Rajungan, atau Portunus sp adalah salah satu komoditi yang diminati di kawasan Amerika Utara. Sekilas bentuknya tak jauh beda dengan kepiting dan keduanya pun mengandung banyak protein dan beragam nutrisi yang mirip. Baik rajungan dan kepiting mengandung Seperti vitamin B, vitamin E, mangan, fosfor, yodium hingga zinc. Bedanya, rajungan memiliki tingkat kolesterol yang lebih rendah dan protein yang lebih tinggi.
Dibanding dengan kepiting, rajungan memiliki tubuh yang lebih ramping serta capit lebih panjang dan ramping. Sedangkan kepiting memiliki tubuh atau cangkang yang bulat dan lebih tebal. Meski tak terlalu panjang, capit kepiting berukuran lebih besar dibanding capit rajungan.
Walau sama-sama tinggal di laut, rajungan hanya bisa hidup di satu alam. Rajungan juga hidup di perairan yang lebih dalam, karena itu rajungan akan mati bila tak disimpan dalam wadah berisi air. Sementara itu, kepiting hidup di air laut tak terlalu dalam dan dekat dengan pantai dan bisa bertahan di darat selama 4-5 hari.
Rajungan cukup digemari di kawasan Amerika Utara. Berdasarkan data dari UrnerBarry, ekspor rajungan Indonesia ke AS (Import USA Crab Meat Indonesia) hingga Desember 2020 mencapai 12,500 ton dalam bentuk pasteurisasi dalam kaleng. Rata-rata ekspor rajungan tiap bulan sebanyak 1,000 ton.
Baca Juga: Ini Dia Keunggulan ARUNA SEAFOOD Dibandingkan Produk Lain
Dengan permintaan yang tinggi untuk ekspor, nelayan di Indonesia dapat mengimbanginya dengan baik. Mayoritas rajungan ditangkap (wild caught) dan bukan budidaya. Rajungan dapat dipanen setiap kali oleh nelayan, kecuali saat angin barat dan timur di mana ombak tinggi sehingga nelayan tidak melaut.
Walaupun rajungan sangat melimpah, namun sustainable fishing harus tetap dilakukan untuk memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk berkembangbiak dengan optimal. Nelayan Aruna melakukan penangkapan rajungan dengan memasang perangkap yang biasa di sebut bubu. Bubu merupakan alat tangkap tradisional yang ramah lingkungan. Bubu dipasang pada pagi hari saat air sedang pasang, selanjutnya pada siang hari bubu diangkat saat air sedang surut.
Kriteria rajungan yang ditangkap mengikuti pengaturan berdasarkan No 1/PERMEN-KP/2015. Setelah memenuhi kriteria itu, rajungan disortir untuk memisahkan tangkapan yang layak sesuai kebutuhan pasar. Rajungan yang layak memiliki spesifikasi seperti segar, tidak berbau busuk, memiliki panjang cangkang atas lebih dari 10 cm, padat, tidak lembek dan tidak dalam kondisi bertelur.
Dalam mengekspor rajungan, Aruna juga sangat ketat dalam hal Quality Control. Rajungan dari Aruna tersertifikasi HACCP dan BRC (British Retail Consortium) dan juga CFIA (Canadian Food Inspection Agency).
Leave a reply
No comments found.