Emas Hijau yang Berpotensi Majukan Marine Fisheries Indonesia

Marco

December 3, 2022

Marine Fisheries

Indonesia memang sudah terkenal sejak dahulu kala akan lautnya yang luas, diikuti oleh potensi besar yang terkandung di dalam-nya. Tak heran jika dunia marine fisheries kita dicanangkan sebagai sumber utama kemajuan ekonomi biru di Indonesia. Karena memang kita sudah memiliki modal sumber daya alam yang berlimpah. Salah satu potensi kelautan yang siap untuk diolah lebih optimal tersebut adalah si “emas hijau”.

Mengenal Lebih Dekat Si Emas Hijau di Dunia Marine Fisheries

Sepertinya, belum banyak yang awam dengan istilah emas hijau, julukan khusus yang disematkan pada rumput laut. Tentu saja julukan tersebut bukan dibuat secara asal. karena rumput laut tak hanya memiliki nilai ekonomis dan kegunaan di bidang fisheries industry saja, melainkan di berbagai sektor industri lain. Sama seperti emas, rumput laut merupakan komoditas laut yang bernilai tinggi karena seiring berjalannya waktu, kita semakin mengerti fungsi dan kegunaannya.

Berangkat dari potensi rumput laut yang semakin besar manfaatnya di masa depan, pemerintah pun segera menyusun langkah strategis. Kini rumput laut telah termasuk dalam program prioritas untuk tahun 2023 yang didalamnya termasuk pengembangan perikanan budidaya yang berorientasi ekspor.

Ratusan Negara Dunia Mengimpor Rumput Laut dari Indonesia

Sebagai komoditi ekspor, hingga kini tercatat sudah 196 negara yang berlangganan untuk mengimpor rumput laut dari Indonesia. Bahkan pada tahun 2021, tercatat bahwa 30% dari volume ekspor rumput laut dunia berasal dari Indonesia. Selama tahun 2021 sudah 225 ribu ton dan menghasilkan transaksi sebesar USD 345 juta, atau jika dirupiahkan dengan kurs 15 ribu Rupiah senilai lebih dari 5 Triliun Rupiah.

Apa Saja Kegunaan Rumput Laut?

Jika selama ini masyarakat luas hanya mengetahui bahwa pembuatan agar-agar menggunakan rumput laut sebagai bahan dasarnya,faktanya kegunaan rumput laut jauh lebih kompleks daripada hal tersebut. Di samping agar-agar, produk pangan turunan yang berasal dari rumput laut adalah minuman, manisan, stik, mie dan dodol. Pemanfaatan rumput laut dalam industri pangan memang sangat luas, karena selama ini telah digunakan dalam pembuatan karaginan dan alginat, serta membantu pembuatan es krim, roti, susu, sosis, dan edible film.

Yang banyak orang belum ketahui adalah, rumput laut juga terkandung dalam cat, bahan tekstil, kosmetik dan lain sebagainya. Bahkan karena kegunaannya yang luas, selama ini penggunaan produk turunan rumput laut dikelompokkan dalam 5P, yakni pangan, pakan pupuk, produk kosmetik, dan produk farmasi. Di masa depan, pemanfaatan rumput laut ditaksir akan lebih luas lagi. Karena sudah dilakukan berbagai penelitian yang mencari apa lagi manfaat yang bisa diberikan oleh si emas hijau ini.

Belakangan ini saja sudah ada sebuah penelitian yang menghasilkan data bahwa unsur yang terkandung dalam rumput laut dapat digunakan dalam pembuatan bahan bakar (biofuel).

Pemerintah Mengupayakan Sinergi Pentahelix

Melihat berbagai data dan fakta yang dihimpun, Indonesia memang berpeluang besar untuk menjadi pemasok nomor 1 rumput laut di seluruh dunia. Tentu saja hal tersebut baru bisa terealisasi jika pemerintah membuat kebijakan secara holistik dari hulu hingga hilir. Selain itu, KKP dalam sebuah kesempatan juga mengungkapkan akan mengupayakan sinergi pentahelix(akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media) demi memajukan budidaya rumput laut.

Tentu saja, Aruna sebagai perusahaan perikanan yang mengedepankan sustainable fisheries siap mendukung sinergi ini, termasuk melalui kemitraan di Aruna Hub. Apalagi selama ini Aruna Hub sudah menjadi mitra para nelayan untuk naik kelas, dimana produk mereka bukan hanya untuk memenuhi supplier seafood lokal tetapi sudah menembus pasar ekspor.

Leave a reply

Array

No comments found.