Aruna Answers Fisheries Market Industry Challenges With Downstream
In carrying out one of KKP’s important tasks to build and integrate the community-based marine and fisheries business processes through the optimization of marine and fisheries resources utilization, one of KKP’s routine activities is a dialogue event called “Bincang Bahari” (Marine Chat).
In the recent “Bincang Bahari” event held by KKP at the end of February with the theme “Mapping the Marine and Fisheries Sector Amid the Global Recession Issue,” the government involved the presence of domestic marine and fisheries industry players. Aruna, as one of the fisheries companies positioning itself as an integrated fisheries commerce and supply chain aggregator in Indonesia, also participated in this “Bincang Bahari” event. Aruna was represented by Utari Octavianty, Co-Founder, and Chief Sustainability Officer of Aruna.
Aruna: The Answer to Fisheries Market Industry Challenges is Downstreaming and Optimization

The marine and fisheries industry in Indonesia is recognized by the world to have tremendous potential. It depends on how our country can utilize this maritime potential as an answer to challenges and market competition amid the global crisis. As per the theme of this “Bincang Bahari,” mapping is essential to obtain real data on the conditions of the domestic and global fisheries market industry. The government’s strategy to use downstreaming as a way to address industry challenges is seen by Aruna as a proper step.
Utari stated, “Downstreaming is a positive thing that will undoubtedly add value to Indonesia’s fisheries industry. Additionally, businesses must be interconnected to support the realization of downstreaming. At Aruna, we fully support this effort, including optimizing the fishermen’s catch results and presenting diversified Aruna fishermen’s catch commodities according to market needs.”
“Ir. Ishartini, Director-General of Strengthening the Competitiveness of Marine and Fisheries Products (Ditjen PDSPKP), expressed, “Good planning strategies can minimize the impact of uncertain conditions. Supported by Indonesia’s current government focus, especially the downstreaming strategy, it is expected that the fisheries and marine industries can continue to grow, considering that the fisheries sector is one of the government’s eight focus sectors.”
Industry Players Must Be Astute in Creating Potential in the Domestic Market
Aruna believes that amid the global recession’s impact on the fisheries market industry, businesses operating in the fisheries and marine sectors must have the ability to discern which products are suitable for export and which are not. The astuteness to create potential in the domestic market must be practiced by business players, not only to drive the economy but also to contribute to increasing the consumption of fish by the Indonesian people, thereby improving their nutritional health.
Aruna’s strategy of always utilizing appropriate technology in implementing sustainable fisheries and improving the supply chain aligns with the government’s steps. In response to this, Ishartini revealed, “We are also striving for downstreaming, which is supported by adequate logistics infrastructure, especially for the end-to-end supply chain, particularly for fishery products.”
Aruna Empowers Small-Scale Fishermen
As Utari stated earlier, designing downstreaming strategies that can connect all players in the fisheries industry will be one of the solutions to ensure that the supply chain of fishery products can be optimally utilized. This involves everyone from fishermen, distributors, seafood suppliers to retail and wholesale consumers. Through the collaborative ecosystem of fisheries players in Aruna Hub, Aruna will continuously assist the government’s strategy to advance the industry and the communities involved in the marine and fisheries world.
“We remain committed to empowering more small-scale fishermen. This is done through empowering fishermen and coastal communities by conducting regular educational programs on marine preservation, financial literacy, policy compliance, and many others,” Utari emphasized.
Geliat Sektor F&B Turut Meningkatkan Fisheries Market Industry
Medio tahun 2021 bisa dibilang merupakan momentum bangkitnya perekonomian Indonesia, baik secara makro dan mikro. Salah satu sektor yang sangat menggeliat pertumbuhannya adalah bidang food & beverages di level ritel. Dibantu oleh kepiawaian para pemasar digital, ada banyak restoran, rumah makan, bahkan pedagang gerobak yang viral di media sosial dan diburu para konsumen. Geliat ini tentu saja turut memberikan kontribusi pada peningkatan di sektor fisheries market industry.
Peningkatan di berbagai Sektor Perikanan, bukan hanya di Fisheries Market Industry
Sebenarnya kalau ditilik lebih lanjut, sektor perikanan memang semakin gemilang berkat konsumsi rumah tangga atau tingkat konsumsi di level ritel. Karena data menyebutkan bahwa konsumsi ikan nasional per tahun 2019 saja meningkat menjadi 54,50 kilogram/ kapita. Padahal, total konsumsi domestik di tahun 2017 masih menunjukkan angka 47,34 kilogram/ kapita.
Dari sisi utilisasi industri pengolahan produk perikanan ada peningkatan tajam yang terjadi pada tahun 2020, yakni sebesar 58% dengan total produksi sebanyak 1,6 juta ton. Realisasi utilisasi pengolahan produk dan supplier seafood ini turut mengerek nilai ekspor dengan capaian 4,48 miliar dollar AS. Dengan adanya peningkatan utilisasi ini, sektor perikanan dapat mengurangi intensitas ekspor bahan mentah dengan menghasilkan produk olahan yang memiliki nilai tambah.
Masyarakat Semakin Familiar dengan Produk Perikanan
![Fisheries Market Industry, startup perikanan]()
Fisheries Market Industry
Perbaikan pada sisi suplai produk perikanan, tentu semakin membuat fisheries industry memiliki potensi yang kian terbuka. Hal inilah yang ditangkap oleh pelaku bisnis kuliner: mereka menyuguhkan pilihan konsumsi hewani yang sudah tak terbatas pada daging ayam dan sapi saja. Benar saja, keberhasilan sebuah program memang harus ada hasil nyata yang dapat dilihat.
Selain semakin mudahnya masyarakat mendapatkan produk perikanan segar dan beku, kepopuleran produk-produk perikanan pun semakin menanjak. Salah satu produk perikanan yang semakin dikenal oleh masyarakat adalah kepiting dan ikan nila. Bahkan restoran seperti Burger King, Mcdonald’s, dan KFC sudah menyediakan beragam pilihan menu yang berbahan dasar ikan. Selain ada fakta memang gerai restoran yang memang menjadikan olahan ikan sebagai produk unggulan mereka semakin bertumbuh di berbagai kota.
Tetap Utamakan Sustainable Fisheries
Sektor fisheries market industri yang semakin menggelora ini tidak boleh dibiarkan berlari tanpa arah. Seluruh pihak harus tetap mengingat bahwa industri yang sehat harus memperhatikan aspek keberlanjutan (sustainability). Oleh karena itu, di lain kesempatan, pihak Humas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa untuk menggenjot produktivitas tetap harus menjaga ekosistem tidak bisa hanya mengukur sisi pertumbuhan dari sisi nilai ekonominya saja.
Selain memperhatikan sisi keberlanjutan, peningkatan kesejahteraan para nelayan juga menjadi poin yang penting di tengah menggeliatnya potensi pasar di sektor perikanan ini. Jangan sampai peningkatan ekonomi hanya dirasakan oleh para pelaku bisnis besar. Disinilah para pelaku startup perikanan harus turut mengambil peran. Yakni dengan turut menawarkan solusi yang bisa memberikan dampak juga bagi para nelayan.
Melalui Aruna Hub, startup Aruna bergerak aktif untuk menjangkau para pelaku sektor perikanan hingga ke pelosok Indonesia. Aruna Indonesia bekerja keras untuk menjadi penghubung antara kemajuan teknologi dengan masyarakat pelaku perikanan. Agar teknologi ini dapat diimplementasikan dengan tepat dan memberikan dampak yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari para nelayan, pihak pengolah hingga ke konsumen.
