaat.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian laut adalah dengan mencanangkan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), misalnya, memiliki program pembangunan rumpon atau rumah ikan. Apa dampak dari program pembangunan rumpon tersebut? Untuk mengetahui lebih lanjut, mari simak artikel ini!
Rumpon: Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan
Rumpon atau rumah ikan adalah struktur bangunan yang ditempatkan di dasar laut atau perairan lainnya. Rumpon berfungsi sebagai tempat berlindung, berkumpul, dan berkembang biak bagi ikan-ikan dan biota laut.
Keunggulan rumpon sebagai alat tangkap ikan ramah lingkungan, yaitu:
- Tidak merusak habitat dan ekosistem laut. Rumpon justru dapat membantu melestarikan dan memperkaya keanekaragaman hayati laut.
- Tidak menimbulkan limbah atau polusi karena rumpon tidak menggunakan bahan kimia atau racun yang dapat membahayakan ikan dan lingkungan.
- Tidak berpotensi menangkap ikan secara berlebihan (overfishing), sehingga melindungi ikan-ikan kecil dan biota laut lainnya yang dilindungi.
Dengan menggunakan rumpon, nelayan dapat menangkap ikan dengan lebih mudah dan efisien. Ikan-ikan akan berkumpul di sekitar rumpon, sehingga nelayan tidak perlu mencari lokasi tangkapan yang jauh atau tidak pasti. Nelayan hanya perlu mendekati rumpon dan menangkap ikan-ikan yang masuk ke dalamnya. Hal ini dapat menghemat biaya operasional dan meningkatkan hasil tangkapan.
Pembangunan Rumpon untuk Para Nelayan
Mengingat dampak positif yang diperoleh dari pembangunan rumpon, Pemprov Sulsel berencana untuk membangun rumpon secara masif. Pembangunan rumpon ini merupakan salah satu program prioritas Pemprov yang dianggap strategis untuk mendukung sektor perikanan di wilayah Sulsel.
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, M. Ilyas, Pemprov Sulsel mengalokasikan anggaran sebesar Rp 109 miliar untuk pembangunan 68.280 unit rumpon bagi para nelayan di 19 kabupaten/kota. Anggaran ini diambil dari rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 yang dikhususkan untuk sektor perikanan.
Diversifikasi Program Perikanan
Selain pembangunan rumpon, Pemprov Sulsel juga mengalokasikan anggaran untuk program-program lainnya, yaitu program asuransi bagi 10.000 nelayan, pemulihan fasilitas dan infrastruktur di enam pelabuhan perikanan, serta pengawasan di bidang kelautan dan perikanan.
Program-program tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan sektor perikanan di Sulsel secara menyeluruh, baik dari sisi produksi, distribusi, maupun konsumsi. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Sulsel, antara lain menekan angka kemiskinan, menjamin ketersediaan pangan, dan mencegah kejadian stunting.
Melalui program pembangunan rumpon dan berbagai inisiatif lainnya, diharapkan Sulsel dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pelestarian lingkungan laut, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Aruna, perusahaan perikanan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan, turut mendukung program penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Dalam pelaksanaannya, para nelayan Aruna juga memanfaatkan alat tangkap ramah lingkungan, contohnya bubu yang digunakan untuk menangkap rajungan. Hal ini menunjukkan komitmen Aruna untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Mari bersama-sama mendukung program-program yang dapat menjaga kelestarian laut. Dengan dukungan semua pihak, kita dapat menciptakan laut yang berkelanjutan dengan segala keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.