Aruna Kolaborasi dengan Lasik dan Yayasan Maritim untuk Tanam Bibit dan Monitoring Pertumbuhan Mangrove

Marco

6 Maret 2024

Aruna Kolaborasi dengan Lasik dan Yayasan Maritim untuk Tanam Bibit dan Monitoring Pertumbuhan Mangrove

Kalimantan Timur, Indonesia – Pada hari Minggu, 25 Februari 2024, Aruna berkolaborasi dengan Komunitas Lasik untuk menanam mangrove dengan jumlah mencapai 1000 bibit di Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Timur. Pengoperasian kapal yang dilakukan tiap hari oleh nelayan tentu banyak menyumbang polusi CO2. Hal inilah yang menjadi pendorong utama diadakannya agenda tersebut. Output dari kegiatan ini juga digadang dapat memberi perlindungan terhadap sedimentasi, abrasi, dan intrusi air laut, serta sebagai penahan badai dan angin yang bermuatan garam. Sejumlah pemangku kepentingan pun turut diundang, seperti Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan, Direktur Badan Usaha Milik Kampung, Sekretaris Camat, dan Kepala Bidang Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan setempat, serta pengrajin mangrove Tanjung Batu. 

Lasik sendiri merupakan komunitas pemuda yang memiliki visi dan misi yang selaras dengan Aruna. Komunitas ini bergerak untuk melestarikan alam maritim dengan penanaman bibit mangrove sebagai salah satu program andalannya. Karena jam terbangnya yang sudah relatif tinggi, melakukan konservasi lingkungan di wilayah Kalimantan Timur pun sudah menjadi keseharian Tim Lasik. Ditambah koneksi kuat Aruna dengan komunitas pesisir dan badan pemerintahan setempat, kedua belah pihak bertekad untuk menjadikan agenda ini sebagai tonggak kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan pesisir dari segala bentuk kerusakan. Sekretaris Camat Tanjung Batu, Tri Susanti S.Kom., M.M., mengatakan, “Kegiatan seperti ini tak boleh melupakan proses maintenance-nya juga. Dengan kata lain, bukan hanya seremonial di awal saja, tetapi bagaimana perawatan mangrove pasca kegiatan terus dilaksanakan dan dimonitor.”

Pada kesempatan ini, Lasik dan Aruna tak hanya mengadakan agenda menanam mangrove, tetapi juga mengundang seorang dosen dari Universitas Muhammadiyah Berau, Supriyadi Syam, S.Kel., M.Si.. Banyaknya area penanaman mangrove yang belum dioptimalkan menjadi faktor utama yang meyakinkan Lasik dan Aruna untuk menyisipkan agenda sosialisasi tersebut. “Restorasi sendiri merupakan upaya untuk memperbaiki fungsi ekologis hutan mangrove yang telah terdegradasi, tetapi harus diketahui bahwa restorasi, rehabilitasi ini tidak kemudian serta-merta dapat dilakukan secara gampang melalui penanaman kembali. Jangan cuma tanam, kemudian ditinggalkan. Tanjung Batu punya banyak area penanaman mangrove, tapi banyak pula fenomena degradasi lingkungan di sini. Artinya, kita punya ruang dan kebutuhan sekaligus—dua hal yang saling mengisi dan ini baik adanya,” ujar Supriyadi. 

Menutup agenda pada siang itu, Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, menegaskan poinnya tentang motivasi Aruna dalam melakukan kolaborasi bersama Lasik. Katanya, “Justru hal yang paling mendasar yang mendorong kami untuk melakukan kolaborasi bersama Lasik ini adalah outcome positif yang kemungkinan besar bisa kami ciptakan. Perlu diketahui bahwa penanaman mangrove ini selain dapat mengurangi fenomena kerusakan atau abrasi pantai, juga bisa menjadi tempat di mana ikan-ikan berkembang biak dan bertelur. Harapan kami adalah agar masyarakat sekitar juga dapat mencari ikan di lokasi tersebut. Dengan kata lain, ya, semoga  inisiasi yang kami lakukan ini dapat membantu perekonomian masyarakat, sekaligus merawat lingkungan di mana kita berada. Jika ini sudah beres, nanti program Aruna yang lain, yang semakin fokus untuk mempromosikan keberlanjutan perikanan, akan kami susulkan.”

Leave a reply

Array

No comments found.