Indonesia Bangga, Pempek Jadi Hidangan Seafood Terlezat di Dunia
Pempek jadi makanan khas Indonesia yang mencuri perhatian dunia kuliner. Berdasarkan TasteAtlas, sebuah situs ensiklopedia kuliner dunia, Pempek adalah hidangan seafood terlezat di dunia dengan rating 4.8. Nilai ini sama dengan Amêijoas à Bulhão Pato yang merupakan hidangan seafood asal Portugal dan sedikit lebih tinggi dari Sushi, hidangan asal Jepang.
Hidangan lezat ini terbuat dari daging ikan yang digiling halus dan dicampur dengan tepung sagu. Kelezatannya terletak pada kombinasi sempurna antara tekstur kenyal dari adonan pempek dan kelembutan daging ikan tenggiri yang digunakan. Ketika digigit, pempek memberikan sensasi yang unik.
Konon, pempek pertama kali diperkenalkan oleh seorang pedagang Tionghoa yang biasa dipanggil Apek. Dia hidup pada zaman Kesultanan Palembang yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badaruddin II. Apek memiliki ide untuk memanfaatkan ikan yang melimpah dengan membuat berbagai jenis masakan, salah satunya pempek. Ia pun menggiling daging ikan, mencampurnya dengan tepung sagu, lalu menggorengnya hingga renyah dan lezat.
Pempek mudah ditemukan di berbagai warung makan, restoran, atau pedagang kaki lima di seluruh Indonesia. Bahan utama pembuatan pempek terdiri dari ikan tenggiri, tepung sagu, dan air. Langkah pembuatannya yaitu mengambil daging dan kulit dari ikan tenggiri segar. Lalu daging ikan dihaluskan dan dicampur dengan tepung sagu, air, dan bumbu seperti bawang putih dan garam. Adonan kemudian dibentuk sesuai dengan jenis pempek yang diinginkan.
Ada berbagai variasi pempek, seperti kapal selam, lenjer, adaan, dan kulit. Pempek kapal selam memiliki tekstur yang kenyal dan isian telur rebus di bagian tengahnya. Pempek lenjer memiliki bentuk silindris dengan tekstur yang lembut. Pempek adaan berbentuk bulat. Sedangkan pempek kulit bentuknya pipih dan lebih garing karena berbahan kulit ikan tenggiri.
Penyajian pempek biasanya dilengkapi dengan kuah cuko yang menjadi ciri khas hidangan ini. Kuah cuko terbuat dari campuran bahan seperti air, cuka, gula, garam, bawang putih, dan cabai. Rasa asam, manis, dan pedas menyegarkan lidah saat dicampur dengan pempek. Selain itu, pempek juga bisa dilengkapi dengan irisan timun segar, ebi, dan kerupuk untuk menambah kelezatan hidangan.
Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Palembang, saat ini menjadi sentra produksi pempek di Indonesia. Menurut Asosiasi Pengusaha Pempek di Palembang, produksi pempek mencapai 11 ton per hari dan meningkat menjadi 17 ton per hari saat bulan Ramadhan. Selain untuk konsumsi masyarakat lokal, penjualan pempek ke luar daerah bahkan luar negeri juga dilakukan. Jabodetabek menjadi wilayah tujuan utama pengiriman pempek dari Sumatera Selatan. Beberapa negara lain juga menjadi tujuan ekspor pempek, antara lain Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Australia, dan Jepang.
Sebagai makanan yang telah mendapatkan pengakuan internasional, pempek menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam industri kuliner. Keberhasilan pempek masuk dalam jajaran hidangan seafood terlezat di dunia tahun 2023 bukan hanya sebuah prestasi, tapi juga merupakan langkah penting dalam memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia ke dunia internasional. Pempek menjadi duta kuliner Indonesia yang memperlihatkan keahlian dalam mengolah ikan laut menjadi hidangan yang menggugah selera.
Jika ingin mencoba membuat pempek sendiri di rumah, pastikan kamu menggunakan bahan-bahan yang segar dan berkualitas. Kamu bisa mengandalkan supplier ikan laut yang menyediakan ikan tenggiri berkualitas tinggi. Salah satu pilihan terbaik adalah Seafood by Aruna, yang secara khusus menjual ikan laut dan memiliki reputasi yang terpercaya.
Dengan memilih ikan tenggiri berkualitas, kamu dapat memastikan rasa dan tekstur pempek yang optimal. Hasil pempek yang kamu buat akan memiliki cita rasa yang memikat, sejalan dengan kelezatan pempek yang telah diakui secara internasional.
Mengenal Proses Pasteurisasi pada Daging Rajungan
Sebagai salah satu produk unggulan Aruna, rajungan adalah salah satu makanan laut yang diminati dan memiliki nilai tinggi di pasar. Cita rasa dagingnya yang lembut juga menjadi poin istimewa dari rajungan. Ini membuatnya menjadi opsi praktis untuk hidangan laut yang lezat dan sehat.
Daging rajungan kaleng adalah sumber protein berkualitas tinggi yang sering digunakan dalam berbagai resep makanan. Kebanyakan orang lebih suka daging rajungan yang telah diolah dalam kaleng karena kemudahan penggunaannya. Anda tidak perlu repot-repot membersihkan, memasak, atau memisahkan dagingnya dari cangkangnya. Semua pekerjaan itu telah dilakukan untuk Anda.
Selain kemudahan penggunaan, daging rajungan kaleng juga memiliki umur simpan yang cukup lama. Ini membuatnya menjadi pilihan praktis untuk disimpan di dapur Anda. Anda dapat menyimpan beberapa kaleng daging rajungan sebagai cadangan makanan darurat atau untuk penggunaan sehari-hari.
Produk daging rajungan kaleng juga memungkinkan Anda menikmati cita rasa lezat dari daging rajungan kapan saja yang Anda inginkan. Anda dapat menggunakannya sebagai bahan dasar hidangan seperti salad, pasta, sup, atau hidangan laut lainnya. Rasakan kelezatan daging rajungan yang lembut dalam setiap gigitan.
Selain kepraktisan, daging rajungan kaleng juga memberikan manfaat gizi yang tinggi. Daging rajungan kaya akan protein, yang sangat penting bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh Anda. Selain itu, daging rajungan juga mengandung berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin B, selenium, dan zinc. Ini adalah komponen penting untuk menjaga kesehatan Anda.
Daging rajungan kaleng juga memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang khas. Itulah mengapa banyak orang menyukainya dalam berbagai hidangan. Anda dapat menggabungkannya dengan berbagai bahan makanan lain untuk menciptakan hidangan yang lezat dan bergizi.
Dalam industri makanan laut, kualitas daging rajungan kaleng sangat dijaga. Proses pasteurisasi digunakan untuk memastikan keamanan dan kualitas daging rajungan. Daging rajungan dipanaskan pada suhu tertentu untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang mungkin ada dalam produk. Setelah itu, daging rajungan segera didinginkan untuk menghentikan proses pasteurisasi. Hal ini memungkinkan daging rajungan tetap segar dan aman selama penyimpanan dalam kaleng.
Dalam dunia kuliner, daging rajungan kaleng sering dijadikan pilihan unggul untuk memasak hidangan laut yang lezat. Anda dapat menciptakan berbagai hidangan, mulai dari saus rajungan hingga salad rajungan yang segar. Citarasanya yang lembut dan teksturnya yang unik membuatnya menjadi bahan yang sempurna untuk kreativitas kuliner Anda.
Jadi, jika Anda mencari pilihan praktis untuk menikmati daging rajungan berkualitas, daging rajungan kaleng adalah jawabannya. Produk ini memiliki banyak keunggulan, mulai dari kemudahan penggunaan hingga kualitas rasa yang istimewa. Rajungan adalah salah satu komoditas seafood yang menjanjikan dalam hal potensi ekspor yang menguntungkan. Namun, perlu diingat bahwa rajungan juga rentan terhadap kontaminasi bakteri yang dapat merusak produknya jika tidak ditangani dan disimpan dengan benar. Lalu, apa solusinya?
Pasteurisasi, salah satu cara paling efektif
Salah satu cara paling efektif untuk terus menjaga kualitas daging rajungan adalah dengan melakukan pasteurisasi pada daging. Pasteurisasi sendiri merupakan teknik yang dilakukan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme patogen yang terkandung dalam produk makanan. Hal ini dilakukan melalui proses pemanasan produk pada suhu tertentu selama beberapa waktu yang telah ditentukan. Tak berlama-lama, proses tersebut kemudian langsung dilanjutkan dengan pendinginan cepat.
Mengenal proses pasteurisasi secara lebih dekat
Secara lebih detail, pada proses pasteurisasi, daging rajungan harus melalui tahap pembersihan, pemisahan dari cangkang, dan pemisahan daging dari bagian lainnya. Setelah itu, daging rajungan akan dipanaskan pada suhu tertentu, umumnya antara 86-87 derajat Celsius selama sekitar 140 menit. Apris Modica, Quality Assurance Aruna, mengatakan, “Tahap ini sangat krusial karena suhu dan waktu pasteurisasi haruslah tepat agar daging rajungan aman dari mikroorganisme patogen. Sesaat setelah itu, daging rajungan didinginkan dengan suhu 0 hingga 2 derajat Celcius selama 120 menit sebelum dikemas.”
Manfaat pasteurisasi
Proses pasteurisasi pada daging rajungan memberikan sejumlah manfaat, lho. Pertama, proses ini dapat menghancurkan mikroorganisme patogen, seperti Salmonella dan E. coli yang berpotensi besar menyebabkan penyakit. Kedua, pasteurisasi memperpanjang umur simpan daging dengan mengurangi pertumbuhan bakteri yang bersifat destruktif. Proses ini memungkinkan daging rajungan agar tetap dapat terjaga kualitas dan kesegarannya, baik selama pengiriman maupun penyimpanannya.
Dengan metode pasteurisasi, Aruna telah berhasil menciptakan rajungan berkualitas tinggi yang aman dari kontaminasi mikroorganisme berbahaya. Produk rajungan BOON bukan hanya mempertahankan cita rasa lezat dan tekstur yang lembut, tetapi juga memastikan keamanan dan kebersihan produk selama penyimpanan dan pengiriman. Itulah mengapa rajungan BOON Aruna adalah pilihan yang tepat untuk penggemar seafood yang menginginkan kualitas terbaik dan kemudahan dalam proses memasak. Dengan produk rajungan BOON, Anda dapat menikmati rajungan lezat dan sehat kapan saja tanpa khawatir akan kualitasnya.
Majukan Fisheries Main Industry Dengan Kedepankan Kolaborasi
Farid Naufal Aslam selaku Co Founder dan CEO Aruna membagikan pengalaman yang dikenyam olehnya selama menjalankan Aruna yang merupakan perusahaan perikanan yang berkeinginan menjadikan sustainable fisheries sebagai motor untuk memajukan sektor fisheries main industry. Apalagi pengimplementasian keberlanjutan ini sekarang sudah dilandasi oleh pemerintah yang menjadikan ekonomi biru sebagai haluan pembangunan negara, dimana kemaritiman merupakan poros penting. (lebih…)
Mengoptimalisasi Potensi Masyarakat Adat Biak Karon
Banyak kalangan yang masih belum menyadari pentingnya posisi masyarakat adat dalam menjaga keseimbangan ekosistem, termasuk kelestarian sumber daya laut. Oleh karena itulah Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mendukung pengembangan wilayah yang dapat dikelola oleh masyarakat hukum adat. Dukungan dari YKAN terhadap pengembangan masyarakat hukum adat ini serta merta merupakan dukungan atas tindakan pemerintah yang terus memberikan penguatan masyarakat hukum adat yang termasuk bagian dari penerapan sustainable fisheries examples.
Pemerintah Terus Mendorong Pemberian Kekuatan Hukum Masyarakat Adat
Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sendiri sejak tahun 2016 telah memfasilitasi pengakuan serta perlindungan bagi 27 komunitas masyarakat hukum adat yang diperkuat oleh 20 Peraturan Bupati/Wali Kota. YKAN memandang dengan membentu kerangka pengelolaan yang baik, maka wilayah yang dikelola oleh masyarakat adat dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik secara ekonomi maupun dalam aspek keberlanjutan sumber daya alam. Yang tidak boleh dilupakan adalah pentingnya melakukan pendampingan agar pengetahuan tradisional dan modern dapat dipadu padankan sehingga potensi masyarakat adat dapat dioptimalkan, entah itu berupa potensi pariwisata bahari, budaya maritim, budidaya maupun restorasi.
Bentuk dukungan penuh pemerintah untuk memaksimalkan potensi masyarakat adat, salah satunya tertuang dalam Peraturan Bupati Tambrauw Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Werur di Distrik BIkar yang yang berada dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan laut Berbasis Hukum Adat Kabupaten Tambrauw, dimana dalam wilayah tersebut bermukim masyarakat dari suku Biak Karon. YKAN menggandeng berbagai mitra kerja untuk dapat menyelenggarakan perhelatan Festival Adat Munara Beba Biyak Karon di Wenur Raya, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barad Daya pada 22-25 Maret.
YKAN mendukung pemerintah untuk menjadikan masyarakat adat sebagai pilar penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem dengan mendampingi mereka agar dapat menggali potensi yang dimiliki. Demikian pula dengan penyelenggaraan festival adat yang baru saja usai, kegiatan festival tersebut dimaksudkan untuk memperkuat masyarakat hukum adat Biak Karon yang tak hanya dipenuhi oleh berbagai atraksi, tetapi membantu masyarakat Biak Karon untuk dapat kembali menghidupkan kearifan adat yang mereka miliki.
Kegiatan festival suku Biak Karo ini memang dipenuhi oleh berbagai lomba dan atraksi budaya, kerajinan, kuliner, produk khas maupun berbagai seni tradisi lainnya yang bersifat menghibur, tetapi juga untuk pertama kalinya seluruh marga atau keret dari suku Biak Karon akhirnya dapat berkumpul untuk mendukung keberhasilan festival dan melaksanakan kegiatan sasi. Menurut tokoh agama masyarakat setempat, tradisi sasi ini merupakan kegiatan masyarakat Biak Karon yang sempat lama ditinggalkan dan tidak dilakukan lagi oleh masyarakat setempat. Padahal tradisi sasi memberikan peran yang sangat besar bagi masyarakat pesisir untuk dapat menjaga keseimbangan ekosistem.
Masyarakat Adat Biak Karon Menjadi Contoh Positif dalam Keberlanjutan Perikanan
Ketua Dewan Adat Suku Biak Karon, Yunus Rumansara, dengan gembira mengatakan, “Memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana adalah ajaran nenek moyang kami. Melalui festival dan kembalinya tradisi sasi, kami berusaha untuk merawat lingkungan dengan baik, baik sekarang maupun untuk masa depan.” Dalam upaya menunjukkan komitmen masyarakat Biak Karon dalam menjaga keberlanjutan laut, festival tradisional ini diakhiri dengan upacara tutup sasisen. Komitmen ini adalah contoh positif dalam menjalankan perikanan berkelanjutan yang patut dicontoh oleh masyarakat adat pesisir lainnya.
Dukungan yang diberikan oleh YKAN untuk mengoptimalkan potensi masyarakat adat patut diapresiasi dan seharusnya diikuti oleh pihak lain. Aruna juga telah lama aktif memberikan bantuan dan edukasi kepada masyarakat pesisir, membantu mereka meningkatkan kualitas produksi dan hasil tangkapan mereka dalam industri perikanan. Dengan peningkatan kualitas produksi, para penyuplai seafood dan pihak lainnya bersedia memberikan harga yang lebih baik kepada para nelayan.
Cemaran Minyak Hitam Ganggu Usaha Perikanan Budidaya di Bintan
Para nelayan yang melakukan kegiatan usaha perikanan budidaya maupun tangkap di sekitar Pulau Bintan harus kembali menelan pil pahit, pasalnya hampir sekeliling dari bagian pesisir pantai pasti akan “mendapat jatah” dicemari oleh minyak hitam tak bertuan. Beberapa sumber mengungkapkan bahwa kehadiran minyak hitam yang mencemari area pantai hingga area pesisir ini memang berulangkali terus terjadi sejak puluhan tahun.
“Ya, pasrah aja setiap tahun seperti itu sih,” ungkap Kurnia selaku Ketua Rukun Tetangga (RT) 02 Rukun Warga (RW) 01 Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan, Kepulauan Riau, yang mengungkapkan bahwa mereka tidak berdaya untuk mengentaskan masalah pencemaran minyak yang terjadi di daerahnya ini. Bahkan dirinya lebih memilih bergotongroyong dengan warga untuk membersihkan limbah minyak tersebut dibandingkan memberikan laporan kejadian ke instansi terkait, dikarenakan kehadiran limbah hitam ini sudah seperti kejadian yang lumrah. “Walaupun dibersihkan, nanti (limbah minyak) datang lagi pas air laut pasang,” demikian alasan yang diberikan oleh Kurnia.
Selain Mengganggu Kegiatan Usaha Perikanan Budidaya, Juga Berdampak Pada Sektor Pariwisata
Selain mengganggu kegiatan masyarakat yang kegiatan utamanya memiliki usaha perikanan budidaya maupun menangkap ikan, sektor pariwisata pun turut merasakan dampak kerugian yang cukup besar setiap kali limbah minyak ini datang, diantaranya adalah White Sand, Pantai Gunawan, Agro Beach, termasuk Bamboo Beach yang juga berlokasi di Desa Teluk Bakau. Selama ini Bamboo Beach menyediakan pantai yang bersih serta berbagai santapan seafood yang nikmat bagi para wisatawan, dengan hadirnya limbah ini tentu saja manajemen terpaksa menutup kawasan mereka. Padahal selama ini masakan seafood yang disajikan bukan mereka beli dari supplier seafood dari luar daerah, melainkan merupakan hasil tangkapan dan budidaya langsung para nelayan sekitar.
Kehadiran limbah minyak yang cukup masif ini tentu saja mengganggu kegiatan utama masyarakat pesisir yang kesehariannya menjalankan usaha perikanan budidaya, karena keramba mereka pun turut tercemar. Belum lagi para nelayan yang melaut, alat tangkap yang mereka gunakan otomatis akan ikut terkena limbah minyak. Tentu saja kehadiran limbah yang rutin menghampiri ini membuat hasil tangkap dan panen para nelayan terganggu. Kurnia menyampaikan harapannya agar kelak permasalahan limbah minyak ini bisa segera mendapat solusi dan tidak lagi mengganggu mata pencaharian para nelayan.
Belum Ada Kepastian Penyebab Kehadiran dari Limbah Minyak
Air laut yang tercemar bukan hanya mencemari pesisir pantai tetapi juga menghasilkan polusi udara, karena tumpukan minyak yang menempel pada tiang keramba mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Hingga saat ini, belum ada pihak yang berhasil mengungkapkan darimana sebenarnya asal limbah minyak yang mengganggu jalannya fisheries industry di Pulau Bintan tersebut. Pengelola Bamboo Beach bahkan menungkapkan bahwa limbah yang datang kali ini jauh lebih parah dibanding tahun 2022.
Para pengelola kawasan wisata di Pulau Bintan sudah menyampaikan persoalan ini ke PSDKP BIntan, DKP Provinsi Kepulauan Riau, Syahbandar, bahkan hingga ke Babinsa dengan harapan masalah yang memberikan dampak masif bagi masyarakat Bintan ini bisa segera diselesaikan. Tentu saja limbah minyak ini menjadi tantangan bagi pemerintah yang sedang fokus membuat berbagai program dan kebijakan demi menjaga kualitas dan kelestarian sumber daya laut dapat terjaga.
Aruna berharap masalah yang ternyata sudah terjadi menahun dan semakin parah ini dapat segera diatasi. Tentu saja upaya dari pemerintah dan dukungan dari berbagai stakeholder sangat penting untuk segera mencari sumber limbah dan mencegahnya untuk datang kembali. Sementara itu Aruna Hub pun bersama masyarakat dan Local Hero selalu menghimbau agar para nelayan selalu menggunakan mesin yang sehat ketika melaut, agar tidak ada tetesan minyak dari mesin yang turut mencemari lingkungan dan mengganggu keseimbangan alam.
Produk Nelayan Aruna jadi Primadona Fisheries Supply di Amerika
Di Amerika Utara, Seafood Expo North America (SENA) merupakan ajang pameran seafood yang terbesar. Ribuan pihak yang terkait dalam fisheries supply, termasuk pihak pembeli dan pemasok pun bertemu karena menghadiri pameran tahunan yang diselenggarakan selama tiga hari ini. Apalagi Amerika Utara sendiri memang merupakan salah satu negara besar yang aktif melakukan kegiatan impor berbagai produk hasil fisheries industry dari berbagai negara di seluruh dunia. Dalam ajang SENA, Aruna Crab sebagai produk rajungan premium yang telah diproduksi dengan memenuhi standar keberlanjutan global, menjadi produk primadona bagi para pembeli yang hadir dalam kegiatan ini.
Aruna telah lama merambah pasar Amerika Utara, tepatnya sejak tahun 2017 silam dan masih bertahan hingga saat ini karena permintaan impor ulang dari pasar Amerika Utara terus berlanjut hingga sekarang. Salah satu faktor yang bisa membuat Aruna berhasil mempertahankan pangsa fisheries supply di pasar global, karena Aruna memiliki komitmen dan tanggung jawab yang diemban untuk memberikan produk seafood pilihan. Karena konsumen di mancanegara sudah sangat memerhatikan aspek traceability, sustainable fisheries, dan Good Manufacturing Practices (GMP) dari setiap produk yang masuk ke rantai pasok supplier seafood di negara mereka.
Aruna Bantu Pemerintah Untuk Pasarkan Produk Perikanan ke Pasar Global
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri, memang tengah gencar mendorong para pelaku fisheries industry untuk mengekspor komoditas produk perikanan. Adapun pemerintah telah menargetkan 5 komoditas produk perikanan agar dapat mendunia, yakni udang, lobster, kepiting, rumput laut dan ikan tilapia. Selaku integrated fisheries commerce dan supply chain aggregator asal Indonesia, Aruna telah turut membantu target pemerintah Indonesia untuk meramaikan pasar ekspor dengan memasok 3 komoditas berupa kepiting, udang dan ikan yang telah Aruna ekspor untuk memenuhi fisheries supply global, khususnya Amerika.
Aruna Fokus Penuhi Permintaan Fisheries Supply di Mancanegara dengan Produk Kualitas Berstandar Global
Utari Octavianty-CoFounder dan Chief Sustainability Officer Aruna menyatakan bahwa Produk Aruna telah lama hadir di pasar internasional, dengan fokus pada komoditas yang berbeda di setiap negara. Contohnya, rajungan Aruna telah diakui kualitasnya oleh masyarakat Amerika, dan Aruna selalu memenuhi permintaan mereka akan produk tersebut. Selain itu, beberapa komoditas unggulan lainnya dari Aruna juga digemari oleh masyarakat internasional. Hingga saat ini, Aruna telah menghasilkan lebih dari 23 komoditas produk perikanan unggulan dengan kualitas internasional yang juga mengisi pasar perikanan domestik. Konsumen ritel, baik lokal maupun internasional, dapat merasakan produk-produk unggulan Aruna yang berkualitas tinggi dengan membelinya di e-commerce Seafood by Aruna.
Hingga kini, Aruna dan ekosistem Aruna Hub telah tumbuh bersama 40.000 Nelayan Aruna dan 500 perempuan pesisir dalam menghasilkan produk perikanan yang telah memenuhi Global Standard Food Safety dengan penilaian tertinggi, sehingga produk yang dipasarkan oleh Aruna layak untuk dipasarkan di pasar internasional. Terlebih lagi pemerintah telah mengambil langkah untuk melakukan hilirisasi pada produk perikanan, demi dapat memajukan perekonomian kelautan. Dengan pertumbuhan yang telah dicapai hingga saat ini, Aruna semakin optimis untuk dapat membantu pemerintah melakukan hilirisasi produk perikanan di Indonesia agar bisa mendunia.
Neraca Sumber Daya Laut Penting Dalam Penerapan Sustainable Fishing
Bertempat di negara Panama, pada Jumat 3 Maret 2023 baru saja selesai digelar perhelatan berskala internasional Side Event The Global Ocean Accounts Partnership (GOAP) Our Ocean Conference (OOC). Victor Gustaaf Manopo selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut yang mewakili Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), turut mengambil andil dalam perhelatan tersebut dengan mengutus untuk menggaungkan pentingnya isu neraca sumber daya laut (ocean account) untuk menjawab tantangan pengelolaan laut dalam penerapan sustainable fishing yang sesuai dengan arah ekonomi biru.
Sejak tahun 2021, proyek percontohan neraca sumber daya kelautan telah dilakukan di 7 Kawasan Konservasi Laut (KKL) dan 1 wilayah perikanan, menetapkan landasan yang kuat bagi Indonesia dalam menentukan luasan ekosistem, kondisi, dan nilai moneter untuk mangrove, karang, dan lamun secara nasional. Hal ini diungkapkan oleh Victor.
Alasan Neraca Sumber Daya Laut Penting Dalam Ekonomi Biru Maupun Sustainable Fishing
Definisi neraca sumber daya laut (neraca SDL) sendiri menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah kompilasi informasi yang terstruktur serta konsisten dan dapat dibandingkan berupa peta, data, statistik, dan indikator tentang lingkungan laut dan pesisir, termasuk keadaan sosial dan aktivitas ekonomi yang terkait termasuk alur rantai pasokan supplier seafood. KKP sendiri sebenarnya telah mengadakan pilot project bersama GOAP untuk bersama-sama mengembangkan serta menyusun neraca SDL. Karena kementerian yang dikepalai oleh Sakti Wahyu Trenggono ini menilai neraca SDL merupakan rujukan ideal dalam menerapkan pengelolaan laut yang mempertimbangkan aset sumber daya laut, aliran ekonomi dan lingkungan dimana sustainable fishing berkaitan erat dengan 3 hal tersebut.
Neraca DSL Merupakan Instrumen dengan Implikasi Nasional dan Global
Victor menjelaskan bahwa tantangan dari pengelolaan laut yang berkelanjutan terletak pada 3 hal yakni melindungi lautan sekaligus mempertahankan manfaatnya bagi umat manusia, mengupayakan peningkatan perlindungan laut dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, serta memastikan barang dan jasa dari lautan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
KKP memposisikan neraca SDL sebagai instrumen yang sudah sepatutnya dilibatkan demi membantu pengelolaan kawasan konservasi, perencanaan ruang laut, rehabilitasi ekosistem pesisir, serta pengembangan ekonomi berbasis kelautan. Melihat implikasinya dalam kebijakan dalam tataran nasional dan global, pemerintah Indonesia memprioritaskan penyusunan neraca SDL sebagai hal yang penting dan mendesak. Implikasi secara nasional dan global tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Implikasi nasional
Data dan informasi keanekaragaman hayati serta ekosistem dalam pembangunan nasional yang akan mendukung pencapaian SDG atau tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Implikasi global
Memiliki urgensi untuk mewujudkan komitmen Indonesia dalam forum Convention on Biological Diversity (CBD) dan High Level Panel on Sustainable Ocean Economy (HLP-SOE).
Dihadiri Banyak Pemangku Kepentingan, Indonesia Tidak Menyia-nyiakan Kehadirannya dalam OOC 2023
Forum Our Ocean Conference 2023 banyak dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara diantaranya dihadiri oleh Mike Kelloway selaku Ketua Dewan GOAP, Rick Spinrad Wakil Menteri NOAA (Amerika Serikat), Ilana Seid Perwakilan Tetap Palau untuk PBB, Sherpa Presiden Palau di Ocean Panel, Per W. Schive, Wakil Direktur Jenderal Kementerian Iklim dan Lingkungan (Norwegia), serta Ilona Drewry, Kepala Keuangan Biru Berkelanjutan Internasional (Inggris). Mengingat perhelatan forum internasional ini merupakan ajang penting dalam merumuskan berbagai aspek demi keberhasilan penerapan ekonomi biru, sangat tepat untuk kembali menggaungkan neraca SDL yang merupakan terobosan yang digagas oleh Trenggono selaku Menteri KKP.
Dengan terus berperan aktif dalam berbagai forum internasional yang berkaitan dengan SDG dan sustainable fisheries, tentunya peran pemerintah Indonesia pun akan semakin disegani oleh negara lain. Begitu juga halnya dengan apa yang selama ini dilakukan Aruna dalam berbagai kesempatan, mewakili suara perusahaan perikanan di Indonesia agar dapat terus memberikan dampak bagi masyarakat nasional dan global. Karena untuk dapat berhasil memajukan fisheries industry, metode dan instrumen yang tepat agar ekologi tetap dapat terpelihara harus mutlak digunakan. Kelak di kesempatan yang akan datang, Aruna pun membuka kemungkinan untuk mewakili ekosistem perikanan dan kelautan nasional di kancah internasional.
5 Negara yang Berhasil Menjalankan Sustainable Fisheries Concept
Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan sektor kemaritiman sebagai poros perekonomian penting di masa yang akan datang. Bahkan selain menerapkan blue economy, pemerintah juga memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dalam penerapan blue economy atau ekonomi biru, tentu saja sangat erat kaitannya dengan penerapan konsep perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries concept).
Negara Yang Berhasil Menjalankan Sustainable Fisheries Concept Didominasi oleh Negara Eropa
Implementasi konsep perikanan yang berkelanjutan memang tidak bisa dilepas dari perekonomian biru, dimana kemajuan ekonomi harus dibarengi dengan kelestarian ekologi. Terkini, sudah semakin banyak negara yang menyadari pentingnya penerapan sustainable fisheries concept dan sudah ada 5 negara yang telah berhasil menerapkan konsep keberlangsungan ini dimana 4 diantaranya merupakan bagian dari Benua Eropa, beberapa tersebut diantaranya adalah:
1. Kanada
Kanada telah memperkenalkan berbagai kebijakan dan praktik perikanan berkelanjutan yang terbukti efektif. Negara ini memiliki sistem manajemen perikanan yang ketat dan membatasi jumlah ikan yang dapat ditangkap setiap tahunnya. Bahkan Kanada juga telah mengembangkan program sertifikasi perikanan berkelanjutan yang dikenal sebagai Fisheries Improvement Projects (FIPs).
2. Amerika Serikat
Amerika Serikat juga telah berusaha keras untuk menerapkan perikanan berkelanjutan. Negara ini telah memperkenalkan berbagai undang-undang dan peraturan untuk membatasi jumlah ikan yang dapat ditangkap dan mengontrol kegiatan perikanan secara ketat. Amerika Serikat juga telah memperkenalkan program sertifikasi perikanan berkelanjutan sendiri yang dikenal sebagai Marine Stewardship Council (MSC), yang telah berhasil menghasilkan lebih dari 350 produk perikanan berkelanjutan di pasar global.
3. Selandia Baru
Selandia Baru telah menerapkan peraturan ketat untuk menjaga keberlanjutan perikanan mereka. Negara ini memiliki sistem manajemen perikanan yang efektif mencakup pengaturan batas tangkapan ikan, memperkenalkan zona penangkapan ikan yang terbatas dan melarang penangkapan ikan di beberapa daerah yang dianggap kritis. Selandia Baru juga telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga keberlanjutan perikanan di tingkat internasional dengan mengambil bagian dalam beberapa forum dan organisasi global yang membahas perikanan berkelanjutan.
4. Islandia
Islandia juga telah menjadi pemimpin dalam menerapkan perikanan berkelanjutan. Negara yang terletak di Benua Eropa bagian barat ini memiliki sistem manajemen perikanan yang efektif, termasuk batasan jumlah ikan yang dapat ditangkap dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut. Islandia juga telah mengembangkan sertifikasi perikanan berkelanjutan sendiri yang dikenal sebagai Responsible Fisheries Management.
5. Norwegia
Negara ini telah memimpin perikanan berkelanjutan selama beberapa dekade terakhir karena telah menerapkan sistem manajemen perikanan yang ketat. Pemerintah Norwegia membatasi jumlah ikan yang dapat ditangkap setiap tahun dan mengontrol kegiatan perikanan termasuk alur seafood supplier secara ketat. Disamping itu, Norwegia juga memiliki sistem sertifikasi perikanan berkelanjutan yang diakui secara internasional, karena telah lebih dari 60% ikan yang ditangkap di perairan Norwegia sekarang telah tersertifikasi sebagai perikanan berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tentu saja bisa belajar banyak dari negara-negara yang telah berhasil memajukan sektor fisheries industry mereka dengan menerapkan sustainable fisheries concept tersebut melalui kerjasama bilateral ataupun multilateral. Meskipun tentu saja tugas untuk memajukan sektor kelautan bukanlah tugas pemerintah semata, seluruh lapisan harus kompak mendukung dan berperan aktif, mulai dari produsen hingga ke level konsumen.
Sebagai perusahaan supply chain aggregator, Aruna telah bergerak aktif untuk mengedukasi masyarakat mulai dari komunitas nelayan hingga ke masyarakat luas selaku konsumen produk perikanan, agar perikanan berkelanjutan dapat dirasakan dampaknya oleh seluruh pihak. Bahkan melalui ekosistem Aruna Hub, masyarakat pesisir di berbagai daerah telah mendapat edukasi untuk dapat mengurangi limbah kegiatan perikanan dengan mengolah limbah tersebut menjadi produk yang bernilai ekonomi, demi mencapai misi untuk menjadikan laut sebagai sumber kehidupan yang lebih baik untuk semua.
Pentingnya Sustainable Fishing Untuk Menangkis Global Warming
Mencairnya gunung es di Antartika kini sudah masuk ke tahapan yang cukup mengkhawatirkan. Bahkan gunung es terbesar yang bernama A68A ini telah mencair sebanyak 1 triliun ton atau 900 juta metrik ton. Jumlah air sebanyak ini bisa digunakan untuk mengisi kolam renang standar olimpiade lebih dari 60 juta kali. Lantas apa yang dapat kita lakukan dalam menghadapi global warming ini? Dari sisi perikanan, kita harus semakin fokus untuk mencegah kerusakan lingkungan dengan mengedepankan penerapan metode sustainable fishing.Mengapa Sustainable Fishing Penting?
Kondisi alam kini sudah berada di tahapan yang sangat memprihatinkan. Untungnya semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk lebih memperhatikan kelestarian lingkungan. Bahkan masyarakat di negara maju sudah mensyaratkan sertifikat sustainable untuk berbagai produk konsumsi. Sedikit menarik kebelakang, sustainable jika diartikan dalam Bahasa Indonesia artinya adalah berkelanjutan atau berkesinambungan. Makna berkelanjutan yang digunakan disini berkaitan dengan menjaga kelestarian lingkungan.Karena sebelumnya banyak metode produksi dan konsumsi yang turut menyumbang kerusakan lingkungan. Jadi penerapan metode yang sustainable dalam berbagai proses produksi maupun konsumsi dianggap penting karena dalam prosesnya sudah memerhatikan sisi kelestarian lingkungan. Selain itu, semakin banyak pihak yang peduli dan terlibat dalam kelestarian lingkungan ini makan semakin cepat kelestarian alam bisa lebih pulih. Dengan begini, menerapkan prosedur yang mengutamakan kelestarian lingkungan sejak proses produksi sudah sangat penting untuk segera dilakukan.Masyarakat Pesisir Sebagai Garda Terdepan
Mayoritas pelaku ekonomi sektor perikanan kita ditopang oleh masyarakat yang tinggal di area pesisir, karena sebagian besar dari mereka memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Disinilah alasan mengapa masyarakat pesisir harus benar-benar diedukasi mengenai penerapan sustainable fisheries. Startup Aruna sebagai startup perikanan yang sangat concern pada isu lingkungan pun, menjadikan masyarakat pesisir ini sebagai garda terdepan. Meskipun sebenarnya masyarakat non pesisir pun banyak yang turut menyumbang profesi sebagai pembudidaya ataupun pengolah produk perikanan.Apalagi biasanya dalam kegiatan pengolahan hasil tangkapan nelayan, ada peran penting para perempuan dalam proses ini. Oleh karena itulah perempuan pesisir memegang peran yang sangat penting untuk urusan pengimplementasian konsep sustainable fishing dalam fisheries industry. Ekosistem Aruna Hub yang dibentuk oleh Aruna akan terus mengedukasi masyarakat termasuk perempuan pesisir, agar terus mengedepankan sustainability mindset.Peran Konsumen dalam Sustainability
Apakah usaha untuk melestarikan lingkungan hanya cukup di tahap produksi? Tentu saja tidak. Di awal kita sudah mengungkapkan bahwa konsumen pun memiliki peran yang tidak kalah penting dalam melestarikan lingkungan. Jika semakin banyak aspek kehidupan yang mengedepankan sustainability, tentu hal ini akan semakin baik dampaknya.Perilaku konsumen yang semakin kritis terhadap isu lingkungan, kini telah melahirkan sustainable lifestyle. Ini merupakan konsep gaya hidup yang turut memperhatikan kelestarian lingkungan dengan memastikan bahwa produk yang mereka gunakan dan konsumsi sudah diproses dengan memperhatikan aspek lingkungan. Mulai dari material bahan bangunan, peralatan makan, pakaian, hingga makanan. Bahkan bisa saja jika kedepannya pun akan ada supplier seafood yang hanya menjual produk-produk sustainable. Dengan semakin banyaknya public figure yang ikut menggaungkan sustainable lifestyle, maka semakin banyak pula masyarakat umum yang “terpapar” isu sustainability. Fakta di lapangan ini membuat tim Aruna berharap besar agar semakin banyak orang yang turut terlibat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Karena dengan semakin banyak pihak yang terlibat, makan dampak yang dapat dihasilkan pun akan semakin mudah dirasakan oleh masyarakat.Peran Penyuluh Penting Dalam Sustainable Fisheries Development
Pemerintah Republik Indonesia telah menjadikan ekonomi biru sebagai haluan serta mencanangkan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Keduanya tentu mensyaratkan Indonesia agar memiliki pilar yang kuat di sektor kelautan dan perikanan. Karena sektor kelautan dan perikanan akan memegang posisi yang semakin penting, maka diperlukan strategi sustainable fisheries development yang komprehensif dan mumpuni agar dapat menjadikan dunia maritim Indonesia sebagai tulang punggung pembangunan yang kokoh.
Dalam menjalankan sustainable fisheries development, ketersediaan dan kualitas parah penyuluh turut memegang peran penting untuk mencapai keberhasilan penerapan program prioritas yang telah dicanangkan pemerintah, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hal ini dikarenakan para penyuluh bertugas mendampingi serta menjadi penghubung untuk menyampaikan informasi seputar dunia perikanan dari pemerintah pusat ke daerah-daerah. Mengingat peran penting yang diemban oleh tenaga penyuluh perikanan, maka sangat miris ketika fakta di lapangan justru mengungkapkan bahwa jumlah mereka masih belum sesuai dengan kebutuhan.
Berbagai Daerah Masih Kekurangan Tenaga Penyuluh Perikanan
Salah satu contoh kasus kekurangan tenaga penyuluh perikanan ini terjadi di Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan. Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten Empat Lawang, Andi Ramlan S.Pi. mengungkapkan bahwa di area kerjanya hanya terdapat 7 orang yang tergabung dalam tim penyuluh perikanan di Dinas Perikanan Kabupaten Empat Lawang. Sementara di Kabupaten Empat Lawang terdapat 10 kecamatan dan di Kecamatan Pendopo seharusnya disediakan 2-3 orang penyuluh karena kegiatan perikanan di sana lebih besar dibandingkan kecamatan lain.
“Idealnya satu kecamatan satu orang penyuluh perikanan. Kita ada 10 kecamatan. Akan tetapi juga tergantung wilayah perikanannya seperti Kecamatan Pendopo itu idealnya 2 atau 3 orang penyuluh perikanan,” demikian kata Andi Ramlan. Apalagi mengingat tugas mereka sangat penting untuk mengoordinasikan kegiatan perikanan di Satuan Administrasi Pangkalan (satminkal) penyuluhan perikanan serta dinas kelautan dan perikanan Provinsi Sumsel. Selain itu, para penyuluh perikanan juga bertugas melakukan verifikasi serta menandatangani pelaporan dan absensi penyuluhan perikanan dan melaksanakan tugas lain yang didelegasikan oleh BRSDM KP (Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan).
Kekurangan Penyuluh Perikanan Akan Berdampak Pada Jalannya Sustainable Fisheries Development
Persoalan kekurangan sumber daya manusia (SDM) di badan KKP ini harus segera diselesaikan, apalagi mengingat pemerintah baru saja mereformasi sistem pendidikan kelautan dan perikanan dan melakukan meleburkan seluruh unit menjadi Ocean Institute of Indonesia (OII). Karena jika jumlah SDM penyuluh perikanan tidak memenuhi jumlah yang ideal, maka penerapan sustainable fisheries development akan mengalami keterlambatan karena penyampaian informasi dari pusat ke daerah-daerah tidak dapat berjalan dengan baik dan tentunya akan mengakibatkan keterlambatan juga pada berjalannya fisheries industry.
Local Hero dan Aruna Hub, Bukti Aruna Menyadari Pentingnya Ketersediaan SDM Penyuluh Perikanan
Selama ini Aruna sebagai perusahaan perikanan yang fokus untuk meningkatkan taraf hidup nelayan melalui kegiatan perikanan yang berkelanjutan, menyadari betul pentingnya posisi pendamping dan penyuluh dalam mengawal berjalannya kegiatan perikanan. Melalui peran aktif ekosistem kelautan dan perikanan Aruna Hub serta peran para Local Hero di setiap daerah inilah, Aruna berhasil melakukan transfer ilmu, pengetahuan dan teknologi ke masyarakat pesisir. Ya, bukan hanya para nelayan saja yang merasakan peningkatan taraf hidup, melainkan masyarakat non nelayan yang bermukim di pesisir pun turut merasakan dampak positif.
Aruna berhasil mengedukasi para penduduk pesisir khususnya perempuan untuk dapat menghasilkan produk turunan dari sisa hasil kegiatan penangkapan atau budidaya perikanan. Produk yang mereka hasilkan pun dibantu pemasarannya agar dapat disalurkan ke konsumen potensial seperti restoran, hotel maupun supplier seafood di berbagai daerah hingga ke luar negeri. Oleh karena itu melihat kenyataan bahwa masih banyak daerah pesisir di Indonesia yang kekurangan tenaga penyuluh perikanan, sangat memprihatinkan. Semoga pemerintah dapat bekerjasama dengan para akademisi maupun sektor swasta untuk dapat segera menyelesaikan permasalahan kekurangan SDM ini.