Info Fisheries: Paus Pilot Sebenarnya bukan Paus Loh!

Marco

June 16, 2022

fisheries, paus pilot bukan termasuk paus, startup perikanan

Tak kenal maka tak sayang, ini adalah kalimat yang relate untuk banyak hal termasuk untuk dunia fisheries khususnya di Indonesia. Karena kalau kita mengulik dunia perikanan, ada banyak sekali hal yang ternyata selama ini kita salah kaprah.

Salah satunya adalah mamalia Paus Pilot yang selama ini kita tahunya memang merupakan anggota dari spesies paus. Padahal, sebenarnya selama ini nama spesies yang kita lekatkan ini tidak tepat. Mengapa?

Fakta fisheries: paus pilot bukan anggota dalam keluarga paus

Yang kamu baca tidak salah, spesies favorit yang memiliki banyak idola ini sebenarnya tidak tergabung dalam keluarga hewan mamalia paus. Yang benar, memang masih masuk jenis mamalia air tetapi berasal dari golongan lumba-lumba.

Spesies paus pilot sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu yang memiliki sirip panjang dengan nama latin Globicephala melas dan paus pilot sirip pendek dengan nama Globicephala macrorhynchus.

Ciri-ciri paus pilot

Seperti yang sudah diberikan sebelumnya, untuk membedakan kedua jenis paus pilot hanya perlu diamati dari panjang siripnya saja. Ciri fisiknya juga disertai tanda khas berwarna putih pucat di sekitar belakang mata. Sedangkan untuk panjang tubuh keseluruhan dan berat badannya, tidak memiliki banyak perbedaan. Untuk panjang tubuh, biasanya memiliki ukuran 5,5-7,5 meter. Bila berkelamin jantan, biasanya memiliki berat badan 2,3 ton sedangkan betinanya hanya memiliki bobot 1,3 ton. Tetapi bisa saja suatu saat kita menemui paus pilot yang memiliki berat hingga 3 ton.

Selain ciri fisik, paus pilot dapat dilihat dari kebiasaan hidupnya yang berpindah-pindah atau nomaden. Perbedaannya, yang sirip panjang lebih suka tinggal di perairan dingin. Sedangkan yang bersirip pendek justru banyak ditemui di area perairan tropis dan subtropis.

Langganan kasus terdampar

Mungkin sudah banyak beberapa yang tahu, bahwa mamalia air termasuk lumba-lumba mengandalkan kemampuannya menangkap gelombang sonar karena memiliki jarak pandang yang pendek. Jadi melalui tangkapan gelombang sonar-lah, para lumba-lumba nomaden ini memperkirakan jarak tempuh dan keberadaan benda laut lainnya.

Jika para mamalia ini mengalami gangguan dalam penangkapan gelombang sonar, maka mereka bisa tidak sadar sedang menuju ke perairan yang terlalu dangkal. Inilah salah satu penyebab kenapa semakin sering terjadi kasus makhluk laut terdampar di tempat yang bukan merupakan habitat aslinya.

Menjaga kelestarian paus pilot

Keberadaan hewan mamalia laut memang semakin terancam. Selain karena bencana alam yang semakin terjadi, nilai ekonomi tinggi yang terkandung dalam hewan lumba-lumba dan paus membuat banyak orang yang memburunya. Padahal, tanpa diburu saja sudah banyak ancaman yang menggerus habitat hewan ini.

Ancaman hidup paus pilot sama halnya seperti manusia, yang dapat terjangkit berbagai penyakit bersumber dari bakteri dan virus. Belum lagi karena tertangkap dalam jaring pencari ikan skala besar di lautan lepas. Oleh karena itu startup perikanan harus turut serta mengambil peran dalam keberlangsungan ekosistem laut, termasuk didalamnya paus pilot dan biota laut lainnya.

Startup Aruna Indonesia melalui Aruna Hub akan terus mengedukasi seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya sustainable fisheries demi kemajuan dan keberlangsungan di bidang fisheries industry. Masih ada banyak cara yang menghasilkan nilai ekonomi dari sumber daya kelautan. Termasuk jika tidak bermukim di tepi laut, masih bisa menjadi supplier seafood segar yang disalurkan langsung dari tangan para nelayan.

Leave a reply

Array

No comments found.