Aruna Bantu Komunitas Lolos Dapat Modal dari Bank: Pencatatan jadi Tantangan Utama
Sulawesi Tenggara, Indonesia – Relasi Aruna dengan para mitranya tak terbatas pada hubungan bisnis yang bersifat transaksional semata. Pada 25 Februari 2024, misalnya, Aruna mengadakan pelatihan bagi komunitas pesisir penangkap rajungan yang telah tergabung dalam ekosistem bisnisnya. Dilaksanakan di Aruna Hub di Kendari, Sulawesi Tenggara, pelatihan tentang manajemen keuangan dan pencatatan cashflow ini mengangkat tema “Membangun Pondasi Bisnis: Strategi Keuangan dalam Pengelolaan Rajungan”. Pelatihan kali ini menyasar mitra yang secara khusus menangani komoditas rajungan, mengingat rajungan adalah salah satu produk dengan permintaan tertinggi di Aruna.
Berkaca dari komunitas pesisir di wilayah Tanjung Batu, Kalimantan Timur, yang menyambut baik edukasi finansial semacam ini melalui inisiasi menabung kolektif secara rutin, Aruna kemudian terdorong untuk melakukan hal serupa di Kendari. Pada kesempatan ini, objektifnya tak hanya sekadar mengaktifkan kebiasaan menabung, tetapi juga membuka wawasan mitra Aruna mengenai cara jitu untuk memperoleh akses pinjaman atau penambahan modal dari perbankan. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM kota Kendari Alda Kesutan Lapae, menegaskan, “Kunci utama ketika membicarakan perihal apapun dengan bank adalah kepercayaan. Bagaimana bank dapat memberikan kepercayaan mereka pada kita.”
Turut mengundang seorang praktisi keuangan setempat, Laode Rakhmad Darmawan, disebutkan setidaknya ada tiga jenis laporan keuangan yang penting untuk secara rutin dibuat dalam rangka memperoleh akses yang lebih mudah menuju pengajuan permodalan dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah. “Pertama, laporan laba rugi. Laporan ini menunjukkan selisih antara pendapatan penjualan dan pembelian ikan dari nelayan yang sudah ditambah dengan biaya operasionalnya. Kedua, laporan neraca atau laporan yang menunjukkan jumlah aset atau kekayaan, dan kewajiban atau hutang pada suatu waktu tertentu. Ada pula laporan arus kas yang menunjukkan bagaimana uang masuk dan keluar dari kegiatan usaha Bapak dan Ibu sekalian,” terangnya.
Hasbi Tawa, Manager Area di Sulawesi Tenggara, mengatakan, “Selama berproses di sini, kami menerima aspirasi dari banyak sekali komunitas yang kami bina terkait pemberian dukungan berupa permodalan. Sementara itu, kebanyakan dari komunitas binaan Aruna ini tidak bisa lolos secara administratif untuk mengajukan pinjaman modal ke perbankan. Tentu saja, menanggapi hal ini, Community Development Aruna melakukan assessment. Kami kemudian menemukan fakta bahwa pencatatan cashflow yang tak sistematis menjadi isunya, sehingga profitabilitas bisnisnya tidak bisa terbaca.”
Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, menambahkan, “Harapan kami dengan adanya pemberian edukasi dan binaan berkesinambungan pasca acara, tentu adalah untuk memastikan bahwa mitra binaan Aruna layak mendapatkan akses pinjaman dan/atau penambahan modal dari perbankan. Masalah cashflow ini, kami optimis, merupakan suatu hal yang dapat dibenahi melalui acara-acara edukatif. Community Development Area kami bersama dengan para Local Heroes juga tak henti-hentinya melakukan personal approach kepada para mitra Aruna. Tujuannya adalah agar mereka dapat betul-betul memahami objektif kami dalam menyelenggarakan acara-acara seperti itu. Tentu ada maksud positif yang ingin kami realisasikan, sehingga mereka sendirilah yang nantinya akan memetik maksud positif tersebut.”
Leave a reply
No comments found.