Waduh, Overfishing Bikin Ikan Berkurang Hampir 90%?
Overfishing, atau penangkapan ikan secara berlebihan, merupakan ancaman serius bagi kelestarian sumber daya ikan dan ekosistem laut. Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah ikan yang ditangkap telah melebihi tingkat populasi alaminya, yang mengakibatkan penurunan stok ikan di seluruh dunia.
Di Indonesia, fenomena ini semakin mengkhawatirkan. Menurut hasil penelitian “Trends in Marine Resources and Fisheries Management in Indonesia in 2022” yang dilakukan oleh World Research Institute, ditemukan bahwa lebih dari 50% dari populasi ikan liar di Indonesia mengalami overfishing. Hal ini tidak hanya berdampak pada generasi saat ini, tetapi juga generasi mendatang.
Jika tidak ditangani dengan tepat, diperkirakan pada tahun 2050, populasi ikan konsumsi akan runtuh. Artinya, generasi mendatang akan mengalami kesulitan mendapatkan ikan sebagai sumber pangan.
1. Penyebab Overfishing
Faktor yang dapat menyebabkan overfishing, yaitu:
Penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dapat menangkap ikan secara tidak selektif, termasuk spesies yang bukan target (bycatch) dan spesies berukuran kecil.
Penangkapan ikan yang berlebihan dan di luar musim.
Tangkapan ikan berlebihan dapat mengakibatkan penurunan populasi ikan secara drastis. Sementara itu, penangkapan ikan di luar musim dapat mengganggu proses pemijahan dan pertumbuhan ikan.Daerah penangkapan ikan yang tidak terlindungi.
Daerah yang tidak terlindungi rentan terhadap praktik penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab karena tidak ada pengawasan dalam penangkapan.
2. Dampak Overfishing
Dampak overfishing terhadap spesies ikan konsumsi sangatlah besar. Jika terus berlanjut, populasi ikan dapat menurun hingga 90%. Hal ini akan mengakibatkan gangguan keseimbangan rantai makanan dalam ekosistem laut. Hasil tangkapan nelayan juga akan semakin sedikit, sehingga pendapatan nelayan pun akan menurun.
Dalam jangka panjang, overfishing memiliki dampak bagi generasi mendatang. Salah satu dampaknya adalah hilangnya sumber protein ikan, yang berpengaruh negatif terhadap kesehatan dan gizi anak-anak. Ikan merupakan sumber protein yang terjangkau dan mudah didapat, sehingga sangat penting bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Tidak hanya itu, overfishing juga berdampak pada ekosistem laut secara keseluruhan. Kerusakan terumbu karang akibat overfishing dapat mengurangi keanekaragaman hayati laut dan hilangnya habitat bagi spesies laut.
3. Upaya Aruna dalam Mencegah Overfishing
Sebagai perusahaan perikanan yang peduli terhadap keberlanjutan sumber daya laut, Aruna turut berperan aktif dalam mencegah overfishing. Kami menggunakan alat tangkap ramah lingkungan, seperti bubu, pancing ulur, pancing rawai, jaring angkat, dan jaring insang untuk mengurangi dampak negatif bagi ekosistem laut.
Selain itu, Aruna juga mendukung kebijakan Penangkapan Ikan Terukur yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kami berupaya mematuhi aturan-aturan yang telah dicanangkan dalam kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) agar populasi ikan tetap terjaga.
Dalam rangka mendukung perikanan skala kecil, kami memberdayakan nelayan lokal dengan memberikan bantuan pelatihan dan pendampingan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas nelayan, sehingga nelayan dapat memperoleh hasil tangkapan yang lebih berkualitas.
Overfishing adalah masalah serius yang harus segera diatasi. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk turut berperan dengan memilih produk perikanan dari perusahaan yang menerapkan praktik perikanan berkelanjutan. Dengan demikian, kita dapat menjaga sumber daya laut untuk masa depan yang lebih baik.
Mari bersama-sama menjaga kelestarian sumber daya ikan dan ekosistem laut agar generasi mendatang tetap bisa menikmati ikan yang lezat dan bergizi.
Leave a reply
No comments found.