Aruna Perkuat Rantai Pasok dan Komitmen Kualitas Produk Perikanan

Jakarta, 24 Maret 2025 – Permintaan global terhadap produk perikanan berkualitas tinggi terus meningkat, menciptakan peluang ekonomi besar bagi Indonesia. Pada 2024, ekspor perikanan Indonesia mencapai lebih dari $2,3 miliar, menjadikannya pemasok utama tuna, rajungan, dan produk laut bernilai tinggi lainnya. Sebagai pemain utama industri perikanan, Aruna berperan penting dalam memenuhi permintaan ini dengan memastikan pasokan seafood berkualitas tinggi yang berkelanjutan. Dengan kehadiran di hampir 90% wilayah pesisir dan kemitraan dengan 55.000 nelayan, Aruna menghubungkan produsen lokal dengan pasar internasional, mendorong perdagangan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi.  

Di usia ke-9, Aruna semakin percaya diri menghadapi tantangan industri dengan mengintegrasikan rantai pasok yang kuat serta berkomitmen terhadap kualitas produk. Dengan semangat Growing Stronger and Thriving Together, Aruna memperkuat ekosistem perikanan nasional melalui inovasi, strategi adaptif, serta kolaborasi erat dengan mitra strategis, nelayan, dan karyawannya di seluruh Indonesia. Ketahanan dan pertumbuhan ini tidak hanya menjamin keberlanjutan bisnis, tetapi juga memberi manfaat luas bagi komunitas pesisir dan industri perikanan.  

Menghadapi tantangan pasar dan fluktuasi ekonomi, Aruna tetap tangguh dengan teknologi, inovasi, dan optimalisasi operasional guna memastikan efisiensi serta kestabilan pasokan seafood. Sebagai perusahaan perikanan digital terdepan di Indonesia, Aruna terus membangun industri perikanan yang lebih kuat dan berkelanjutan.  

Dengan meningkatnya permintaan global, Aruna memperluas bisnisnya dengan produk seafood premium seperti Tuna, Rajungan, dan Lobster ke pasar internasional, memperkuat posisinya sebagai pemimpin sektor perikanan Indonesia. Selama sembilan tahun terakhir, Aruna mencatat pertumbuhan bisnis signifikan, meningkatkan pendapatan nelayan hingga 3–4 kali lipat. Teknologi canggih memungkinkan analisis pasokan dan permintaan yang lebih akurat, mendorong ekspansi ekspor hingga 62%. Produk utama seperti Tuna, Rajungan, Kembung, Lobster, dan Cakalang kini semakin diterima di pasar global, memperkuat daya saing ekspor Indonesia.  

Farid Naufal Aslam, Co-Founder & CEO Aruna, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada 55.000 nelayan, pembeli utama, dan investor atas dukungan mereka dalam pertumbuhan Aruna. Kami berkomitmen untuk terus memperluas pasar dan meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan global yang terus meningkat.

Komitmen Aruna terhadap Growing Stronger and Thriving Together juga terlihat dari dampaknya terhadap masyarakat pesisir. Bisnis Aruna tidak hanya memperkuat industri perikanan tetapi juga menciptakan lebih dari 7.000 lapangan kerja, 90% di antaranya diisi oleh perempuan. Dengan rantai pasok yang efisien, pemberdayaan nelayan, serta membuka peluang ekonomi bagi komunitas pesisir, Aruna memastikan ekosistem perikanan tumbuh bersama.  

Utari Octavianty, Co-Founder & Chief Sustainability Officer Aruna, menambahkan, Bisnis yang berkembang harus berkontribusi bagi komunitas. Kami tidak hanya memberdayakan nelayan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, terutama istri nelayan, melalui pelatihan pengolahan seafood dan manajemen keuangan rumah tangga. 

Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan (SEA for All commitment), Aruna berkontribusi dalam pelestarian ekosistem laut melalui, Program Marikultur dengan menaburkan 600 juta benih Rajungan untuk mendukung populasi berkelanjutan.  Aruna Zero Waste Hub yaitu mengelola 100.000 kg limbah produksi guna mengurangi dampak lingkungan dan dalam rangka pengurangan emisi karbon dengan menanam mangrove di tiga provinsi dan transplantasi terumbu karang untuk memulihkan biodiversitas laut.  

Bersama mitra strategis dan pemangku kepentingan, Aruna yakin akan terus tumbuh lebih kuat, membawa produk perikanan Indonesia ke pasar global, serta menuju Indonesia Emas 2045.  

#LautUntukSemua #SeaForAll  

Menghadapi Tantangan: Komitmen Aruna terhadap Keberlanjutan dan Inovasi di Sektor Perikanan Indonesia

Belakangan ini, ekosistem sektor agribisnis, terutama di bidang perikanan, menghadapi tantangan besar yang berdampak pada persepsi investor serta memperketat akses terhadap pendanaan di seluruh industri, termasuk bagi perusahaan yang tetap beroperasi secara transparan dan bertanggung jawab.

Seperti banyak perusahaan lain dalam lanskap ekonomi saat ini, Aruna telah mengambil keputusan sulit untuk menyesuaikan tenaga kerja sebagai bagian dari restrukturisasi strategis guna memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Meskipun terdapat penyesuaian organisasi, Aruna tetap berkomitmen terhadap transparansi dan praktik bisnis yang bertanggung jawab. Kami terus fokus meningkatkan produktivitas dengan memperkuat operasional serta mengeksplorasi peluang strategis untuk ekspansi bisnis yang berkelanjutan.

Di tengah tantangan ini, Aruna tetap teguh dalam memberdayakan komunitas pesisir dan menjaga kualitas produk demi memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Saat kami menavigasi dinamika pasar yang terus berubah, Aruna terus berinovasi di sektor perikanan Indonesia, beradaptasi dengan kondisi yang berkembang, serta berkomitmen menciptakan nilai yang berkelanjutan.

Farid Naufal Aslam, CEO & Co-Founder Aruna Indonesia

Sambangi Aruna, Kementerian Kenya Bicarakan Potensi Kerja Sama untuk Kemajuan Kelautan

H.E. Hassan A Joho, Sekretaris Kabinet untuk Pertambangan, Ekonomi Biru, dan Urusan Maritim Republik Kenya, Betsy Njagi, Sekretaris Utama Departemen Ekonomi Biru dan Perikanan Republik Kenya, beserta segenap jajaran, hadir ke Indonesia pada pertengahan Oktober 2024 lalu. Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki kerja sama di beberapa sektor, di antaranya adalah sektor ekonomi biru dan maritim. Dalam kesempatan itu, rombongan juga menyambangi Aruna sebagai pelaku aktif dalam industri kelautan dan perikanan tangkap pada tanggal 16 Oktober 2024. H.E. Galma Boru, Duta Besar Kenya di Indonesia, Ricardo Gita Perkasa dan Ratih Y. Kombonglangi selaku perwakilan dari Direktorat Afrika, Kementerian Luar Negeri, juga turut serta dalam kunjungan tersebut.

Pada kesempatan itu, pihak Kenya menyatakan minatnya untuk bertukar perspektif dan pengalaman dengan Aruna, terutama mengenai peluang kolaborasi dan investasi yang ada dan yang akan datang. Tidak dilakukan tanpa pertimbangan, pihak Kenya menilai bahwa Aruna telah berhasil menjadi salah satu pemain kunci di sektor perikanan di Indonesia. Co-Founder dan CEO Aruna, Farid Naufal Aslam, didampingi oleh Head of Corporate Affairs Aruna, Elkana Lewerisa, menjadi pihak yang mewakili Aruna dalam pertemuan tersebut.

Disebutkan oleh pihak Kenya bahwa model bisnis Aruna merupakan sesuatu yang relatif baru. “Fokusnya terletak pada hilirisasi yang terintegrasi ke hulu. Strategi ini menitikberatkan pada pengembangan komunitas di hampir 31 provinsi di Indonesia. Sebuah inisiasi yang nampak sederhana, tetapi tentu memerlukan banyak waktu agar dapat diimplementasikan secara keseluruhan. Ini yang kami ingin adopsi dari Aruna. Sebaliknya, Aruna juga kami undang untuk mempelajari sektor perikanan di Kenya, serta potensi yang kami miliki—baik perikanan laut maupun budidaya,” terang Hassan.

Tak sampai di situ, pentingnya praktik keberlanjutan dan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir juga menjadi hal yang ingin pihak Kenya terus perdalam. Dilansir dari laman United Nations, Kenya telah menerapkan Undang-Undang Pengelolaan dan Pengembangan Perikanan tahun 2016 yang mengatur Penangkapan Ikan IUU dan mempromosikan konservasi, pengelolaan, serta pengembangan sumber daya perairan untuk mata pencaharian masyarakat. Hal ini sangat selaras dengan PERMEN-KP No. 39 Tahun 2019 dan perspektif Aruna secara spesifik. “Adalah penting untuk menyatukan fokus kita, saling membantu demi praktik pemanfaatan laut yang baik dan benar,” Hassan menambahkan.

Pada penghujung pertemuan tersebut, Farid menyatakan, “Kami merasa terhormat dengan adanya kunjungan dari jajaran Departemen Ekonomi Biru Kenya. Kami sangat antusias untuk membagikan pengalaman kami dalam pengelolaan sumber daya ikan melalui pendekatan berbasis sosial-ekonomi dan lingkungan. Aruna menunggu implikasi kerja sama lebih lanjut antara Aruna dan Kenya, terutama untuk mendorong pertumbuhan bersama bagi masyarakat pesisir di kedua negara.”

Aruna Diskusikan Ekosistem Perikanan Digital dan Pemberdayaan Komunitas Pesisir di APEC Forum

Taipei, Taiwan – Pada 17 Oktober lalu, Aruna berkesempatan untuk hadir dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Forum. Agenda ini diselenggarakan oleh Industrial Technology Research Institute (ITRI), bekerja sama dengan Asia-Pacific Economic Cooperation Policy Partnership on Science, Technology, and Innovation (APEC PPSTI), bertempat di Grand Hyatt, Taipei, pada 16-17 Oktober 2024, serta dihadiri oleh ekspertis dari beberapa negara, seperti United States, Jepang, Peru, Thailand, Vietnam, Philippines, Papua New Guinea, China, dan Indonesia – diwakili Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna.

Forum ini bertujuan untuk membagikan pengalaman dan membuka peluang kerja sama antarnegara APEC dalam penerapan dan inovasi teknologi perikanan(smart fisheries). Dengan memanfaatkan teknologi perikanan yang sesuai, diharapkan dapat membantu bisnis dalam memperbaiki dan meningkatkan kapasitas produksi, mengakumulasi aset digital, hingga menjadi solusi dalam rantai pasok perikanan, sehingga memungkinkan transformasi digital dan menciptakan nilai berkelanjutan dari lautan. Dalam forum ini, Utari mendiskusikan seputar inovasi teknologi dalam mendukung ekosistem perikanan digital, juga upaya pemberdayaan komunitas pesisir, khususnya perempuan pesisir, untuk dapat mendukung pemenuhan nilai berkelanjutan.

Utari APEC at forum
“Aruna berkomitmen untuk mengintegrasikan keberlanjutan dalam operasional bisnis, sehingga ketika membangun ekosistem digital, perlu memastikan juga ekosistem ini nantinya dapat mendukung perikanan berkelanjutan,” ujar Utari. “Teknologi yang dikembangkan Aruna memungkinkan untuk memproyeksi kebutuhan pasar, sehingga dapat mengembangkan strategi penangkapan di setiap Aruna Hub, dan memastikan hasil tangkapan nelayan dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa adanya food waste.”

Di sisi lain, Aruna juga gencar berkontribusi pada pemberdayaan perempuan pesisir, diantaranya melibatkan mereka dalam pemrosesan pasca-penangkapan ikan, memimpin komunitas – misalnya dalam literasi keuangan, pemasaran digital, hingga kewirausahaan – pemberdayaan UMKM. Berdasarkan Laporan Keberlanjutan Aruna tahun 2023, tercatat lebih dari 2000 perempuan pesisir telah diberdayakan untuk mengelola produksi pasca-penangkapan ikan, serta pelatihan pemasaran pada beberapa UMKM di Banyuwangi (Jawa Timur), Bangkalan (Jawa Timur), dan Muna (Sulawesi Tenggara).

Upayakan Ekonomi Inklusif, Aruna Raih Tiga Terbaik Dalam Indonesia’s SDGs Actions Awards 2024

PT Aruna Jaya Nuswantara, Aruna, kembali mendapatkan apresiasi atas kiprahnya membangun ekonomi yang berkelanjutan di sektor perikanan. Kali ini, Aruna meraih Juara III Terbaik kategori Perusahaan Besar dalam Indonesia’s SDGs Actions Awards 2024. Penganugerahan ini diselenggarakan pada tanggal 7 Oktober 2024 di Ballroom Fairmont Hotel, Jakarta, dan diserahkan secara langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin. Aruna hadir diwakili oleh Utari Octavianty, Co-Founder dan CSO Aruna.

Apresiasi pada stakeholders terkait disampaikan oleh Wapres K.H. Ma’ruf Amin dalam sambutannya, “Saya perlu mengingatkan bahwa SDGs bukan hanya soal mencapai target, tetapi juga soal menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.”

“Kami sangat berterima kasih atas penghargaan ini, terlebih dalam kategori Perusahaan Besar, meskipun PT Aruna Jaya Nuswantara (Aruna) terhitung masih baru, kurang dari 10 tahun berdiri. Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi kepada seluruh nelayan Indonesia dan Nakama Aruna yang telah bekerja keras dalam mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam setiap proses yang kami jalankan,” ungkap Utari.

Tema Indonesia’s SDGs Actions Awards tahun ini adalah Keterkaitan Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan, dan Industri Hijau, dengan Fokus Tujuan Utama adalah Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas, Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan pertumbuhan Ekonomi, dan Tujuan 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Aruna mengusung Ekonomi Inklusif bagi nelayan skala kecil melalui perlindungan sosial dan pendidikan perikanan berkelanjutan sebagai praktik baik SDGs. Program ini berkontribusi langsung pada Tujuan 8, dengan Tujuan Pendukung 1: Tanpa Kemiskinan, Tujuan 2: Tanpa Kelaparan, dan Tujuan 14: Ekosistem Laut.

Diantara program untuk komunitas pesisir yang sedang berjalan adalah Implementasi FIP, dimana stakeholders terkait berupaya untuk memperbaiki praktik perikanan dan manajemen, sehingga spesies, habitat, dan komunitas terkait dapat terjaga. Dalam praktiknya, Aruna memastikan setiap stakeholders (dalam hal ini nelayan, pemerintah, serta sektor swasta dalam value chain terkait) memahami pentingnya hak asasi manusia dan etika bisnis. Implementasi FIP ini kemudian berkontribusi peningkatan kualitas nelayan dan masyarakat pesisir melalui edukasi dan pelatihan dan terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat mampu membuka peluang pasar yang lebih luas hingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir hingga 3-12x lipat.

Aruna Bekerjasama Dengan Nelayan dan Komunitas Pesisir Dalam Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia ke79

Konawe Selatan, Indonesia – Bagi banyak orang, jiwa kemerdekaan memiliki berbagai makna. Contohnya, semangat kemerdekaan timbul dari rasa apresiasi yang kita miliki terhadap para pahlawan yang telah berjuang gigih untuk memerdekakan Indonesia. Namun, bagi Aruna dan berbagai komunitas pesisir, perayaan ini juga merupakan wujud dari keinginan kita bersama untuk meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan para pemangku kepentingan perikanan Indonesia.

Karena itu, pada tanggal 24-26 Agustus 2024, Aruna merayakan HUT RI ke-79 melalui acara komunitas yang berjudul “Aruna Merdeka: Rayakan Semangat Kebersamaan”. Persiapan acara ini melibatkan langsung para nelayan dan para masyarakat pesisir di berbagai desa pesisir binaan Aruna.

Tema “Rayakan Semangat Kebersamaan” merupakan perwujudan dari rasa kebersamaan yang menjadi kunci interaksi antara Aruna dan para nelayan, picker, supplier, dan keluarga pesisir lainnya. Sebagai bagian dari tradisi acara “Tujuh Belasan” di Indonesia, acara ini mengadakan kompetisi-kompetisi tradisional seperti balap karung & balap kapal, serta kompetisi yang unik seperti lomba masak olahan kuliner rajungan.

Acara ini juga dihadiri oleh para pemerintah setempat, serta perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan dan BPJS Ketenagakerjaan. Sebagai bagian dari komitmen Aruna untuk terus membangun kesejahteraan masyarakat pesisir, acara ini juga merupakan kesempatan bagi Aruna untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan kerja para nelayan melalui edukasi tentang manfaat BPJS Ketenagakerjaan.

“Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini telah sukses membangun kedekatan antara para nelayan, supplier, serta para masyarakat pesisir lainnya,” sebut Ridwan, salah satu Regional Manager Aruna. “Selain merayakan sejarah kemerdekaan kita, acara ini juga berhasil membangun rasa kebersamaan di komunitas pesisir Aruna. Selain itu, dengan ikut melibatkan mitra seperti BPJS Ketenagakerjaan, kita dapat terus melaksanakan inisiatif yang berdampak positif bagi kesejahteraan dan penghidupan para masyarakat pesisir.”

Selain kompetisi-kompetisi tradisional, Aruna juga mengajak para masyarakat pesisir untuk ikut dalam kegiatan Jalan Sehat, serta tentunya nyanyi dan makan bersama. Melalui acara-acara seperti ini, Aruna terus membangun ikatan yang kuat dengan para nelayan dan masyarakat pesisir. Kegiatan seperti ini menjadi langkah yang pasti bagi Aruna untuk membantu membangun ekosistem perikanan yang lebih kuat dan sejahtera di Indonesia.

Krisis Iklim dan Keseimbangan Ekosistem Laut: Peran Indonesia dalam Memerangi Perubahan Iklim

Krisis iklim merupakan ancaman terbesar bagi planet kita. Kenaikan suhu global dan pola cuaca ekstrem adalah bukti nyata dari dampak krisis iklim yang semakin terasa di seluruh dunia. Semua ini berdampak pada laut, yang berperan vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menopang kehidupan di bumi.

Sebagai negara kepulauan dengan luas laut yang mencapai dua per tiga dari keseluruhan wilayahnya, Indonesia perlu mengambil langkah tegas dalam menghadapi krisis iklim. Dalam rangka peringatan Hari Laut Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Juni, ada beberapa aksi kolaboratif yang bisa dilakukan untuk memerangi perubahan iklim.

Keterkaitan Antara Krisis Iklim dan Keseimbangan Ekosistem Laut

Laut menyerap sekitar 25% emisi karbon dioksida. Proses ini membantu meredam dampak pemanasan global dengan mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer. Namun, peningkatan karbon dioksida yang berlebihan dapat mengakibatkan pengasaman laut yang akan mengancam keberlangsungan hidup organisme laut dan ekosistemnya.

Di sisi lain, suhu global yang meningkat menjadi faktor utama dalam kenaikan permukaan laut. Menurut laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dalam rentang waktu 1901-2018, permukaan laut global telah naik sebesar 0,2 meter. Diprediksi bahwa kenaikan ini dapat mencapai 0,44 hingga 0,76 meter pada tahun 2100.

Peningkatan air laut yang signifikan berpotensi mengganggu kehidupan manusia secara sosial dan ekonomi, termasuk perubahan garis pantai, banjir di wilayah pesisir, dan tenggelamnya pulau-pulau kecil.

Apa yang Dapat Dilakukan untuk Meminimalkan Dampak Krisis Iklim?

  • Mengurangi Sampah Plastik

United Nations Environment Programme (UNEP) menyebutkan bahwa setiap tahun terdapat 3,2 juta ton sampah plastik di Indonesia yang tidak terkelola dan 1,29 juta ton di antaranya berakhir di laut. Jika tidak ditangani secara serius, sampah plastik ini dapat menurunkan kualitas air laut dan merusak ekosistem.

Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, mengatakan, “Sejauh yang Aruna pahami, pemerintah berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik di laut sebanyak 70% pada tahun 2025. Namun, upaya ini membutuhkan dukungan aktif dari masyarakat, terutama dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Nah, hal ini jugalah yang Aruna perjuangkan melalui pemberdayaan masyarakat pesisir.”

  • Memulihkan Ekosistem Laut

Pemulihan ekosistem laut dilakukan melalui penanaman kembali mangrove, restorasi terumbu karang, dan perlindungan padang lamun. Upaya-upaya ini bertujuan untuk memperbaiki kesehatan laut sehingga kapasitas penyerapan karbon dapat meningkat. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan bahwa pada tahun 2025, Indonesia akan memiliki kawasan konservasi perairan setidaknya 30% dari total wilayah laut.

  • Memilih Produk Perikanan dari Sumber Berkelanjutan

Produk dari sumber berkelanjutan memastikan bahwa penangkapan dilakukan secara bertanggung jawab tanpa merusak lingkungan. Ini mencakup penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, pembatasan jumlah tangkapan, dan perlindungan habitat ikan yang kritis. “Pastikan bahwa pilihan seafood kita datang dari sumber yang memerhatikan aspek keberlanjutan. Harus kritis,” tegas Utari.

Komitmen Aruna dalam Memerangi Perubahan Iklim

Aruna berkomitmen untuk berperan aktif dalam memerangi perubahan iklim dengan cara:

  • Mendampingi masyarakat pesisir dalam mengelola sampah agar kelestarian laut tetap terjaga.
  • Melakukan konservasi ekosistem laut dengan menanam dan merestorasi mangrove.
  • Mendukung nelayan lokal untuk menerapkan praktik perikanan berkelanjutan.

Dengan mengembangkan gerakan ini melalui kolaborasi transformatif, Aruna tidak hanya akan menciptakan planet biru yang sehat, tetapi juga masyarakat yang lebih adil, setara, dan berkelanjutan. Utari menambahkan, “Dedikasi kami terwujud dalam Sustainability Report Aruna yang mencatat pencapaian dan komitmen kami dalam menjaga keberlanjutan perikanan.”

Aruna akan terus berinovasi dan berkolaborasi untuk melindungi laut Indonesia. Kami percaya bahwa dengan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi laut dan planet bumi.

Hardiknas 2024, Ini Langkah Sederhana Aruna dan Yayasan Maritim untuk Semangati Anak-Anak Pesisir

DKI Jakarta, Indonesia – “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar” telah ditetapkan menjadi tema utama Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei 2024 ini oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Seperti yang tertulis pada Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kemendikbud menyarankan agar seluruh instansi dapat membuat aktivitas yang menyenangkan untuk merayakan Hardiknas 2024 ini, sembari membangkitkan semangat belajar, serta mendorong partisipasi publik. Hal ini Aruna dan Yayasan Maritim turut lakukan dengan memberikan peralatan sekolah dan secara reguler menyumbangkan buku-buku pengetahuan umum, agama, dan fiksi, di belasan titik operasional Aruna.

Adapun, belasan lokasi pendonasian peralatan sekolah dan buku tersebut tersebar di seluruh pelosok negeri, mulai dari Aceh, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, hingga Papua. Donasi ini bertujuan untuk mendukung sebagian dari kebutuhan belajar lebih dari 500 anak pesisir yang berasal dari keluarga dengan kelas ekonomi yang kurang baik. Karena prosesi seremonial agenda ini dilaksanakan di Desa Muara Gading Mas, Labuhan Maringgai, Lampung, Kepala Desa, perwakilan BPJS TK, dan perwakilan TNI Angkatan Laut setempat pun turut meramaikan agenda tersebut.

Wahyono, Kepala Desa Muara Gading, mengatakan, “Untuk mendorong keterlibatan publik dalam merayakan Hardiknas 2024 ini, Aruna dan Yayasan Maritim melaksanakan agenda ini di beberapa tempat, termasuk di desa kami. Hal ini mengingatkan saya pada tiga semboyan yang diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia. Pertama, ‘Ing Ngarso Sung Tulodo’, yang berarti: ‘Di depan, seorang pendidik harus memberi contoh tindakan yang terpuji.’ Kedua, ‘Ing Madyo Mangun Karso’, yang berarti: ‘Di antara murid, guru harus dapat memberi gagasan.’ Ketiga, ‘Tut Wuri Handayani’, yang berarti: ‘Seorang guru harus bisa memberikan dukungan dan arahan.’ Nah, poin ketiga inilah yang terwujud melalui inisiasi seperti ini. Tidak harus dengan langkah yang besar untuk memberi dampak positif yang nyata.”

Regenerasi di kalangan nelayan dan komunitas pesisir merupakan sebuah keniscayaan sekaligus langkah strategis untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang. Di Papua, misalnya, terdapat hanya 36,1% siswa kelas 3 SD yang memiliki keterampilan literasi yang memadai. Hal ini membuat Aruna semakin yakin bahwa dukungan nyata untuk literasi anak-anak pesisir adalah sesuatu yang krusial untuk dilakukan. Mereka merupakan tonggak utama yang digadang untuk meneruskan pekerjaan orang tua mereka sebagai nelayan, serta untuk semakin menyukseskan industri tersebut.

Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer (CSO) Aruna, menegaskan, “Siapa yang akan olah laut kita di masa mendatang jika bukan anak-anak pesisir? Dengan langkah sederhana yang nyata, mari kita persiapkan mereka untuk dapat menjadi penerus yang dapat mengelola laut kita dengan jauh lebih baik. Ke depannya, mereka memang dituntut untuk dapat memahami konsep keberlanjutan atau hal-hal lain yang lebih praktikal. Namun, ini semua, ‘kan, berawal dari kemampuan literasi mereka terlebih dahulu. Di usia-usia mereka saat ini, dengan memberi dukungan melalui hal-hal simpel seperti ini, diharapkan mereka dapat lebih semangat untuk belajar, juga untuk mencari tahu tentang hal-hal baik yang belum mereka ketahui.”

Kekuatan Supply Aruna Yang Luas, Menjadi Peluang Untuk Eksistensi Bisnis

Jakarta, Indonesia – Di usianya yang ke delapan tahun, Aruna telah berkontribusi terhadap kesejahteraan para nelayan dan masyarakat pesisir Indonesia. Konsistensi pembangunan sektor perikanan dan kelautan Indonesia oleh Aruna semakin dapat dirasakan. Hal ini didukung dengan pernyataan dari Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahyu Sakti Trenggono pada Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024 yang digelar di Jakarta pada Februari tahun lalu. Ia menjelaskan bahwa perkiraan pasar makanan laut global akan tumbuh sebesar 8,92%, yang tentu saja membawa peluang yang menjanjikan bagi industri dan pelaku usaha Indonesia.

Aruna percaya bahwa situasi ini dapat memberikan sebuah peluang yang dapat semakin memperluas pangsa pasar seafood Aruna. Adapun, hal tersebut dilakukan dengan menawarkan lebih banyak variasi produk untuk memenuhi permintaan global. Didukung dengan jumlah nelayan Aruna yang mencapai lebih dari 55.000 orang dan titik pasok yang tersebar di 150 lokasi di seluruh Indonesia, Aruna optimistis dapat memperluas jangkauannya di pasar global dan domestik. Seafood premium Aruna termasuk tuna, kepiting, lobster, dan yang lainnya. Kekuatan Aruna terletak pada banyaknya titik pasok, sehingga kesempatan untuk menjajaki beberapa pasar lain pun kian terbuka lebar, seperti Eropa, Jepang, dan Timur Tengah.

Farid Naufal Aslam, Co-Founder dan CEO Aruna, menyatakan, “Data pasar seafood global yang disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan menampilkan fakta bahwa Indonesia memiliki potensi untuk memajukan sektor seafood. Aruna juga tentu akan berkontribusi terhadap keberhasilannya. Aruna yakin dapat menciptakan peluang dan pasar produk seafood lokal di pasar global. Hal ini dibuktikan dengan kuatnya layanan kami, di mana kami sudah menjangkau 90% provinsi di Indonesia. Diharapkan makanan laut Indonesia dapat semakin dikenal luas di seluruh dunia, sehingga peluang ekspor produk makanan laut lokal pun semakin besar.”

Ketika mempertimbangkan keberhasilan negara-negara lain dalam industri ini, harus disadari bahwa teknologi memainkan peran kunci dalam industri ini. Digitalisasi dan pengelolaan data merupakan dua kunci keberhasilan yang fundamental, khususnya bagi perikanan Indonesia. Hal ini sejalan dengan SEA for All Commitment 2030 yang diluncurkan oleh Aruna beberapa waktu lalu, yang juga mencakup keterlacakan makanan laut. Salah satu teknologi traceability yang dikembangkan Aruna saat ini adalah pemantauan lokasi area penangkapan komoditas. Saat ini, Aruna telah menerapkan kalender musiman dalam operasional internalnya, yang digunakan untuk mengidentifikasi tren waktu panen makanan laut.

“Tentu saja di usia Aruna yang baru ini, perbaikan bisnis akan tetap dan terus dilakukan. Teknologi yang kami kembangkan tentunya bertujuan untuk meningkatkan atau memperluas usaha dan meningkatkan kesejahteraan para Nelayan Aruna. Pasalnya, apa yang kami bangun dan jalankan pasti berdampak pada mereka. Hal ini juga dibuktikan dengan peningkatan jumlah nelayan yang signifikan dari tahun ke tahun,” tutup Farid Naufal Aslam, Co-Founder dan CEO Aruna.

Aruna Terpilih Ikut SDG Certified Leader, Usung Konsep Aruna Fish Nutrition Zero Waste

Jakarta, Indonesia – Wujud upaya Aruna dalam merealisasikan SEA for All Commitment 2030 salah satunya berupa keikutsertaan dalam program sertifikasi kepemimpinan SDG yang diselenggarakan oleh SDG Academy Indonesia dan Tanoto Foundation serta didukung oleh UNDP Indonesia, Bappenas, Nippon Closure Co Japan, dan ICMG Japan. Aruna diwakili Alisra Destya Priastiti, Sustainability Supervisor terpilih untuk mengikuti program pelatihan SDG batch kelima yang berlangsung sejak Oktober 2023 hingga Maret 2024 dan mendapatkan gelar SDG Certified Leader.

training sdg certified leader 2024

Pelatihan SDG ini difokuskan kepada program kepemimpinan di aspek SDG khususnya pada aspek Ekonomi Sirkular. Selain itu, program kepemimpinan SDG ini juga melatih para peserta agar dapat memahami isu keberlanjutan berdasarkan panduan dari UN SDGs. Selama program berlangsung, peserta dilatih mengenai critical thinking, sustainable business model, dan juga leadership skills.

Selama pelatihan, peserta program juga diharuskan membuat capstone project secara berkelompok dengan peminatan Manajemen dan Teknologi pengolahan limbah. Peserta terbagi dalam beberapa kelompok dan Aruna bersama Universitas Surabaya, Badan Pusat Statistik, dan Universitas Andalas mengusung capstone project dengan nama AFISHNET (Aruna Fish Nutrition Zero Waste) yang fokus pada pengolahan limbah cangkang rajungan dan juga teknologi yang bisa mendukung packaging yang lebih ramah lingkungan dan kedap bau. Dalam program ini, capstone project AFISHNET memenangkan kategori Best Capstone Project.

Utari Octavianty, CoFounder & Chief Sustainability Officer Aruna menyebutkan “kegiatan ini adalah bagian dari learning program yang Aruna miliki untuk mengembangkan skill dan knowledge Nakama (karyawan) Aruna dan kali ini khususnya pada aspek sustainability. Diharapkan, melalui kegiatan ini dapat menginspirasi dan menjadi role model bagi karyawan lainnya. Masih ada banyak topik lagi yang bisa diikuti oleh seluruh karyawan kami, sepenuhnya kami akan mendukung.”