Local Heroes Aruna dan Sustainable Fisheries and Management
Sejak didirikan pada tahun 2016, tak terasa ada banyak perubahan yang terjadi di tubuh Aruna sebagai perusahaan perikanan terkemuka di Indonesia. Meskipun berhasil berkembang secara dinamis bahkan saat menghadapi masa pandemi, semangat dari tim perusahaan Aruna sejak awal tidak pernah berubah, yakni untuk menghubungkan nelayan ke pasar yang lebih luas. Dengan menjangkau pasar yang lebih luas, otomatis taraf hidup para nelayan pun dapat meningkat. Tentu saja untuk merealisasikan hal tersebut, penerapan sustainable fisheries and management yang tepat menjadi jurus pamungkas tim Aruna.
Ya, memang tidak perlu dirahasiakan lagi bagaimana tim Aruna mengandalkan sustainable fisheries and management sebagai kunci utama keberhasilan. Makna dari fisheries and management sendiri adalah sebuah mekanisme yang yang menciptakan dan menegakkan aturan yang diperlukan untuk mencegah penangkapan ikan berlebihan dan membantu jumlah ikan yang telah mengalami overfishing untuk lebih cepat pulih.
Menjadikan wawasan keberlangsungan sebagai kunci yang diterapkan di berbagai aspek merupakan metode yang terbukti ampuh. Pembuktian itu kini dapat dilihat dari bagaimana Aruna bukan hanya sekedar supplier seafood, tetapi sebagai supply chain aggregator perikanan Indonesia yang berhasil meningkatkan taraf hidup para nelayan, meningkatkan kualitas produk perikanan, sekaligus bersama-sama berkontribusi terhadap keberlangsungan alam yang lebih baik.
Masyarakat Pesisir sebagai Garda Terdepan Sustainable Fisheries and Management
Tentu saja keberhasilan untuk mengajak sekaligus melakukan pendampingan para nelayan untuk memiliki dan menerapkan wawasan sustainable fisheries, tidak lepas dari jasa tim Aruna. Terutama para Local Heroes Aruna yang bertugas di 170 Aruna Hub yang sudah tersebar di 27 provinsi.
Keseharian aktivitas tim lapangan yang biasa kami sebut sebagai Local Heroes (LH) ini,salah satunya yang terangkum dalam video ini:
Dari video tersebut dapat dilihat bahwa:
- Berdayakan masyarakat lokal
Aruna mengupayakan pemberdayaan masyarakat pesisir bukan hanya sebagai mitra kerja, tetapi juga menjadikan mereka sebagai bagian langsung dari Nakama Aruna. - Berada di tengah masyarakat pesisir
Dengan menjadikan warga lokal sebagai Nakama Aruna, selain memperingkas jarak, kami juga lebih mudah memahami kondisi sosial dan geografis di lokasi. - Lebih mudah untuk menerapkan sustainable fisheries and management
Dengan memahami kondisi sosial dan geografis masyarakat pesisir, Aruna jadi lebih mudah untuk melakukan pendekatan dan menjalin sinergi dengan para nelayan yang menjadi mitra kerja di setiap lokasi Aruna Hub. - Aruna Hub sebagai fasilitator
Bukan hanya sebagai tempat untuk memproses hasil tangkapan dan menginput data, Aruna Hub juga berfungsi sebagai elemen pendukung kemajuan industri perikanan. Sehingga akan lebih mudah mengelola berbagai ide, saran serta masukan yang diberikan oleh para nelayan, berkat kedekatan yang terbentuk antara nelayan, masyarakat pesisir serta Local Heroes.
Keberhasilan Aruna memajukan fisheries industry di Indonesia tentu saja tidak lepas dari kesolidan tim, baik yang bekerja di belakang meja maupun yang bertugas untuk terjun langsung ke lapangan. Tidak perlu membeda-bedakan, karena tiap posisi dalam sebuah organisasi pasti memiliki fungsi serta tantangan tersendiri. Karena yang perlu diperhatikan justru bukan perbedaan jenis pekerjaan, tetapi mengenai bagaimana agar setiap anggota Nakama Aruna yang mengemban tugas berbeda-beda dapat menjalin sinergi.
Agar tidak ketinggal mengenai berbagai informasi seputar industri perikanan, jangan lupa menyimak update terbaru yang tersaji di akun media sosial Aruna baik di Facebook, Instagram, Linkedin serta Youtube.
Penuhi Fisheries Supply Bisnis Anda Dengan Produk Berkualitas Aruna
Apakah anda pelaku bisnis atau usaha yang membutuhkan pasokan produk perikanan/ fisheries supply secara rutin? Jika ya, anda harus menyimak artikel ini sampai tuntas!
Aruna terus berupaya untuk mendukung kemajuan fisheries industry dengan membuka kesempatan pasar yang luas bagi produk hasil tangkapan nelayan lokal di seluruh daerah. Berbagai upaya telah dilakukan secara komprehensif demi setiap elemen yang tergabung dalam industri perikanan dapat merasakan langsung manfaat dari kemajuan yang telah dicapai.
Misi yang ingin dicapai oleh Aruna bukan hanya sekedar memperbaiki fisheries supply chain, tetapi agar semakin luas pihak yang merasakan manfaat dari perubahan positif yang dibuat oleh Aruna.
Dengan misi memperbaiki fisheries supply chain inilah, Aruna juga siap untuk mendukung para pelaku usaha (B2B) di tanah air. Didukung oleh 170 Aruna Hub yang telah tersebar di 27 provinsi, produk perikanan yang disalurkan oleh Aruna sudah tersertifikasi bahkan kualitasnya memenuhi standar ekspor. Terbukti dari banyak negara yang telah menjadi pengimpor rutin dari hasil tangkapan nelayan yang menjadi mitra Aruna.
Cara Mengajukan Permintaan Fisheries Supply dari Aruna
Apabila perusahaan anda membutuhkan pasokan produk perikanan segar yang terjamin kualitas dan kesegarannya, segera ajukan ke Aruna. Cukup lakukan rangkaian langkah mudah ini:
- Untuk mengajukan fisheries supply cukup dengan mengakses situs resmi aruna.id, kemudian klik tombol contact us di bagian pojok kanan atas atau langsung akses DI SINI
- Scroll layar ke bawah dan isi data singkat (nama, nama perusahaan, nomor kontak, alamat email)
- Isi jenis produk perikanan apa saja yang anda butuhkan
- Pastikan anda sudah mengisi semua kolom dengan data dan informasi yang benar
- Tunggu tim sales dari Aruna menghubungi anda.
Syarat lain yang harus dipenuhi adalah minimum transaksi untuk setiap order, sebesar 4 juta rupiah. Kemudian seluruh pengajuan order yang masuk akan melalui tahap screening terlebih dahulu. Jadi, pastikan anda sudah mencantumkan informasi dengan benar.
Setelah lulus tahap screening, tim sales akan melakukan follow up melalui narahubung yang telah anda cantumkan untuk selanjutnya memproses pembayaran dan pengiriman produk sesuai dengan permintaan pesanan.
Keuntungan Membeli Hasil Laut dari Aruna
Memang banyak supplier seafood yang siap memasok hasil laut bagi para pelaku bisnis. Jika anda masih bertanya-tanya perbedaan dan keuntungan yang didapat dengan memilih produk dari Aruna, silakan simak poin-poin di bawah ini:
- Harga yang kompetitif
- Produk berkualitas tinggi dan standar ekspor
- Didistribusikan langsung dari tangan nelayan
- Kesegaran produk terjamin
- Memenuhi aspek sustainable fisheries
- Tim sales & customer care yang responsif
Aruna sebagai perusahaan perikanan terkemuka, memberikan komitmen penuh terhadap keberlangsungan lingkungan hidup yang lebih baik. Sehingga kami menjamin bahwa semua produk yang disediakan, ditangkap dengan metode yang ramah lingkungan. Penerapan prosedur kontrol yang ketat juga menjamin tidak akan ada produk cacat yang lolos dari pengawasan kami.
Seluruh tim di Aruna memberikan dukungan penuh terhadap kemajuan para pelaku bisnis dan pemilik usaha, sebagaimana selama ini Aruna menjadi sosok support system bagi nelayan dan keberlangsungan lingkungan. Kami akan terus berupaya menunjang sektor bisnis yang juga berperan untuk memajukan dunia perikanan domestik dengan berbagai inovasi dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna.
Apabila anda sebagai pelaku bisnis ingin mengajukan kerjasama di luar dari permintaan supply, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui layanan kontak yang tersedia di situs resmi maupun akun sosial media resmi milik Aruna.
Usaha Perikanan Tangkap Masuk Dalam 5 Program Ekonomi Biru KKP
Perusahaan Aruna sebagai perusahaan perikanan yang terdepan untuk fokus memperbaiki masalah rantai pasokan, selama ini menjadikan pelaku usaha perikanan tangkap sebagai rekan strategis. Langkah tersebut didasari oleh keinginan Aruna yang dapat membuat laut, khususnya fisheries industry sebagai sumber perubahan ke arah yang paling baik. Kini perubahan pun mulai terwujud, dengan semakin meningkatnya wawasan yang dimiliki oleh para komunitas nelayan di berbagai daerah. Mereka jadi lebih peduli akan keberlangsungan sumber daya alam, khususnya kelestarian laut sebagai sumber mata pencaharian.
Kekinian telah lebih dari 26.000 nelayan lokal yang mayoritas merupakan pelaku usaha perikanan tangkap dan tersebar di 27 provinsi, tergabung dalam Aruna Hub. Aruna terus fokus mengedukasi dan mendampingi para nelayan tersebut untuk memakai metode penangkapan ikan yang memenuhi kaedah sustainable fisheries. Data yang terhimpun membuktikan bukan hanya dari sisi pendapatan yang meningkat, dimana rata-rata telah mengalami peningkatan sebesar 3 s/d 12 kali lipat. Berkat menerapkan metode pendampingan yang tepat sasaran dari Aruna, para nelayan justru semakin fokus untuk meningkatkan kualitas ketimbang menangkap ikan sebanyak-banyaknya.
Usaha Perikanan Tangkap Layak Menjadi Fokus Ekonomi Biru
![fisheries industry, usaha perikanan tangkap]()
fisheries industry aruna
Berkaca dari apa yang telah dicapai oleh Aruna dalam mengusahakan aspek sustainability dan pemanfaatan teknologi yang tepat untuk meningkatkan taraf ekonomi para nelayan dan masyarakat pesisir, maka tidak heran jika pemerintah pun akhirnya mengambil langkah strategis yang serupa. Dalam menetapkan 5 program prioritas ekonomi biru yang telah diungkap oleh Bapak Sakti Wahyu Trenggono selaku Menteri Kelautan dan Perikanan, pemerintah turut memasukan usaha perikanan tangkap ke dalam daftar prioritas tersebut.
Lebih lengkapnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyusun 5 program prioritas ekonomi biru, yakni:
- Perluasan kawasan konservasi dengan target sebesar 30% dari total wilayah perairan
- Menerapkan kuota untuk usaha perikanan tangkap, agar populasi ikan tetap terjaga
- Mengembangkan budidaya ramah lingkungan di darat, laut dan pesisir.
- Menata pemanfaatan ruang perairan yang termasuk didalamnya merupakan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil
- Mengelola sampah laut yang selama ini mengganggu keberlangsungan ekosistem
Penerapan Sustainable Fisheries Bisa Menghasilkan Multiplier Effect
Seperti yang telah Aruna lakukan selama ini untuk mendampingi para nelayan agar meningkatkan kualitas hasil tangkapan mereka dan mengedepankan aspek keberlangsungan, penerapan sustainable fisheries berhasil menimbulkan multiplier effect. Di samping hasil tangkapan mereka yang kini telah berhasil menembus pasar ekspor dan menjadi langganan supplier seafood untuk memenuhi kebutuhan berbagai restoran dan hotel berbintang, para nelayan kini sudah tidak lagi berorientasi pada penangkapan ikan sebanyak-banyaknya (overfishing).
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, keberadaan sampah di sektor kelautan memang menjadi fokus pemerintah, sehingga penanganannya dimasukan dalam 5 program prioritas. Selain para nelayan telah sadar akan pentingnya mengutamakan kualitas hasil tangkapan dibanding kuantitasnya, permasalahan sampah pun juga bisa teratasi dengan mengedepankan aspek sustainability, mengingat pelaku usaha perikanan juga mengelola sisa hasil tangkapan mereka agar bisa mengurangi jumlah sampah dan tetap menghasilkan nilai ekonomis.
Demikian pula dengan keputusan pemerintah untuk menetapkan batas kuota penangkapan ikan, semoga bisa menyadarkan lebih banyak lagi nelayan dan pelaku industri perikanan untuk menanggapi program tersebut dengan inovasi yang berdampak positif bagi ekonomi dan ekologi. Dengan demikian, akan ada lebih banyak pihak yang bisa turut ambil bagian dalam membantu menjaga ketersediaan ikan untuk jangka panjang, sambil tetap menjalankan kegiatan ekonomi.
Aruna Mengedepankan Sustainable Fisheries Local di “A Lobster Farm”
Kampung Wisata & Budidaya Lobster “A Lobster Farm” di Pantai Amed adalah jawaban Aruna terhadap bagaimana masyarakat dunia sudah semakin peduli terhadap isu sustainability. Karena dengan mengedepankan asas sustainable fisheries local inilah, dunia perikanan negara kita bisa berkembang dalam menyongsong ekonomi biru. Hal ini sekaligus sebagai bukti nyata Aruna sebagai perusahaan perikanan di Indonesia yang terus berinovasi untuk memperluas jangkauan masyarakat, dimana kali ini melibatkan lintas sektor, yakni sektor pariwisata.
Baru saja diresmikan pada 6 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali dan dihadiri langsung oleh Bapak Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, bisa dikatakan bahwa A Lobster Farm merupakan wahana “1 Stop Sustainable Fisheries Concept”. Karena seluruh aspek didalamnya mengutamakan sustainability sambil melibatkan peran serta pemerintah, komunitas penduduk Pantai Amed dan masyarakat umum pelaku pariwisata.
Penerapan Sustainable Fisheries Local yang Komprehensif
“Inisiasi terbaru Aruna ini merupakan implementasi perdana konsep sustainable tourism yang diwujudkan melalui pengalaman diving. Di Amed, Aruna juga mulai mendirikan Aruna Visit Center sebagai tempat showcase produk seafood Aruna, serta restoran di mana pengunjung dapat mencicipi menu-menu seafood segar. Aruna ingin terus memperluas cakupan fungsi dari A Lobster Farm ini. Dengan demikian, edukasi dan pengalaman yang menarik dapat semakin dibagikan kepada lebih banyak orang,” ujar Utari Octavianty selaku Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna.
Mendukung pengalaman unik yang akan didapatkan para wisatawan saat berkunjung ke tempat ini, mereka juga dapat melihat bagaimana keterlibatan komunitas masyarakat lokal , termasuk ibu-ibu dan komunitas pesisir secara umum, yang meracik secara langsung bahan-bahan organik untuk pakan lobster yang dibudidayakan.
Lagi-lagi bagaimana Aruna menerapkan sustainable fisheries local terlihat dari bagaimana masyarakat mengumpulkan bahan pakan tersebut. Bahan utamanya terdiri dari bekicot dan sisa ikan tangkapan yang tidak terjual karena tidak lulus standar kualitas. Bekicot tersebut selama ini merupakan hewan hama yang mengganggu lahan pertanian masyarakat. Kini dijadikan sebagai sumber pemasukan baru karena dibeli oleh Aruna untuk diolah menjadi pakan. Dengan demikian maka proses pembuatan pakan ini turut membantu mengurangi barang yang selama ini merupakan sampah dan tidak memiliki nilai ekonomis.
Membawa Produk Perikanan Standar Dunia ke Pantai Amed
Konsep penyajian produk hasil perikanan from sea to table yang diterapkan Aruna juga akan menambah pengalaman para wisatawan. Setelah selama ini berhasil membantu para komunitas nelayan untuk memenuhi standar ekspor dan mengirim hasil tangkapan mereka ke berbagai negara, kini produk tangkapan nelayan di Pantai Amed yang berkualitas tersebut dapat turut dirasakan oleh para wisatawan. Tanpa harus bepergian ke luar negeri, wisatawan bisa mencicipi nikmatnya aneka sajian lezat dari ikan laut tangkapan para nelayan yang masih segar.
Aruna akan terus berinovasi dan menangkap peluang baru yang dapat memajukan sektor perikanan lokal, dari tingkat hulu sampai hilir. Agar tidak hanya berhenti sebagai supply chain aggregator yang memperbaiki rantai supplier seafood yang membantu para produsen dan konsumen dalam meningkatkan kualitas produk perikanan di negara kita.
“Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf, Bapak Sandiaga Uno atas dukungannya kepada Aruna dalam peresmian ‘A Lobster Farm’ ini. Pastinya, ini menjadi awal yang baru bagi kami untuk dapat semakin berkontribusi dalam mengembangkan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan serta juga dapat membantu menggerakkan roda perekonomian agar dapat bangkit lebih cepat,” tutup Utari Octavianty.
BCL Sebagai Wujud Nyata Sustainable Fisheries Development di Indonesia
Bulan Oktober di tahun 2022 ini akan menjadi bulan yang sibuk bagi siapapun yang memiliki keterkaitan dengan dunia perikanan dan kelautan. Karena bulan ini dicanangkan sebagai Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL). Gernas BCL ini dicanangkan untuk menindaklanjuti amanah yang tertuang Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Keberhasilan Gernas BCL ini juga akan menjadi indikator penting kemajuan sustainable fisheries development di Indonesia.
Fokus utama dalam Gernas BCL yang diselenggarakan mulai dari tanggal 1 sampai dengan 31 Oktober 2022 ini adalah mengusahakan aksi nyata untuk mengurangi jumlah sampah plastik di pesisir dan laut. Target yang ingin dicapai pemerintah adalah pengurangan sampah plastik di laut pada tahun 2025 bisa mencapai 70%. Tentu saja ini bukanlah target yang main-main dan akan sangat berdampak terhadap majunya fisheries industry di negara kita.
Gerakan Sustainable Fisheries Development yang Paling Masif
Dalam siaran pers yang dibagikan resmi pada laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sebanyak 1.721 orang yang berprofesi sebagai nelayan di 14 daerah akan terlibat aktif dalam Gernas BCL ini. Ribuan nelayan yang akan menjadi agent of change ini tersebar mulai dari ujung timur hingga ke ujung barat Indonesia yakni Banda Aceh, Medan, Padang, Tanjung Pinang, Serang, Cilacap, Cirebon, Bali, Kubu Raya, Balikpapan, Manado, Kendari, Sorong, dan Merauke.
Pemerintah bahkan sudah menyiapkan sistem kompensasi, agar para nelayan yang sudah terdaftar menjadi anggota anggota Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) ini tidak terganggu mata pencahariannya selama aktif mengumpulkan sampah di lautan. Program tersebut sejalan dengan semangat yang selama ini dimiliki oleh Aruna, agar usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan jangan sampai memberikan dampak buruk bagi nelayan dan masyarakat pesisir.
Pilot Project Telah Berjalan Sejak Awal Tahun
Ternyata sebelum diresmikan menjadi gerakan nasional, KKP telah lebih dulu menjalankan program kompensasi sampah yang dikumpulkan nelayan sejak awal tahun 2022. Jadi bisa dikatakan bahwa sebenarnya pilot project gerakan ini sudah lebih dulu berjalan sebelum bulan Oktober. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Victor Gustaaf Manoppo bahkan telah mengungkapkan bahwa hingga kini telah terdata sebanyak 23,7 ton sampah yang telah terkumpul.
Tidak heran jika Gernas BCL ini dapat dikatakan sebagai wujud nyata pemerintah dalam menegakkan sustainable fisheries development. Karena pemerintah mencanangkan gerakan yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan sampah demi menuju ekonomi biru. Selain menjadikan para nelayan sebagai ujung tombak dan mengenalkan mereka pada penerapan ekonomi sirkular, masyarakat luas pun akan diedukasi agar mengupayakan pengelolaan sampah dari hulu. Sehingga bisa mencegah dan mengendalikan kebocoran sampah yang sampai ke laut.
Keberhasilan Gernas BCL ini akan sangat bergantung pada peran aktif seluruh stakeholder dan masyarakat luas, termasuk para pelaku bisnis supplier seafood dan perusahaan perikanan di tanah air. Tentu saja Aruna kan terus mendukung kebijakan pemerintah dengan menggerakkan komunitas yang tergabung dalam Aruna Hub. Salah satunya adalah penerapan ekonomi sirkular, dimana masyarakat pesisir diberikan bekal untuk mengolah sisa tangkapan mereka dari laut menjadi produk yang tetap memiliki nilai ekonomis.
Dengan semakin banyak pihak yang berperan aktif dalam mengatasi masalah sampah baik di darat dan di laut, target pemerintah untuk mengurangi sampah laut sebanyak 70% bukanlah menjadi hal yang mustahil untuk dicapai.
HUT Provinsi Riau ke-65: Pemda Fokus Lindungi Ikan Terubuk
Demi mengedepankan sustainable fisheries management yang kolaboratif, maka dalam rangkaian kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Riau ke 65, diselenggarakan seminar dalam jaringan (webinar) dengan tajuk: “Sepuluh Tahun Perlindungan Ikan Terubuk”.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata Pemerintah Daerah Provinsi Riau (Pemda Riau) untuk menerapkan sustainable fisheries management. Dengan cara terus memperhatikan kelestarian ikan terubuk yang jumlah populasinya masih belum bisa memasuki level “kelola berkelanjutan”. Ikan yang menjadi lambang Kabupaten Bengkalis ini dilindungi secara terbatas berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan (Kepmen. KP) Nomor 59 Tahun 2011. Dikarenakan berdasarkan pada hasil analisis data pada tahun 2021, masih sedikit spesies ikan dengan nama latin Tenualosa macrura ini yang berhasil berkembang biak/berpijah. Sehingga statusnya masih tetap fully exploited.
Penerapan Sustainable Fisheries Management harus Kolaboratif
Dalam webinar yang diselenggarakan, Pemda Riau menggandeng seluruh pihak demi menyukseskan kegiatan perlindungan ikan terubuk, mereka diantaranya adalah:
- Unit Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan di Wilayah Sumatera
- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
- Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Indragiri Rokan
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Riau
- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bengkalis
- Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Siak
- DKP Kabupaten Kepulauan Meranti
- Direktorat Polairud Polda Riau
- Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sungai Pakning
- KSOP Bengkalis
- akademisi kelautan dan perikanan
- pokmaswas/ nelayan terubuk
- penyuluh perikanan di Kabupaten Bengkalis dan Siak
Dengan melibatkan seluruh pihak sampai ke lapisan akademisi dan pelaku ekonomi, Victor Gustaaf Manoppo selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) mengungkapkan pentingnya menjalin kolaborasi dalam upaya perlindungan ikan terubuk.
Regulasi Terkait Status Perlindungan Ikan Terubuk
Sejalan dengan keputusan menteri perihal status ikan terubuk, pemda pun membuat aturan lanjutan yang mendukung kelestarian ikan terubuk. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 15 Tahun 2010 tentang Kawasan Suaka Perikanan Ikan Terubuk di Kabupaten Bengkalis, serta Keputusan Gubernur Nomor 78 tahun 2012 tentang Suaka Perikanan Ikan Terubuk di Provinsi Riau. Deni Efizon, Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNRI mendukung regulasi yang melarang aktivitas penangkapan ikan terubuk pada periode tertentu.
Peraturan pelarangan tersebut dicanangkan demi menjaga jalur pemijahan ikan terubuk tidak terganggu. Adapun perihal periode pelarangan penangkapan tersebut berlaku pada wilayah yang menjadi jalur pemijahan, yakni perairan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti, serta Kabupaten Siak Yang (kawasan perairan Selat Bengkalis hingga ke muara Sungai Siak dan Sungai Apit)
Tetap Memperhatikan Mata Pencaharian Nelayan
Berkat keterlibatan pihak akademis yakni Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNRI, kegiatan pelestarian ikan terubuk diupayakan agar tidak mengganggu perekonomian masyarakat. Oleh karena itu pihak akademisi memfasilitasi riset untuk memberikan alternatif sumber pendapatan. Dalam kajiannya, FKP UNRI memberikan usulan alternatif sumber pendapatan dari kegiatan industri rumahan/home industry seperti, kegiatan beternak ayam, budidaya ikan, berkebun ataupun mengeksplorasi potensi ekonomi dari subsektor pariwisata.
Hal ini sejalan dengan semangat yang dimiliki Aruna selaku perusahaan yang berkecimpung di fisheries industry. Menjaga kelestarian alam tidak boleh serta merta menghambat roda ekonomi masyarakat.
Melalui Aruna Hub, pelaku ekosistem perikanan diberikan bekal wawasan agar masyarakat dapat tetap memiliki mata pencaharian, bahkan bisa menambah tingkat pemasukan. Dengan memanfaatkan teknologi, satu per satu hambatan dan masalah dapat diuraikan. Sehingga produk para nelayan bisa langsung diserap oleh supplier seafood bahkan menembus pasar ekspor.
POKMASWAS Perkuat Sustainable Fisheries Partnership di Indonesia
Negara Indonesia yang terdiri dari bentangan laut yang luas juga diakui sebagai salah satu negara kepulauan terbesar yang memiliki potensi besar di sektor perairan. Disamping besarnya potensi, kondisi geografis ini juga menghasilkan kelemahan dalam sisi pengawasan. Oleh karena itulah implementasi sustainable fisheries partnership di Indonesia harus melibatkan peran aktif masyarakat umum. Salah satu bentuk partnership tersebut adalah melalui POKMASWAS.
Siapa Saja Anggota POKMASWAS sang Penegak Sustainable Fisheries Partnership di Indonesia?
Kelompok masyarakat pengawas perikanan atau biasa disebut POKMASWAS perikanan adalah wujud peran aktif kelompok masyarakat pesisir yang digandeng oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Secara khusus masyarakat yang bermukim di pulau-pulau kecil diberdayakan untuk turut menegakkan seluruh peraturan pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan kelautan serta perikanan.
Dibentuknya POKMASWAS perikanan berlandaskan atas semangat dari dan untuk masyarakat, siapa saja boleh mengajukan diri secara sukarela. Nantinya para POKMASWAS akan difasilitasi oleh pemerintah agar mereka mendapat pembekalan awal sebelum terjun secara langsung melaksanakan fungsi sebagai anggota POKMASWAS. Biasanya unsur tokoh adat, tokoh masyarakat, anggota Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), serta pelaku ekonomi aktif yang berprofesi sebagai nelayan dan petani budidaya ikan terlibat di dalam POKMASWAS.
Agar seluruh lapisan dapat bersinergi untuk melakukan tugas mereka yang terangkum dalam 3M, yaitu Melihat/Mendengar, Mencatat dan Melaporkan. Demikian pula Aruna yang merupakan perikanan berbasis teknologi di Indonesia, turut berperan melalui Aruna Hub. demi mewujudkan fisheries industry yang yang semakin maju, Aruna turut mendorong keterlibatan aktif masyarakat peduli perikanan.
Unsur Penting Implementasi Sustainable Fisheries Partnership
Regulasi
Semangat menjaga kelestarian ekosistem kelautan harus didukung oleh peraturan pendukung yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sehingga akan ada kejelasan hukum mengenai mana aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh masyarakat terkait sektor perairan dan perikanan.
Sosialisasi
Pemerintah bersama seluruh stakeholder wajib bersinergi untuk menyampaikan wawasan keberlanjutan di bidang perikanan. Karena dengan semakin banyak yang berperan serta untuk menerapkan dan mengawasi, niscaya keberhasilan perikanan yang berkelanjutan menuju ekonomi biru akan semakin mudah dicapai.
Pengawasan
Peraturan yang tepat harus diikuti pula oleh pengawasan yang ketat, demi menghindari tindakan pelanggaran yang terjadi. Pemerintah sudah mengambil tindakan yang tepat untuk turut menggandeng seluruh lapisan dalam bidang pengawasan, baik itu perusahaan, tokoh masyarakat, tokoh adat, nelayan dan petani ikan, bahkan masyarakat umum.
Pencatatan
Demi mencegah terjadinya eksploitasi dan overfishing, setiap kapal yang mendapat ijin dibatasi jumlah tangkapannya, hal ini didukung dengan 12 unit timbangan elektronik yang sudah disebar ke beberapa Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN). Tentu saja nantinya jumlah timbangan berbasis teknologi mutakhir ini akan semakin ditambah.
Bagaimana Cara Masyarakat Ikut Mendukung Tugas POKMASWAS?
Keterlibatan aktif masyarakat yang lebih luas sangat dibutuhkan untuk turut mengawasi, demi memajukan dunia perikanan lokal yang sustainable. Mulai dari pihak hulu yakni para nelayan agar tidak menangkap ikan secara berlebihan menggunakan metode penangkapan dan budidaya ikan yang ramah lingkungan. Untuk tingkat supplier seafood pun, agar mengupayakan penggunaan pengemasan dan teknik penyimpanan yang sehat dan ramah lingkungan.
Sementara masyarakat umum selaku konsumen, selain lebih teliti untuk membeli produk perikanan yang terjamin bahwa produk tersebut ditangkap dan dibudidayakan secara benar, juga bisa turut berperan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak keseimbangan alam. Siapapun bisa turut menjalankan fungsi POKMASWAS, dengan menerapkan wawasan sustainability dalam kehidupan sehari-hari.
Kunci Penerapan Sustainable Fisheries Berada di Tangan Masyarakat Pesisir
Negara kita tercinta ini masuk dalam kategori negara maritim karena wilayah perairannya yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Keuntungan geografis ini otomatis membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya yang begitu besar dari luasnya perairan. Disamping mengelola potensi sumber daya, tentu saja keseimbangan dari sumber daya tersebut harus terjaga kelestariannya. Karena itulah, sustainable fisheries adalah hal yang wajib untuk terus digaungkan.
Mari kita terlebih dulu membahas definisi sustainability yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam Laporan Brundtland pada tahun 1987, yaitu “memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengorbankan hak generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”. Laporan yang dibuat oleh World Commission on Environment and Development (WCED) inilah yang pertama kali mendefinisikan kata keberlanjutan atau sustainability. Hingga kini pun, isi laporan tersebut tetap dijadikan rujukan seluruh negara untuk pembangunan yang mengutamakan aspek keberlanjutan, termasuk dalam dunia fisheries industry.
Alasan Sustainable Fisheries adalah Hal yang Harus Dipahami Oleh Masyarakat Pesisir
Masyarakat pesisir merupakan kelompok komunitas yang bermukim di tepi pantai dan dekat dengan laut, mayoritas dari mereka menggantungkan mata pencahariannya pada sumber daya yang tersedia di laut. Kondisi geografis komunitas ini otomatis membuat aktivitas keseharian masyarakat selalu berkaitan dengan laut inilah, yang membuat mereka menjadi kunci penting dalam pengimpelementasian sustainable fisheries. Bukan hanya nelayan, kegiatan pengolahan pun banyak dilakukan di kawasan pesisir. Nantinya produk olahan tersebutlah yang didistribusikan ke supplier seafood di berbagai daerah, termasuk kota-kota besar.
Karena alasan yang sudah disebutkan diatas lah, mengapa komunitas pesisir menjadi hulu dalam kegiatan di sektor perikanan. Apabila implementasi sustainable fisheries sudah merata ke seluruh komunitas pesisir maka mereka akan menjadikan hal tersebut sebagai acuan di setiap aktivitas keseharian, baik dari sisi ekonomi, pendidikan maupun budaya. Keberhasilan implementasi pengembangan sektor perikanan yang berkelanjutan ini serta merta akan memajukan sektor ekonomi, pendidikan bahkan pariwisata.Sekaligus membuat mereka berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Terutama lingkungan perairan di sekitar tempat tinggal mereka.
Implementasi Keberlanjutan di Dunia Perikanan Masih Banyak Hambatan
Namun sayangnya, sejauh ini masih ada banyak pekerjaan rumah yang menjadi tugas kita bersama dalam hal menerapkan wawasan keberlanjutan di dunia perikanan. Hambatan utama dari sustainable fisheries adalah belum meratanya edukasi yang diterima oleh masyarakat. Ini dikarenakan bentangan garis pantai kita yang begitu luas dan terdiri dari ribuan pulau, belum mampu diimbangi dengan ketersediaan perangkat pendukung serta sumber daya pengedukasi yang memadai.
Padahal jika sudah merata dan komprehensif, masyarakat pesisir yang sudah menerapkan wawasan keberlanjutan akan turut membantu pemerintah untuk turut menekan jumlah kasus pelanggaran dan tindakan eksploitasi laut. Selain itu kelestarian biota laut non ekonomis yang masuk kategori langka dan dilindungi juga bisa lebih terjaga. Karena sering ditemui kasus kematian hewan laut yang dilindungi tidak tertangani dengan baik. Hal yang kerap terjadi ini disebabkan oleh wawasan penduduk pesisir yang masih minim.
Aruna Berdayakan Masyarakat Pesisir melalui Yayasan Maritim Nusantara Lestari
Aruna sebagai perusahaan perikanan yang salah satu fokusnya memajukan dunia perikanan dengan mengutamakan aspek keberlanjutan, tidak berpangku tangan mengenai hal ini. Karena Aruna sadar bahwa sustainable fisheries adalah kunci penting majunya sektor perikanan di Indonesia. Melalui Yayasan Maritim Nusantara Lestari, ekosistem kelautan terus dibina dengan melibatkan seluruh masyarakat pesisir, agar wawasan mereka benar-benar lebih baik dalam memahami dan menyikapi sumber daya laut.
Besar harapan Aruna agar kelak penerapan teknologi di dunia perikanan nusantara bisa lebih masif dibandingkan dengan sekarang. Karena pemanfaatan teknologi yang tepat bukan hanya memberikan keuntungan secara ekonomis, tetapi untuk memperluas jangkauan edukasi dan penyuluhan agar semakin banyak masyarakat pesisir yang mendapat wawasan
KJRI di San Fransisco Undang Aruna, Bicarakan Peluang Pasar Hasil Laut
Pada 11 Mei 2022, Aruna, perusahaan perikanan terintegrasi asal Indonesia, diundang oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di San Fransisco untuk mendiskusikan peluang Aruna untuk menjadikan San Fransisco sebagai salah satu negara tujuan ekspor hasil laut Indonesia. Diwakilkan langsung oleh Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, agenda tersebut juga dihadiri oleh Nugroho Y. Aribhimo selaku Konsul Ekonomi I dan Kuntum Khaira Ummah selaku Konsul Ekonomi II. Pada kesempatan yang sama, Utari juga memperkenalkan profil dan visi perusahaan yang telah dibinanya selama enam tahun tersebut secara lebih mendalam.
Mendengar gaung Aruna di Amerika Serikat, KJRI di San Fransisco pun dengan antusias menyimak cerita dari Utari, salah satu Co-Founder Aruna, yang singgah ke kantor KJRI di San Fransisco tentang Aruna. Utari berkata, “Kami menyadari betul bahwa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di industri maritim. Kalau Thailand memiliki Agoda, Tiongkok memiliki Alibaba, mimpi kami adalah menjadikan Aruna sebagai trademark-nya Indonesia. Ketika bicara Aruna, orang ingat Indonesia, dan ketika bicara Indonesia, orang ingat Aruna. Aruna berkomitmen untuk terus mencari peluang guna menjadikan San Fransisco sebagai salah satu negara tujuan ekspor hasil laut Indonesia.”
Bukan sekadar perusahaan startup perikanan terintegrasi, Aruna juga berkomitmen untuk secara konsisten melakukan banyak program edukatif tentang perikanan berkelanjutan. “Nelayan kita ini punya pengalaman yang pragmatis. Mereka mengerti betul apa yang mereka lakukan. Aruna, sebagai startup perikanan, hadir untuk semakin mempertajam kemampuan mereka tentang kelautan dan perikanan, implementasi keberlanjutan secara menyeluruh, mengenalkan mereka pada teknologi dan aplikasi digital milik Aruna, serta memberdayakan para perempuan pesisir,” ucap Utari.
Menanggapi hal tersebut, Nugroho pun mengungkapkan, “Kami percaya bahwa mimpi Aruna adalah mimpi yang mulia. Kami ingin mendukung Aruna untuk dapat menembus pasar yang jauh lebih luas lagi agar semakin banyak pula nelayan Indonesia yang sejahtera.” Kuntum juga menyebutkan bahwa potensi Aruna untuk menjadikan San Fransisco sebagai salah satu negara tujuan ekspor hasil laut Indonesia sangatlah menjanjikan. Ia menambahkan. “Satu hal yang paling penting: traceability. Konsumen di sini mau memastikan bahwa produk yang mereka konsumsi itu terjamin dari segi kualitas dan keberlanjutan bisnis. Sebagai startup perikanan, Aruna sudah mau menekuni itu.”
Aruna merupakan sebuah startup perikanan terintegrasi asal Indonesia yang berkomitmen untuk meringkas rantai pasok produk perikanan dengan menghubungkan nelayan skala kecil ke pasar global melalui teknologi. Tak hanya secara reguler melaksanakan program edukatif tentang perikanan berkelanjutan dan memberdayakan para perempuan pesisir, Aruna kini juga tengah fokus untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang biasa disebut Aruna Heroes. Aplikasi ini digadang untuk menjamin traceability produk tangkapan Nelayan Aruna di pasar lokal, terutama global. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong Aruna untuk terus memperluas negara tujuan ekspor hasil laut Indonesia.
