Aruna Belajar ke USA melalui IVLP 2023 Sustainable Fisheries Management

Washington DC, Amerika Serikat – Sepanjang bulan Juni 2023, Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) yang dikelola oleh Kantor International Visitors di Biro Pendidikan dan Kebudayaan Deplu Amerika Serikat (AS). Utari adalah salah satu dari 6 orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan lintas profesi yang terpilih untuk mengikuti program ini. 5 orang lainnya terdiri dari perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia (KKP), asosiasi sarjana perikanan, private sector dan pabrik.

Program pembelajaran ini mengangkat tema tentang Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan (Sustainable Fisheries Management), yang merupakan pentahelix untuk implementasi perikanan berkelanjutan di Amerika. Indonesia juga menunjukkan ketertarikannya akan program ini guna untuk memperkuat jaringan dan kolaborasi dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan dengan akademisi, peneliti, dan organisasi non-pemerintah di AS. 

Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y. Kim, menyatakan Amerika merupakan salah satu negara tujuan ekspor produk perikanan dunia. Didukung dengan data International Trade Centre pada 2020 lalu, nilai impor produk perikanan Amerika Serikat tahun merupakan yang paling tinggi di seluruh, yaitu mencapai sekitar 15,34% dari total nilai impor produk perikanan dunia. 

“Potensi sumber daya ikan di 11 wilayah pengelolaan di Indonesia lebih dari 12 juta. Tentu ini bukan angka yang sedikit. Adapun, komoditas ekspor produk perikanan Indonesia meliputi rajungan, tuna, udang, lobster, kerapu, dan yang lainnya. Ini adalah sumber daya yang patut dioptimalkan oleh orang-orang yang benar-benar memahami sektor tersebut dengan matang. Tak heran apabila IVLP menjadi sebuah kesempatan besar untuk belajar.” 

Aruna menyambut positif keikutsertaannya atas program ini dan terlebih Amerika merupakan salah satu market terbesar untuk ekspor produk tangkapan nelayan lokal asal Indonesia. “Adalah kesempatan yang berarti bagi Aruna dan saya secara pribadi untuk dapat belajar mengenai Sustainable Fisheries Management yang dilaksanakan melalui program pembelajaran IVLP ini. Banyak sekali hal yang saya pelajari—yang semula tak saya ketahui sama sekali, kini hal-hal tersebut bisa menjadi tolak ukur yang mendasari tiap keputusan strategis Aruna di masa mendatang, apalagi Amerika masuk salah satu negara ekspor kami. Saya juga berharap semoga perikanan di Indonesia juga semakin bisa menerapkan konsep dan implementasi perikanan keberlanjutan secara lebih menyeluruh,” ungkap Utari.

Nelayan Ini Bantu Eksistensi Aruna di Ujung Genteng: “Kami Semakin Diperhatikan, Kok!”

Jawa Barat, Indonesia – “Siapa yang memiliki cita-cita sebagai nelayan, coba tunjuk jari?” Pertanyaan sederhana itu kami lontarkan kepada anak-anak Nelayan Aruna saat kami melakukan kunjungan ke Aruna Hub di Ujung Genteng, Jawa Barat pada awal Juni 2023 lalu. Sayangnya, tak ada satu pun jari telunjuk kecil yang menunjuk langit. Di siang hari yang mendung itu, hanya ada tatapan tak bersalah dengan senyum malu-malu. “Maunya jadi TNI (Tentara Nasional Indonesia),” celetuk salah seorang yang mengenakan topi Aruna milik bapaknya―Kang Karya namanya, seorang nelayan rajungan di Aruna.

Kang Karya adalah salah satu dari sekian banyak orang baik yang paling membawa pengaruh positif bagi eksistensi Aruna di Ujung Genteng. Saat itu, segala sesuatunya masih abu-abu. Namun, melalui koneksi yang Aruna miliki, Aruna bertemu dengan Kang Karya, salah seorang nelayan yang pun memiliki komunitas nelayan di wilayah tersebut. “Saya juga ikut terlibat di komunitas nelayan di wilayah sini, terutama nelayan rajungan. Kemudian, pas dengar ada Aruna, saya pikir tidak ada salahnya juga kalau saya ajak teman-teman yang lain untuk bergabung. Toh, gratis juga,” katanya saat ditanya bagaimana ia terdorong untuk mengajak teman-temannya bergabung dengan Aruna.

Kang Karya melihat profesi nelayan sebagai sesuatu yang menjanjikan. Bukan sekadar tentang pekerjaan yang diturunkan dari orang tuanya terdahulu, menjadi nelayan berarti mempekerjakan potensi alam yang Indonesia miliki. “Kalau bisa, sih, generasi muda sekarang juga harus ada kesadaran dan kemauan untuk menjadi nelayan. Di masa akan datang, pasti, ’kan, segala sesuatunya akan menjadi lebih sederhana. Teknologi untuk memudahkan pekerjaan nelayan pasti akan berkembang dengan lebih pesat lagi. Apalagi, kepiting rajungan sekarang juga banyak diminati oleh pasar mancanegara,” ujarnya.

Ia melanjutkan, “Belum lagi kalau ada perusahaan perikanan tangkap seperti Aruna.” Baginya, Aruna telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan para nelayan di Ujung Genteng. Bukan hanya sekadar program-program edukatif tentang perikanan berkelanjutan atau literasi finansial, Aruna juga membantu Nelayan Aruna di seluruh Indonesia, termasuk Ujung Genteng, untuk memiliki perahu dan alat tangkap yang ramah lingkungan. Selain itu, Aruna juga telah membantu para Nelayan Aruna untuk memperoleh kartu BPJS, sekaligus untuk mengelola tabungan pendapatan bagi para Nelayan Aruna.

Kang Karya percaya bahwa dengan adanya perusahaan perikanan yang secara nyata peduli dengan kehidupan para nelayan dan komunitas pesisir seperti Aruna, generasi-generasi muda tentu juga akan terdorong untuk berfokus pada pengoptimalan kekayaan alam Indonesia. “Saya mendorong anak saya sendiri, juga anak-anak pesisir pada umumnya, untuk membantu orang tua kalian dalam memanfaatkan potensi laut negara kita. Tidak usah khawatir dan jangan berpikir bahwa menjadi nelayan itu tempatnya orang susah. Besok-besok, inshaallah, pekerjaan kita di bidang tersebut akan menjadi lebih mudah. Yang saya lihat, kita ini semakin diperhatikan, kok,” Kang Karya menutup dan menyimpulkan perbincangan tersebut.

Dorong Minat Konsumsi Rajungan melalui Sajian Kreasi Rajungan Terbanyak, MURI Beri Aruna Rekor Dunia

Jakarta, Indonesia – Aruna, perusahaan integrated fisheries commerce dan supply chain aggregator di Indonesia yang merevolusi rantai pasok perikanan Indonesia, kembali menyabet rekor MURI untuk kedua kalinya. Pada tanggal 08 Juni 2023, Aruna berhasil mencuri perhatian Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI), MURI menyatakan bahwa Aruna telah sukses memecahkan Rekor Dunia untuk kategori “Kreasi Rajungan Nusantara; Sajian Menu Masakan Berbahan Rajungan dengan Varian Terbanyak.” Penghargaan ini secara langsung diberikan oleh Andre Purwandono, Senior Customer Relations Manager MURI, kepada Indraka Fadhlillah selaku Co-Founder sekaligus Chief Operating Officer Aruna di Jakarta Selatan.  

Dalam upaya pemecahan rekor MURI kali ini, Aruna menggandeng beberapa mitra yang terdiri dari chef hotel profesional, para pelajar dari jurusan tata boga, serta kelompok ibu-ibu UMKM. Ide dan semangat dari para mitra menjadikan Aruna optimis untuk memecahkan rekor MURI untuk kedua kalinya. Aruna memilih tema Menu Kreasi Nusantara dikarenakan cita rasa lokal yang sangat unik dan khas, serta kaya akan bumbu rempah nusantara yang berbeda-beda dari setiap daerah atau pulau di Indonesia. 

Rajungan atau blue swimming crab diangkat dalam tema ini karena melihat potensi rajungan di Indonesia yang cukup besar. Bahkan, komoditas ini menjadi salah satu primadona ekspor ke-2 terbesar di dunia. Kita patut bangga karena rajungan Indonesia turut digemari bahkan sampai ke market global. 

Aruna memasarkan daging rajungan dengan merek “BOON” untuk pasar domestik. Melalui “BOON”, Aruna ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk turut mengkonsumsi produk hasil laut tangkapan nelayan lokal, khususnya rajungan. Diharapkan, pemecahan Rekor Dunia ini dapat menjadi inisiasi baru untuk menciptakan tren dan minat konsumsi rajungan di Indonesia. 

Andre Purwandono, Senior Customer Relations Manager MURI, mengatakan, “Tim kami sudah lakukan verifikasi dan kami nyatakan bahwa Aruna tidak layak menyabet penghargaan level Indonesia, melainkan level DUNIA untuk ‘Kreasi Rajungan Nusantara; Sajian Menu Masakan Berbahan Rajungan dengan Varian Terbanyak’. Semoga kedepannya, Aruna semakin giat untuk melahirkan ide-ide kreatif lainnya untuk memajukan laut Indonesia.”

Diakhiri oleh Indraka Fadhlillah, selaku Co-Founder sekaligus Chief Operating Officer Aruna, menambahkan, “Rekor ini bukan berasal dari kekuatan kami sendiri. Untuk itu, saya juga turut mengapresiasi seluruh mitra yang menyukseskan kami akan rekor ini yaitu para chef, pelajar dan juga ibu-ibu UMKM yang telah terlibat sebagai peserta. Tak lupa juga, apresiasi setinggi-tingginya diberikan kepada Nelayan Aruna khususnya nelayan rajungan yang telah menangkap dan mengenalkan dunia akan produk primadona ini.“

Halal Bihalal: Upaya Aruna untuk Terus Berdayakan dan Bangun Kedekatan dengan Nelayan Indonesia

Jawa Timur, Indonesia – Pasca perayaan hari raya Idul Fitri 1444 H yang lalu, Aruna mengadakan silaturahmi dan halal bihalal akbar dengan mengundang seluruh Nelayan Aruna yang berlokasi di Paciran, Jawa Timur, pada Jumat, 19 Mei 2023. Kegiatan bertajuk “Lebih Dekat Merajut Kebersamaan” tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan, yakni Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur, yang diwakilkan oleh Ibu Ardiani Mariasari selaku Analis Kenelayanan, Kepala Desa Paciran, yang diwakilkan oleh Bapak Wafudin Zaki, S.Sos sebagai Sekretaris Desa, dan Bapak Toha Muslich selaku penyuluh perikanan yang bertugas di wilayah Kabupaten Lamongan.

Agenda halal bihalal yang dihadiri oleh ratusan nelayan se-Paciran ini pun dijadikan kesempatan oleh perwakilan dari DKP Provinsi Jawa Timur untuk turut memberikan edukasi tentang program-program pemberdayaan nelayan dari pemerintah. Di samping itu, Aruna juga memberikan informasi mengenai benefit-benefit yang dapat mereka peroleh dengan bergabung menjadi Nelayan Aruna. Bukan hanya mendapatkan program–program edukasi tentang perikanan berkelanjutan, literasi finansial, dan teknologi, Nelayan Aruna juga akan terinformasi sekaligus mendapatkan akses program-program pemerintah khusus nelayan, seperti KUSUKA dan Pas Kecil.

Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik sekaligus semakin membangun kedekatan antara Aruna dengan para nelayan di daerah Paciran. Peningkatan pendapatan yang telah dialami oleh banyak Nelayan Aruna di berbagai wilayah di Indonesia juga menjadi landasan kuat bagi Aruna untuk mengundang para nelayan yang belum bergabung dengan ekosistem Aruna.  Masih dalam agenda yang sama, Aruna menyerahkan donasi untuk anak-anak di bawah binaan Panti Asuhan Yayasan Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan. Penyerahan donasi ini diterimakan oleh Ketua Yayasan Bapak Drs H. Ahmad Amin, M.Pd

Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, menyatakan, “Fokus kita sekarang adalah pada bagaimana kita dapat memberikan impact yang jauh lebih besar lagi, tapi tanpa melupakan apa yang sudah kita mulai. Ini bukan tanggung jawab yang mudah, tetapi dengan agenda yang dilaksanakan secara rutin seperti ini, kami percaya bahwa kami pasti bisa semakin dekat dengan para nelayan. Harapannya, kami akan ada lebih banyak nelayan Indonesia yang merasa terbantu dengan niat baik Aruna untuk menyejahterakan mereka.”

Menutup agenda tersebut, Ibu Ardiani Mariasari selaku Analis Kenelayanan yang mewakili Kepala DKP Provinsi Jawa Timur, menambahkan, “Adalah hebat jika mimpi anak-anak muda yang sudah terbangun sejak tujuh tahun lalu, ternyata masih bisa kita dapati hingga hari ini. Perjalanan memang masih panjang, tetapi konsistensi yang sudah terjaga selama ini juga patut diberi apresiasi. Apalagi dengan kehadiran Aruna, bukan hanya nelayan saja yang terbantukan, tetapi kedinasan terkait pun merasa demikian. Aruna juga menjadi platform kami dalam menyosialisasikan program-program yang telah pemerintah rancang bagi nelayan-nelayan di Indonesia. Semoga kepedulian mereka bisa membawa lebih banyak keberkahan bagi kita.”

Pemprov Kepulauan Bangka Belitung Bahas Peluang Kerjasama dengan Aruna

Aruna menerima kunjungan dari DPRD dan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 15 Mei 2023 kemarin. Kunjungan ke kantor pusat Aruna di Jakarta Selatan ini membahas tentang potensi perikanan Kepulauan Bangka Belitung yang berlimpah, serta peluang kolaborasi bisnis yang mungkin terjalin di antara DPRD juga Dinas Koperasi dan UKM provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama Aruna.

Sayangnya, Pemprov Kepulauan Bangka Belitung menyampaikan bahwa potensi perikanan Kepulauan Bangka Belitung yang berlimpah, seperti cumi-cumi dan rajungan, sampai saat ini masih terhalang beberapa kendala. Adapun beberapa kendala tersebut adalah keterampilan nelayan yang terbatas, daya jelajah nelayan yang tidak jauh, serta kurangnya teknologi yang digunakan saat ini. Dinas Koperasi dan UKM berharap Aruna dapat bersinergi bersama dengan pemerintah Kepulauan Bangka Belitung untuk memajukan potensi kelautan dan kemaritiman lokal setempat. Dari kunjungan ini, disampaikan pula terkait rencana kolaborasi dalam hal proses produksi komoditas perikanan di wilayah tersebut. Ke depannya, kolaborasi ini dibangun dalam rangka melengkapi pengalaman teknis dan mengawal proses produksi. Sebagai informasi, hingga saat ini, Aruna berupaya untuk terus merangkul sebanyak mungkin nelayan Indonesia untuk menjadi bagian dari Nelayan Aruna agar misi perusahaan dapat terwujud. 

“Semoga dari pertemuan ini, dapat terjalin kolaborasi antara Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dapat sungguh-sungguh terealisasi–bukan hanya sekadar wacana.Kami percaya bahwa kolaborasi tersebut dapat mengoptimalkan potensi perikanan dan berdampak pada kehidupan masyarakat pesisir di wilayah tersebut,” kata Ranto Shendu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Bonding dengan Nelayan Aruna: Buka Bareng di Program Sarasehan Nelayan

Jawa Tengah, Indonesia – Pada Jumat, 7 April 2023, Aruna mengadakan Silaturahmi Nelayan Aruna (Sarasehan) yang bertajuk “Lebih Dekat di Bulan Penuh Berkah”. Acara ini dilaksanakan di Pemalang, Jawa Tengah dan beberapa kota lain di Indonesia, seperti Sedayu, Yogyakarta; Papaan, Kalimantan Selatan; Pelabuhan Ratu, Jawa Barat; Bau Bau, Sulawesi Tenggara, dan Paciran, Jawa Timur. Sarasehan sendiri merupakan sebuah program engagement reguler yang diselenggarakan oleh Aruna untuk menjalin kedekatan dan menyampaikan informasi edukatif bagi Komunitas Nelayan Aruna. 

Sarasehan ini diikuti lebih dari 200 Nelayan Aruna dan kelompok perempuan (Ibu Picker) Aruna, dikemas dengan agenda qosidah dan tausiyah, yang kemudian dilanjutkan dengan buka bersama. Meski tersebar di 6 kota, agenda Sarasehan ini serempak ditujukan untuk membantu Aruna dalam mencapai visi dan misi utamanya, yakni untuk mengantar Indonesia sebagai poros maritim dunia pada tahun 2045, dengan menjadikan laut sebagai sumber kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang.

Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, mengatakan, “Berkomitmen untuk menjadi sustainably healthy, Sarasehan merupakan salah satu dari sekian hal yang Aruna lakukan untuk menjaga relasi kami dengan para Nelayan Aruna secara berkelanjutan. Sarasehan bukan melulu tentang program-program edukatif untuk improvisasi self-capacity, tetapi Sarasehan juga tentang entertainment, bonding secara langsung dengan komunitas pesisir. Harapannya, Aruna bisa terus humanis dan genuine seperti ini, agar lebih banyak nelayan di Indonesia yang dapat Aruna sejahterakan.”

Selain untuk merayakan Ramadan bersama, acara Sarasehan pada bulan April 2023 ini juga dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Nelayan Nasional. Sarasehan sendiri merupakan wadah di mana Aruna dapat merangkul para Nelayan Aruna dan komunitas pesisir yang telah menjadi ujung tombak dari berkembangnya industri kelautan dan perikanan di Indonesia. Sarasehan juga menjadi sarana untuk membangun kepercayaan para nelayan terhadap Aruna, terutama dalam menjalin kerja sama secara reguler dan berkelanjutan.

Aruna Terus Ekspansi, Kini Ekspor 15 Ton Daging Rajungan ke Mainland China

Jakarta, Indonesia – Produk domestik asal Indonesia, yakni daging kepiting rajungan dengan merek “BOON” siap ramaikan pasar Mainland China. Sebanyak 15 ton kepiting rajungan BOON hasil tangkapan Nelayan Aruna akan dikirimkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Mainland China pada (5/4). Ekspor ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan multi stakeholders Aruna beberapa waktu lalu dalam rangka akselerasi produk perikanan Nelayan Aruna ke pasar yang lebih luas, sekaligus menunjukkan penguatan daya saing produk Indonesia yang mampu menembus pasar global. 

BOON mulanya adalah produk daging kepiting rajungan yang diperuntukkan bagi kebutuhan protein pasar domestik, namun kini BOON juga dilirik oleh market Mainland China. 

“Kami merasa senang jika produk perikanan kita semakin dimintai oleh market global, contohnya BOON ini. Harapannya, ke depannya akan semakin banyak lagi kepiting rajungan yang ditangkap secara terukur dan berkelanjutan oleh Nelayan Aruna,” kata Utari Octavianty, Co-Founder & Chief Sustainability Officer Aruna.

BOON diproduksi dengan mengedepankan standar Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) agar kualitas produk tetap terjaga dengan baik ketika dikonsumsi. Selain itu, proses pengolahan BOON juga melibatkan Nelayan Aruna serta perempuan pesisir yang telah diberi edukasi oleh Aruna tentang tata cara pengelolaan perikanan berkelanjutan. Dapat dikatakan, BOON merupakan produk lokal yang memberikan nilai tambah dalam negeri yang turut diminati oleh pasar global.

Utari menambahkan, “Aruna senantiasa melibatkan semua masyarakat pesisir di mana kami berada. Dari hulu hingga hilir, proses produksi produk perikanan kami dijamin keberlanjutannya. Mulai dari ditangkap oleh nelayan dengan alat tangkap ramah lingkungan, sampai diproses oleh tangan-tangan perempuan pesisir yang tentunya ini menjadi lapangan pekerjaan bagi mereka. Sesuai misi kami, kami ingin menjadikan laut sebagai sumber kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang.”

Sebagai informasi, BOON memiliki keunikan produk tersendiri seperti tekstur daging kepiting rajungan premium yang lembut, ready to eat dan mudah diolah menjadi aneka kreasi masakan. BOON juga telah melewati proses pasteurisasi dengan kualitas ekspor terbaik. Di samping itu, daging kepiting rajungan juga kaya akan kandungan nilai gizi dan protein yang tinggi serta rendah lemak dan kolesterol.

Penuhi Compliance Melaut: Aruna Lengkapi Nelayan Binaan dengan “KUSUKA”

Jenebora, Kalimantan – Indonesia – Masih dalam rangkaian anniversary Aruna ke-7 dengan tema “Sustainably Healthy”, Aruna mendukung upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia (KKP) dalam hal pemberian Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) sebagai identitas tunggal pelaku usaha di sektor perikanan khususnya untuk nelayan. Sebanyak 61 Nelayan Aruna di daerah Jenebora, Kalimantan Timur yang memenuhi persyaratan kelengkapan telah mendapatkan kartu KUSUKA yang diserahkan langsung oleh pihak BRI Tanah Grogot (Jumat, 24/3).  KUSUKA adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga KUSUKA tersebut berbentuk kartu ATM yang sekaligus dapat digunakan oleh Nelayan Aruna untuk melakukan transaksi keuangan dan pastinya kartu ini bebas biaya administrasi per bulan. Aruna akan secara bertahap mendaftarkan seluruh Nelayan Aruna untuk mendapatkan akses KUSUKA agar identitas mereka terdata & tervalidasi di KKP. 

Aruna akan terus membantu pemerintah untuk melakukan percepatan program yang berorientasi pada keberlanjutan ekosistem perikanan dan kelautan Indonesia salah satunya KUSUKA. Aruna menilai, KUSUKA merupakan salah satu compliance yang sudah harus dimiliki oleh Nelayan Aruna agar mereka dapat melaut dengan aman dan kesejahteraan mereka juga terjamin. Selain itu, juga sebagai bentuk nyata dari komitmen Aruna dalam mewujudkan keberlanjutan ekosistem kelautan dan perikanan Indonesia.

“Kami menyikapi positif program KUSUKA ini, KUSUKA ini seperti KTP melaut bagi nelayan Indonesia. Kami berterima kasih, KKP menyambut baik inisiatif Aruna untuk bisa menerbitkan KUSUKA bagi Nelayan Aruna. Dengan KUSUKA ini nelayan kami terdata dan tercatat resmi oleh pemerintah melalui KKP khususnya. Nanti bertahap, kami akan melakukan proses pengecekan kelengkapan di seluruh titik Aruna di Indonesia agar 40.000 Nelayan Aruna bisa mendapatkan akses kartu ini. Selain itu, dengan adanya kolaborasi dari bank BRI, kami berharap semakin mempermudah nelayan kami khususnya dalam akses finansial. Kami juga ingatkan nelayan kami untuk menggunakan KUSUKA ini sebaik mungkin karena sulit untuk mendapatkannya, banyak syarat yang harus dipenuhi,” ujar Utari Octavianty, CoFounder & Chief Sustainability Officer Aruna.

Sebagai informasi, KUSUKA berlaku di seluruh wilayah Indonesia dan dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun sekali. KUSUKA ini diperuntukkan bagi para pelaku utama di sektor kelautan dan perikanan seperti : Nelayan, Pembudidaya Ikan, Petambak Garam, Pemasar Ikan, Pengolah Ikan, serta Pengusaha Jasa Pengiriman Ikan. KUSUKA ke depannya juga akan diintegrasikan dengan berbagai program bantuan dan pemberdayaan dari KKP.  KUSUKA merupakan salah satu dari rangkaian program KKP dalam mewujudkan sistem satu data melalui single identity bagi pelaku usaha kelautan dan perikanan supaya data dapat diakses secara online.

Sabet Award dari JP Morgan, Utari Juga Berbincang dengan Potential Buyer dan KJRI di Hongkong

Tsim Sha Tsui, Hong Kong – Pada 22 Maret 2023 di Rosewood Hongkong, Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, berhasil menyabet penghargaan bergengsi dari JP Morgan, sebuah perusahaan jasa keuangan dan bank investasi multinasional asal Amerika yang berkantor pusat di New York City, untuk kategori “Top 100 Asia-Pacific Women-Powered, High-Growth Businesses”. JP Morgan sendiri telah lama berfokus pada pemberdayaan dan kemajuan perempuan, di mana mereka berkomitmen untuk membantu mendorong ambisi perempuan dan memajukan ekuitas keuangan dengan menyediakan akses yang lebih besar ke modal dan jaringan bisnis.

Pada acara tersebut, JP Morgan juga mengundang hampir 1.000 komunitas investor dan pemilik bisnis dari berbagai belahan dunia. Pada ajang penghargaan tersebut, Utari pun melakukan diskusi bisnis secara eksklusif dengan Matthew Chan, Head of Sustainability and ESG Engagement JP Morgan. Utari dinilai berhasil dalam inisiatifnya untuk membawa gebrakan baru di industri kelautan dan perikanan. Kam Shing Kwang, Chief Executive Officer for Asia Private Bank JP Morgan, mengatakan, “Utari menggandeng dua rekan kuliahnya untuk memecahkan masalah yang ada pada rantai pasok produk perikanan di Indonesia. Kini, mereka telah berhasil memberdayakan 40.000 lebih nelayan di 31 provinsi di Indonesia. Sebuah pencapaian yang sangat luar biasa!”

Pada kesempatan yang sama, Utari pun melakukan buyer visit ke beberapa existing dan potential buyer untuk produk Aruna di Hongkong. Didukung penuh oleh Konsul Perdagangan KJRI di Hongkong, inisiasi Aruna untuk berkontribusi dalam mendorong ekspor komoditas perikanan disambut baik. Harapannya, hasil pertemuan dengan multi stakeholders ini dapat mempercepat distribusi produk perikanan Nelayan Aruna dalam waktu dekat agar dapat meramaikan pasar Hongkong. 

Utari mengungkapkan, “Merupakan suatu kebanggan bagi saya untuk dapat menerima apresiasi ini. Terima kasih untuk JP Morgan yang sudah berkenan menganugerahkan award ‘Top 100 Asia-Pacific Women-Powered, High-Growth Businesses’  ini untuk saya. Besar harapan saya agar award ini dapat menjadi pengingat bagi saya untuk terus stay genuine terhadap apa yang saya kerjakan sehari-hari bersama dengan para Nakama Aruna.  Ini juga merupakan peluang besar untuk bertemu dengan existing dan potential buyer Aruna di Hong Kong, dan dapat share tentang perilaku pasar di sini. Sangat membuka wawasan!”

Sukseskan Program Bulan Mutu Karantina, Aruna Ajak Masyarakat Indonesia Konsumsi Ikan Sehat dan Bermutu

Semarang, Indonesia – Aruna turut serta dalam program Bulan Mutu Karantina Ikan (BMK) yang diselenggarakan oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) di Semarang, (18-19 Maret). BKIPM bertindak sebagai badan penjamin ikan sehat dan bermutu, maka dari itu salah satu rangkaian kegiatan ini yakni penyerahan penghargaan oleh MKP kepada Unit Pengolahan Ikan dan Unit Usaha, serta Penyerahan Ikan Sehat Bermutu kepada perwakilan Pondok Pesantren dan masyarakat. 

Seperti diketahui, program BMK merupakan bagian dari fokus Kementerian Kelautan & Perikanan Indonesia (KKP) untuk menjamin kualitas mutu produk perikanan yang aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya. Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong minat konsumsi ikan masyarakat. 

Aruna diundang berpartisipasi dalam kegiatan ini dan memamerkan komoditas ikan pelagis dan crustacea yang menjadi komoditas unggulan Aruna. Dalam kegiatan ini, Aruna mendukung penuh upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan kualitas mutu produk perikanan laut Indonesia agar tak kalah saing. Aruna sendiri juga fokus mendorong dan mengedukasi secara bertahap 40.000 Nelayan Aruna untuk memperhatikan dan menjaga kualitas hasil tangkapan.

“Saat ini kami terus ingatkan nelayan kami agar menangkap sesuai dengan kebutuhan dan lebih memperhatikan kualitas ikan yang ditangkap, buat apa mengejar jumlah tangkapan yang banyak tapi dari sisi kualitas ikannya jelek, ini sudah pasti tidak lolos QC. Hal seperti ini yang sedang dihindari di lapangan, maka kami terus mengingatkan Nelayan Aruna untuk menjaga kualitas ikan segar mulai dari ditangkap oleh nelayan Aruna hingga diterima oleh konsumen tetap fresh dan terjamin kualitasnya (fresh product from SEA to Table),” ujar Utari Octavianty, CoFounder & Chief Sustainability Aruna

Pastinya, Aruna menyikapi positif program BMK ini dan juga turut mengajak masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi ikan. Sumber protein hewani tidak selalu bersumber dari hewan darat namun komoditas produk perikanan dapat menjadi alternatif pilihan yang tak kalah sehat dan pastinya murah seperti ikan tuna, tongkol, cakalang, kembung dan masih banyak lainnya. Hasil riset juga telah menunjukkan bahwa ikan memiliki kandungan yang bagus untuk perkembangan sel otak khususnya bagi kecerdasan otak. Maka, Aruna kembali menghimbau masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi ikan yang segar, aman dan layak dikonsumsi.