Mudahnya Menjalankan Gaya Hidup Frugal Living

Kehadiran pandemi sejak tahun 2020 memang memberikan dampak yang begitu besar bagi masyarakat di seluruh dunia. Uniknya, karena sempat mengalami keterbatasan ruang gerak dalam beraktivitas, transformasi gaya hidup pun malah terjadi. Kini, masyarakat semakin memperhatikan kesehatan dan semakin banyak pula yang sadar akan pentingnya menerapkan pola hidup yang tepat.

Walaupun harus tetap berada di rumah, masyarakat lebih sering membeli berbagai keperluan secara daring, termasuk membeli kebutuhan seafood online melalui e-commerce. Namun, karena aspek ekonomi sangat berdampak, para konsumen lebih teliti dalam menghabiskan uang yang mereka miliki. Berangkat dari sinilah, gaya hidup frugal living menggaung.

Gaya hidup frugal living membuat masyarakat sebagai konsumen lebih pemilih dalam menghabiskan uang mereka, bahkan menolak untuk mengikuti tren flexing (pamer) di berbagai lini media sosial. Mereka menganggap menghemat pengeluaran merupakan fokus utama, meskipun mereka memiliki kemampuan untuk membeli barang-barang mewah.

Frugal Living dan Belanja Seafood Online

Apa hubungannya menerapkan gaya hidup hemat dengan belanja seafood online? Tentu saja keduanya berkaitan. Seperti yang sudah diketahui banyak orang, berbelanja secara daring membuat kita bisa lebih berhemat. Dengan membeli keperluan sehari-hari secara daring, kamu tidak perlu lagi mengeluarkan waktu dan ongkos lebih dibanding dengan berbelanja langsung karena jika harus bepergian, ada biaya transportasi yang harus dikeluarkan.

Kalau kamu berbelanja bahan makanan pokok di Seafood by Aruna, kamu akan mendapatkan banyak keuntungan selain berhemat. Produk-produk perikanan yang disediakan oleh Seafood by Aruna selain memiliki harga ikan air laut yang lebih murah, juga terjamin kualitas dan kesegarannya. Karena Seafood by Aruna memasok hasil perikanan langsung dari para nelayan dan mendistribusikannya secara langsung melalui situs resmi Seafood by Aruna maupun lokapasar daring di Shopee dan Tokopedia.

Frugal living itu bukan berarti pelit, loh, tetapi kamu lebih mengutamakan skala prioritas dalam mengelola keuangan. Jadi, jika demi memangkas pengeluaran kamu justru harus mengorbankan lebih banyak waktu karena melalui proses belanja yang lama dan berbelit-belit, justru hal ini tidak tepat. Karena waktu yang terbuang tersebut akan lebih baik digunakan untuk kegiatan lain yang produktif atau bahkan untuk menghasilkan cuan.

Tips Berhasil Menjalankan Frugal Living

Agar kamu bisa berhemat tanpa harus menjadi pelit, berikut beberapa tipsnya:

  • Gunakan promo di Seafood by Aruna saat belanja seafood online
  • Mulai menanam sendiri bahan makanan yang sering kamu gunakan
  • Lebih sering memasak sendiri dibanding membeli makanan siap saji
  • Terapkan meal preparation agar tidak ada bahan makanan yang terbuang

Belanja seafood online memang semudah mengirim pesan melalui Whatsapp ataupun saat mengakses media sosial. Kamu benar-benar dapat mendapatkan harga ikan air laut yang murah dan hemat dengan berbelanja di layanan pesan Whatsapp dan di akun resmi @seafoodbyaruna di Instagram.

Kamu cukup memasukan pesanan kamu dalam keranjang, kemudian lakukan konfirmasi dan membayarnya. Kegiatan ini hanya akan memakan waktu yang singkat. Selanjutnya, kamu bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa sampai produk seafood pilihan kamu diantar sampai ke depan pintu rumah.

Tenang saja, Seafood by Aruna menjamin seluruh pesanan seafood terjamin kesegarannya hingga sampai ke tangan kamu. Jadi, bukan hanya mendapat harga ikan air laut yang lebih murah, tetapi kamu bisa tetap menjalankan pola hidup lebih sehat berkat kandungan nutrisi yang tetap terjaga.

Timbangan Online di Tual siap Majukan Marine Fisheries

Pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam meningkatkan taraf industri marine fisheries skala nasional dengan menerapkan penggunaan timbangan elektronik yang tersambung langsung secara daring (online) di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tual, Provinsi Maluku. Hal ini ditunjukkan langsung pada Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Tual tanggal 14 September 2022.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (kkp.go.id), penggunaan timbangan elektronik daring ini merupakan wujud nyata pemanfaat teknologi yang sangat berperan untuk meningkatkan akurasi dan mempermudah proses inventarisasi data perikanan. Oleh karena itu, PPN Tual juga sekaligus dijadikan sebagai proyek percontohan dalam hal implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur dan pemungutan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pasca produksi.

Jalan yang panjang namun pasti menuju kejayaan industri Marine Fisheries Indonesia

Bukan hanya diletakkan di PPN Tual, total pemerintah telah memiliki 12 timbangan elektronik daring yakni sebanyak 6 buah di PPN Tual, 3 buah di PPN Kejawanan (Cirebon, Jawa Barat) dan sisanya sebanyak 3 buah di PPN Ternate. Manfaat dari penggunaan timbangan elektronik mempunyai tingkat galat atau error yang kecil sehingga data timbangan ikan hasil tangkapan bersifat representatif, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan, demikian diungkap oleh Menteri Trenggono.

Dengan pengukuran secara daring, maka data timbangan dari hasil tangkapan para nelayan dapat diakses secara realtime dan dapat segera divalidasi oleh pihak verifikator. Bukan hanya meningkatkan pendapatan pemerintah dan memudahkan para nelayan, penerapan timbangan ini juga mendukung semangat sustainable fisheries. Karena setiap kapal yang mendapat izin melaut sudah ditetapkan seberapa besar kuota ikan yang dapat mereka tangkap di laut.

Penentuan kuota sebagai bentuk penerapan output control mechanism

Kini, kapal nelayan tidak dapat lagi sembarang menangkap hasil laut sebanyak-banyaknya. Namun, mereka harus bergerak sesuai dengan kuota yang telah diberikan, yang nantinya akan dicek langsung melalui timbangan elektronik daring di pelabuhan perikanan. Hal ini merupakan wujud transformasi pengelolaan yang tadinya berbasis input control beralih menjadi mekanisme berbasis output control.

Program yang diterapkan pemerintah ini diharapkan sebagai langkah revolusi di bidang marine fisheries, mengingat pengimplementasian program baru ini turut mengupayakan desentralisasi hasil tangkapan di luar Pulau Jawa dan kapal perikanan harus mendaratkan ikan hasil tangkapannya di pelabuhan yang telah ditunjuk.

Ekonomi Biru: tujuan akhir industri perikanan indonesia yang berkelanjutan

Selanjutnya, peran seluruh pihak agar penerapan teknologi dalam program yang diterapkan pemerintah ini bisa berjalan dengan baik dan memberikan dampak dalam mewujudkan pengoptimalan ekonomi biru. Apa yang dimaksud ekonomi biru adalah rancangan optimalisasi sumber daya air yang bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kegiatan yang inovatif dan kreatif dengan tetap menjamin usaha dan kelestarian lingkungan, termasuk peran startup perikanan. Startup Aruna selaku integrated fisheries commerce terdepan di Indonesia pun menjadi bagian dalam upaya memajukan fisheries industry.

Selama ini, melalui Aruna Hub, sudah banyak pihak yang telah digandeng oleh Aruna untuk bukan hanya sekedar meningkatkan taraf ekonomi tetapi untuk memajukan fundamental industri perikanan sambil bersinergi dengan banyak pihak. Bukan hanya para nelayan yang diikutsertakan, melainkan juga melibatkan masyarakat pesisir. Agar peningkatan dunia perikanan dapat dilakukan dengan lebih komprehensif.

Dengan sinergi yang dilakukan bersama banyak pihak, mulai dari nelayan, jalur distribusi dan supplier seafood, penjual, bahkan konsumen sekalipun menjadi ikut andil dalam memajukan tingkat ekonomi sektor perikanan dan menjaga keberlangsungan lingkungan. Karena ketika para konsumen semakin bijak untuk memilih penjual dan menggunakan produk konsumsi dengan memperhatikan aspek sustainability, maka roda keberlangsungan akan dapat berputar dengan baik.

Penemuan Ikan Berbobot Ratusan Kilogram di Bontang

Alam bawah laut memang masih menyimpan banyak sekali misteri yang belum bisa diungkap oleh manusia. Jangankan bagi masyarakat awam, kalangan yang kesehariannya berkutat di dunia maritim dan fisheries saja kerap mendapat kejutan dari temuan baru yang muncul dari dalam perairan.

Dunia fisheries adalah dunia yang penuh kejutan dan potensial

Sebuah video ketika para nelayan menemukan seekor ikan kerapu raksasa yang berbobot ratusan kilogram di daerah Bontang, Kalimantan Timur, baru-baru ini mendapat perhatian banyak masyarakat. Karena ukuran ikan kerapu ini tidak wajar, masyarakat, bahkan para nelayan sendiri, berbondong-bondong untuk menyaksikan proses pengangkatannya. Bobot besar yang dimiliki ikan tersebut menuntut para nelayan untuk mengerahkan tenaga ekstra guna memindahkannya dari perahu ke atas daratan.

Banyak yang belum tahu bahwa nama asli dari ikan raksasa yang menggegerkan tersebut adalah ikan kerapu kertang atau giant grouper dan memiliki nama Latin Epinephelus lanceolatus. Ikan kerapu sebesar ini memang cukup jarang ditemui meskipun habitatnya cukup banyak di Indonesia. Karena memang penyebaran ikan yang termasuk dalam golongan ikan bertulang sejati atau Osteichthyes ini berada di sekitaran perairan Indo-Pasifik. Hal ini membuatnya jarang ditemukan oleh nelayan karena habitatnya hanya ditemui di dasar laut dengan kedalaman hingga 100 meter.

Kerapu Kertang berkaitan erat dengan kondisi terumbu karang

Ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi ketika ingin mencari ikan kerapu kertang di perairan, yakni kondisi terumbu karangnya di area dasar laut tersebut yang harus masih terpelihara dengan baik. Jika masyarakat nelayan mengedepankan sustainable fisheries, artinya habitat kerapu kertang juga akan terjaga dengan baik. Dengan demikian, apabila ekosistem laut terus terjaga, maka ikan jenis ini akan lebih mendatangkan nilai ekonomi di sektor fisheries industry karena bobot kerapu kertang bisa mencapai 400 kilogram per ekor. Bayangkan seberapa besar potensinya jika ada banyak giant grouper yang bisa dibudidayakan nelayan lokal!

Masyarakat awam sudah banyak yang tahu bahwa ikan kerapu kini menjadi salah satu ikan favorit untuk dikonsumsi karena rasa dan kandungan gizinya. Dengan demikian, jika pemerintah bersama para pelaku ekonomi kelautan bisa menggali pembudidayaan ikan yang menjadi lambang dari negara bagian Queensland ini, maka bertambah lagi potensi ekonomi fisheries artinya akan turut pula meningkatkan ekonomi para nelayan.
Startup perikanan di Indonesia, termasuk startup Aruna akan terus membantu pemerintah dan pelaku ekonomi kelautan agar terus mengembangkan setiap potensi yang ada melalui Aruna Hub. Startup Aruna terus berupaya menggandeng mulai dari nelayan, jalur distribusi supplier seafood hingga masyarakat pesisir agar bisa terus mengembangkan potensi ekonomi yang ada di lingkungan sekitar. Agar mereka dapat menjalankan kegiatan ekonomi sambil terus menjaga lingkungan dengan mengedepankan sustainability.

Bagaimana Sustainable Fisheries Concept Menjaga Kestabilan Iklim?

Isu pemanasan global (global warming) sebenarnya bukanlah hal baru. Para ilmuwan iklim dari seluruh dunia sudah meneliti dan menemukan indikasi kehadiran pemanasan global sejak tahun 1940-an. Efek rumah kaca yang mengunci karbon dioksida (CO2) pada atmosfer ditemukan membuat suhu bumi semakin hari semakin panas, bahkan hingga saat ini. Lantas apa kaitannya sustainable fisheries concept (konsep perikanan berkelanjutan)  dengan kestabilan iklim bumi?

Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, gas CO2 yang bersumber utama dari pembakaran hutan serta kegiatan penggunaan bahan bakar pada mesin industri dan kendaraan, terperangkap di atmosfer dan menjadi sumber utama munculnya global warming. Mengapa demikian? Karena lapisan CO2 yang berlebih ini membuat suhu bumi terus meningkat. Seiring waktu, kandungan CO2 justru ada di level yang mengkhawatirkan dan dampak buruknya semakin terasa. Tidak heran jika sekarang ini para ilmuwan terus berlomba mencari cara yang paling ampuh untuk membuat bumi “lebih adem”.

Sustainable Fisheries Concept Sebagai Solusi?

Dari sekian banyaknya saran yang diberikan oleh para ilmuwan untuk meredam efek pemanasan global yang semakin ganas, ada yang telah membuahkan hasil namun ada juga yang belum menunjukkan hasil yang terukur dan signifikan. Kesadaran seluruh masyarakat dunia untuk ikut terlibat memerangi pemanasan global memang sangat diperlukan, karena permasalahan ini kompleks dan tidak dapat teratasi jika hanya pihak tertentu saja yang bekerja keras.

Lantas apa yang bisa dikontribusikan sektor perikanan dunia terhadap isu ini? Sustainable fisheries concept-lah jawabannya. Karena sebenarnya keseimbangan laut sangat berpengaruh terhadap suhu bumi, perubahan iklim maupun kelestarian lingkungan. Belum lagi mengingat fakta bahwa setiap tahunnya,85% oksigen yang menyelimuti bumi dihasilkan oleh fitoplankton. Jadi penerapan sustainable fisheries concept yang benar, serta merta akan turut mempengaruhi keseimbangan ekosistem laut dan berkontribusi untuk memperbaiki kerusakan iklim.

Mengingat fakta bahwa fitoplankton memproduksi banyak oksigen, bagaimana kalau kita perbanyak saja jumlah fitoplankton di seluruh lautan agar bisa menekan tingkat CO2?

Tentu saja hal tersebut sangat tidak disarankan untuk dilakukan. Kita harus mengingat bahwa ada pepatah lama yang mengatakan segala hal yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi para ilmuwan pun sudah menemukan fakta bahwa keberadaan fitoplankton yang terlalu banyak justru akan merusak seluruh ekosistem kehidupan, bukan hanya ekosistem laut.

Selektif Implementasikan metode yang diterapkan dalam fisheries industry

Yang dimaksud dengan menerapkan konsep perikanan berkelanjutan disini adalah, masyarakat yang tinggal dan bermata pencaharian dekat dengan lingkungan perairan laut harus menerapkan metode yang tetap menjaga kelestarian lingkungan. Bukan hanya dengan peralatan yang ramah lingkungan, tetapi juga menjaga tetap seimbangnya biota laut. Sehingga dengan demikian, jika ekosistem laut terjaga dengan baik maka perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim dapat terhindarkan.

Startup perikanan yang ada di Indonesia pun harus turut mengambil peran untuk membukakan mata masyarakat akan pentingnya keseimbangan laut bagi iklim. Demikian pula startup Aruna melalui Aruna Hub, terus aktif membina masyarakat agar lebih sadar lingkungan sambil terus meningkatkan produktivitas mereka. Bahkan kalau perlu, hingga ke level supplier seafood pun harus turut menerapkan konsep keberlanjutan.

Terus menggaungkan sustainable agar terus diimplementasikan di berbagai aspek demi iklim bumi yang baik ini, semata bukan hanya untuk kebaikan kehidupan di saat ini. Melainkan juga untuk kebaikan seluruh kehidupan di masa depan.

The Importance of Sustainable Fishing in Combating Global Warming

The melting of ice in Antarctica has now reached a concerning stage. Even the largest iceberg known as A68A has melted about 1 trillion tons or 900 million metric tons. This amount of water could fill an Olympic-sized swimming pool over 60 million times. So, what can we do to address this global warming challenge? From the perspective of fisheries, we must increasingly focus on preventing environmental damage by prioritizing the implementation of sustainable fishing methods.

Why is Sustainable Fishing Important?

The current state of nature is deeply worrisome. Fortunately, more and more people are becoming concerned about environmental sustainability. Even in developed countries, sustainable certification is becoming a requirement for various consumer products. Looking back a bit, the term “sustainable” implies continuity and persistence. In this context, sustainability refers to the preservation of the environment.

In the past, many production and consumption methods contributed to environmental degradation. Thus, the adoption of sustainable methods in various production and consumption processes is deemed crucial because it already considers environmental preservation. Moreover, the more individuals and parties are involved in environmental conservation, the faster the recovery of the natural world can occur. Consequently, implementing procedures that prioritize environmental sustainability from the production process onward is highly imperative.

Coastal Communities as Frontline Guardians

The majority of economic activities in the fisheries sector are supported by communities residing in coastal areas, as most of them earn a living as fishermen. This is why coastal communities must be thoroughly educated about the application of sustainable fisheries. Aruna, a fisheries-focused startup deeply committed to environmental issues, designates these coastal communities as frontline guardians. Notably, non-coastal communities also contribute significantly as fish cultivators and processors.

By then, both countries have formed the Canada-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), where they not only aim to establish mutually beneficial trade relationships for the long run but also promote environmental sustainability and improve management systems for greater impacts.  

Consumer Role in Sustainability

Is the effort to preserve the environment only sufficient during the production phase? Of course not. As mentioned earlier, consumers also play an equally important role in environmental preservation. If various aspects of life increasingly prioritize sustainability, the positive impacts will undoubtedly multiply.

Consumers’ growing awareness of environmental issues has given rise to the concept of a sustainable lifestyle. This lifestyle emphasizes the conservation of the environment by ensuring that the products they use and consume are processed with environmental considerations in mind. This encompasses everything from building materials, utensils, and clothing, to food. It’s even possible that in the future, there will be seafood suppliers exclusively offering sustainable products.

With more public figures endorsing the sustainable lifestyle, more members of the general public are being exposed to the concept of sustainability. This on-ground reality leads the Aruna team to earnestly hope that more individuals will get involved in preserving the environment. With increased participation, the resulting impacts can be more easily felt by the society at large.

Go International Berkat Benahi Fisheries Management Industry

Siapa yang dapat mengira jika dengan ikut membenahi sektor fisheries management industry bisa mengharumkan nama bangsa dan go international? Ya, hal ini dirasakan sendiri oleh tim Aruna yang selama tahun 2022 ini sudah beberapa kali mendapatkan kesempatan untuk menghadiri perhelatan tingkat internasional yang berhubungan dengan fisheries industry. Dapat dilihat bukan hanya keuntungan semata yang dihasilkan, tetapi ada banyak value tak ternilai yang dapat diraih oleh Startup Aruna dan diberikan kembali ke masyarakat luas.

Aruna Terus Gaungkan Pembenahan pada Fisheries Management Industry

Negara kita terdiri dari belasan ribu pulau, yang masing-masing memiliki ciri dan potensinya sendiri. Bentangan pulau dan perbedaan struktur daratan serta perairan yang sedemikian banyak ini memang menimbulkan banyak hambatan. Sebagai startup perikanan yang bertekad kuat untuk turut memajukan sektor industri perikanan dan tetap mengedepankan sustainable fisheries, fakta nyata di lapangan ini memang bukan hal yang mudah diselesaikan. Oleh karena itu hambatan dalam struktur rantai pasokan di industri perikanan yang selama ini belum terselesaikan, justru Aruna jadikan sebagai tantangan.

Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Hal demikian benar-benar dirasakan oleh seluruh tim Aruna. Berkat kegigihan dan dukungan dari berbagai pihak termasuk melalui Aruna Hub, jerih payah untuk membenahi fisheries management industry sampai ke akar, kini mulai membuahkan hasil. Siapakah yang merasakan hasil tersebut, apakah hanya segelintir pihak? Tentu tidak hanya tim Aruna, tetapi banyak pihak kini bisa merasakan berbagai perbaikan berkat pembenahan yang dilakukan.

Ujung tombak fisheries management industry

Posisi nelayan dijadikan sebagai ujung tombak fisheries management industry. Sehingga jika ada pergerakan ke arah yang lebih baik, maka hal tersebut dapat dirasakan dan tercermin langsung dari kehidupan mereka. Dengan pemanfaatan teknologi, kini nelayan bisa mendapatkan hasil tangkapan dan budidaya yang lebih optimal. Disamping itu, pengetahuan para nelayan pun meningkat seiring Aruna yang selalu bersemangat memberikan pembekalan untuk meningkatkan soft skill dan hard skill mereka.

Kualitas dan kuantitas produksi yang meningkat

Kemajuan teknologi bukan hanya membantu peningkatan hasil tangkapan dan budidaya, tetapi membantu kita untuk memastikan ekosistem alam terjaga. Jadi bukan hanya komunitas nelayan yang merasakan buah dari penataan di berbagai aspek yang dilakukan oleh Aruna, tetapi dari lingkungan hingga ke konsumen pun turut merasakannya.

Menembus pasar ekspor

Berkat kualitas hasil tangkapan dan budidaya para nelayan yang bisa menembus standar ekspor, kini semakin banyak hasil produksi mereka yang turut dirasakan oleh konsumen internasional. Aruna membantu nelayan memiliki profil yang dapat diakses para calon konsumen, untuk melacak jaminan 360 traceability dari hasil produksi para nelayan.

3 Fakta Tentang Hasil Nelayan Lokal yang sudah Go International

  1. Ikan Cakalang menjadi komoditas ekspor bernilai jutaan di Ney York, New Jersey, Massachusetts, Virginia dan Maryland. Dalam data yang dirangkum dari 2019 hingga 2021, nilai ekspornya menembus nilai 38 juta Dollar AS. Hal ini terungkap saat Aruna menghadiri SENA (Seafood Expo North America) 2022
  2. Aruna Crab siap jadi produk nelayan unggulan yang menembus pasar negara Kanada dan Amerika Utara. Saat menghadiri event pameran internasional makanan dan minuman terbesar di Amerika Utara, produk nelayan lokal ini Aruna promosikan agar bisa meraih pangsa pasar yang potensial.
  3. Aruna menggali potensi pasar ekspor di San Fransisco. Bersama Konsulat Ekonomi I dan KJRI di San Fransisco, tim Aruna hadir dan aktif berdiskusi untuk memperluas pasar supplier seafood dari hasil nelayan lokal.

Selain di sektor ekonomi, Aruna juga mewakili negara-negara di Asia Tenggara untuk memaparkan bahwa teknologi internet of thing (IoT) sangat membantu mengurangi bahaya dan memperbaiki ekosistem laut pada acara Google I/O 2022. Seluruh pencapaian yang dapat dirasakan oleh Aruna hingga saat ini tidak akan dapat terjadi tanpa dukungan semua pihak.

Dalam kesempatan ini Aruna mengucapkan terima kasih atas begitu besar dukungan yang telah diterima, dan jangan pernah lelah untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa kita tercinta ini, Republik Indonesia.

Dominasi Lelaki pada Fisheries Industry Employment

Ketika menyebut kata perikanan, maka kata selanjutnya yang ada di bayangan banyak orang pasti nelayan. Ketika membahas nelayan, maka kata selanjutnya yang muncul di benak adalah pria. Ya, tepatnya tenaga kerja yang terlibat dalam sektor industri perikanan (fisheries industry employment) memang sangat identik dengan kaum pria. Faktanya, nelayan yang berjenis kelamin perempuan memang jarang kali kita jumpai. 

Data yang telah dirilis oleh situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui statistik.kkp.go.id menyatakan bahwa per tahun 2020, tercatat ada 2.849.734 jiwa yang berprofesi sebagai nelayan dan tersebar di seluruh Indonesia. Sementara itu, rupanya provinsi Jawa Timur dan Kalimantan menyumbang jumlah terbesar, yakni sebanyak 265.917 dan 245.400 orang.

Sementara itu situs statista.com yang memberikan data statistik survey, menyatakan bahwa ada gap yang sangat besar mengenai jumlah tenaga kerja pria dan perempuan yang terlibat secara langsung di sektor perikanan. Lebih lanjut dalam infografis yang disajikan oleh laman tersebut, perbandingan jumlah tenaga kerja pria dibandingkan dengan perempuan yang terlibat secara langsung dalam proses produksi di sektor perikanan adalah 1:109. Dalam artian hanya terdapat 1 perempuan yang terlibat langsung dalam proses produksi, sementara ada 109 pria yang terlibat. Sedangkan untuk kegiatan non produksi, perbandingan keterlibatan pria dan perempuan yang terdata tidak terlalu signifikan seperti kegiatan produksi, yakni 1:8.

Dominasi Pria Pada Fisheries Industry Employment, Apa Maknanya?

Lantas apa makna dari nilai perbandingan tersebut? Itu tandanya kebanyakan yang terlibat dalam sektor perikanan adalah para kepala keluarga maupun calon kepala keluarga. Apalagi budaya kita mewariskan kultur bahwa pria adalah tulang punggung dan pemberi nafkah keluarga. Dengan keberadaan dominasi para pria yang terlibat langsung untuk bekerja di sektor perikanan, berarti sebenarnya ada lebih banyak orang yang menggantungkan hidup mereka di sektor perikanan.

Sehingga setiap kemajuan maupun kemunduran yang terjadi pada sektor perikanan, akan memberikan dampak lebih banyak dibandingkan besaran jumlah orang yang berprofesi dan terlibat dalam sektor perikanan. Mengingat ada banyak kepala keluarga yang menggantungkan kehidupan seluruh anggota keluarganya di sektor ini. Oleh karena itulah hal yang berkaitan dengan sektor perikanan harus dikaji secara komprehensif, demi mencegah dampak negatif yang akan timbul.

Perlukah Meningkatkan Peran perempuan di Sektor Perikanan?

Melihat begitu besarnya dominasi para pria yang terlibat dalam kegiatan produksi di sektor perikanan, sebenarnya cukup beralasan. Karena pekerjaan ini memang mayoritas merupakan kerja yang membutuhkan tenaga besar dan banyak menghabiskan waktu di alam terbuka. Sementara itu, para perempuan sebenarnya masih bisa ditingkatkan keterlibatannya di sektor perikanan namun pada bidang non produksi. Dalam proses pengolahan hasil perikanan misalnya.

Startup perikanan yang bergerak di bidang suplai juga bisa mengambil peran dalam hal ini. Salah satu contohnya adalah, subsektor supplier seafood bisa lebih melibatkan perempuan dalam kegiatan penyortiran dan pengepakan produk. Selain memberikan solusi untuk mencapai sustainability fisheries di negara kita tercinta ini, ekosistem yang tercipta dapat melibatkan lebih banyak perempuan bukan hanya dalam peningkatan taraf ekonomi tetapi juga dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan sinergi yang terjalin antara seluruh perempuan dan pria yang terlibat dalam sektor perikanan ini, maka angka yang menunjukkan dominasi pria pun tidak perlu menimbulkan banyak keresahan. Justru dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan. Begitu juga Aruna Hub yang merupakan bagian dari startup Aruna Indonesia, tidak terlepas dari sinergisme ini. Kedepannya akan semakin memperhatikan keterlibatan para perempuan yang berperan dalam ekosistem perikanan.

Tumbuh 5,45%, Sustainable Fisheries Contribution to GDP Perlu Digenjot

Tahun 2020 memang merupakan tahun yang sangat berat untuk dijalani setiap negara karena adanya pandemi virus COVID-19, termasuk bagi Indonesia. Untungnya di tahun 2021 kita berhasil bangkit meskipun masih harus terus berperang melawan penyebaran virus yang semakin mengganas. Bahkan sektor perikanan pun sanggup tumbuh sebesar 5,45% meskipun nilai kontribusi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) secara nasional lebih sedikit, yakni 2,77%. Persentase ini sudah termasuk hitungan sustainable fisheries contribution GDP atau kontribusi sektor perikanan berkelanjutan terhadap PDB.

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan memang sudah menggelontorkan banyak program agar sektor perikanan bisa bangkit dari kemerosotan yang terjadi pada tahun 2020. Dengan berbagai program yang langsung dirasakan oleh para nelayan, hasilnya pun langsung dapat dirasakan pada periode 2021. Dapat dilihat dari data yang dilansir oleh databoks katadata, peningkatan PDB sektor pertanian 9,85% dan subsektor perikanan sudah tumbuh 2,77% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meningkatkan Sustainable Fisheries Contribution to GDP Harus Dilakukan Secara Komprehensif

Mengukur peningkatan secara ekonomis melalui GDP (Gross Domestic Product) atau PDB memang perlu, tetapi memperhatikan keberlangsungan di sektor fisheries industry juga tidak kalah penting. Oleh karena itulah Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Humas Ditjen Perikanan menyatakan bahwa menjaga ekosistem alam tetaplah sangat penting. Karena pertumbuhan nilai ekonomi jika tidak mengindahkan sisi sustainable fisheries bisa berakibat kurang baik bagi alam dan tentunya bagi para nelayan. Karena kita harus sepakat bahwa para nelayan merupakan ujung tombak dari sektor perikanan.

Profesi nelayan sebagai ujung tombak sektor perikanan, memang sangat penting. Humas Ditjen Perikanan pun menyatakan bahwa program yang dirancang untuk menggenjot pendapatan subsektor kelautan dan perikanan hingga 2024, juga tetap memperhatikan kesejahteraan para nelayan. Disamping harus selalu menggalakkan edukasi mengenai keharusan untuk menjaga kelestarian alam, tetap harus ada solusi yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan.

Optimalisasi dan Pemberian Nilai Tambah Pada Produk Perikanan

Memang jargon meningkatkan sustainable fisheries contribution to GDP, harus tetap memperhatikan aspek lainnya. Untungnya, era kemajuan teknologi memberikan angin segar di berbagai aspek kehidupan, bahkan bagi sektor perikanan. Terbukti dari munculnya berbagai startup perikanan, yang mampu memberikan solusi peningkatan pendapatan bagi para pelaku ekonomi di sektor kelautan. Teknologi yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan rintisan ini tentu saja bertujuan untuk mengoptimalisasi produktivitas. Dengan meningkatnya produktivitas, maka sustainable fisheries contribution to GDP pun akan turut mengalami pertumbuhan.

Tindakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, salah satunya adalah dengan mengajak mereka untuk memberikan nilai tambah pada produk perikanan. Misalnya demi menghindari kerugian dari penjualan hasil tangkapan mereka, para nelayan bisa mengolah ikan segar menjadi produk ikan beku. Dengan demikian nilai ekonomi pada hasil tangkapan dapat bertahan lebih lama, karena produk beku tersebut bisa dikirim ke distributor bahan makanan beku atau supplier seafood yang lokasinya jauh dari domisili para nelayan.

Optimalisasi dan Pemberian Nilai Tambah Pada Produk Perikanan

Sama halnya dengan startup Aruna Indonesia yang bukan hanya membantu memasarkan produk perikanan secara langsung agar bisa menembus pasar ekspor dan memberikan manfaat lebih bagi para nelayan. Melalui Aruna Hub, ada banyak kegiatan yang dilakukan Aruna untuk menggandeng banyak pihak agar turut serta menjaga kelestarian ekosistem perairan dan daratan. Agar kemajuan teknologi bukan hanya dimanfaatkan memberikan kesejahteraan bagi para pelaku ekonomi, tetapi juga membantu sumber daya alam di negara kita bisa terjaga keseimbangannya.

Geliat Sektor F&B Turut Meningkatkan Fisheries Market Industry

Medio tahun 2021 bisa dibilang merupakan momentum bangkitnya perekonomian Indonesia, baik secara makro dan mikro. Salah satu sektor yang sangat menggeliat pertumbuhannya adalah bidang food & beverages di level ritel. Dibantu oleh kepiawaian para pemasar digital, ada banyak restoran, rumah makan, bahkan pedagang gerobak yang viral di media sosial dan diburu para konsumen. Geliat ini tentu saja turut memberikan kontribusi pada peningkatan di sektor fisheries market industry.

Peningkatan di berbagai Sektor Perikanan, bukan hanya di Fisheries Market Industry

Sebenarnya kalau ditilik lebih lanjut, sektor perikanan memang semakin gemilang berkat konsumsi rumah tangga atau tingkat konsumsi di level ritel. Karena data menyebutkan bahwa konsumsi ikan nasional per tahun 2019 saja meningkat menjadi 54,50 kilogram/ kapita. Padahal, total konsumsi domestik di tahun 2017 masih menunjukkan angka 47,34 kilogram/ kapita.

Dari sisi utilisasi industri pengolahan produk perikanan ada peningkatan tajam yang terjadi pada tahun 2020, yakni sebesar 58% dengan total produksi sebanyak 1,6 juta ton. Realisasi utilisasi pengolahan produk dan supplier seafood ini turut mengerek nilai ekspor dengan capaian 4,48 miliar dollar AS. Dengan adanya peningkatan utilisasi ini, sektor perikanan dapat mengurangi intensitas ekspor bahan mentah dengan menghasilkan produk olahan yang memiliki nilai tambah.

Masyarakat Semakin Familiar dengan Produk Perikanan

Perbaikan pada sisi suplai produk perikanan, tentu semakin membuat fisheries industry memiliki potensi yang kian terbuka. Hal inilah yang ditangkap oleh pelaku bisnis kuliner: mereka menyuguhkan pilihan konsumsi hewani yang sudah tak terbatas pada daging ayam dan sapi saja. Benar saja, keberhasilan sebuah program memang harus ada hasil nyata yang dapat dilihat.

Selain semakin mudahnya masyarakat mendapatkan produk perikanan segar dan beku, kepopuleran produk-produk perikanan pun semakin menanjak. Salah satu produk perikanan yang semakin dikenal oleh masyarakat adalah kepiting dan ikan nila. Bahkan restoran seperti Burger King, Mcdonald’s, dan KFC sudah menyediakan beragam pilihan menu yang berbahan dasar ikan. Selain ada fakta memang gerai restoran yang memang menjadikan olahan ikan sebagai produk unggulan mereka semakin bertumbuh di berbagai kota.

Tetap Utamakan Sustainable Fisheries

Sektor fisheries market industri yang semakin menggelora ini tidak boleh dibiarkan berlari tanpa arah. Seluruh pihak harus tetap mengingat bahwa industri yang sehat harus memperhatikan aspek keberlanjutan (sustainability). Oleh karena itu, di lain kesempatan, pihak Humas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa untuk menggenjot produktivitas tetap harus menjaga ekosistem tidak bisa hanya mengukur sisi pertumbuhan dari sisi nilai ekonominya saja.

Selain memperhatikan sisi keberlanjutan, peningkatan kesejahteraan para nelayan juga menjadi poin yang penting di tengah menggeliatnya potensi pasar di sektor perikanan ini. Jangan sampai peningkatan ekonomi hanya dirasakan oleh para pelaku bisnis besar. Disinilah para pelaku startup perikanan harus turut mengambil peran. Yakni dengan turut menawarkan solusi yang bisa memberikan dampak juga bagi para nelayan.

Melalui Aruna Hub, startup Aruna bergerak aktif untuk menjangkau para pelaku sektor perikanan hingga ke pelosok Indonesia. Aruna Indonesia bekerja keras untuk menjadi penghubung antara kemajuan teknologi dengan masyarakat pelaku perikanan. Agar teknologi ini dapat diimplementasikan dengan tepat dan memberikan dampak yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari para nelayan, pihak pengolah hingga ke konsumen.

Tips Penggunaan Susu Ini Harus Diketahui Wirausaha Perikanan

Seiring dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang mulai rutin menjadikan ikan sebagai pilihan konsumsi mereka, potensi pertumbuhan wirausaha perikanan pun akan semakin meningkat. Namun, memang masih banyak kendala yang harus diperhitungkan para pelaku usaha ketika memutuskan untuk menggeluti fisheries industry, apalagi jika berhubungan dengan produk perikanan laut.

Berbagai kendala yang harus dihadapi wirausaha perikanan

Kendala besar yang harus dihadapi para pelaku diantaranya adalah rantai pasokan, manajemen logistik, dan cara memproses ikan dan hasil laut lainnya. Penanganan ketiga hal tersebut pada ikan laut memiliki cukup banyak perbedaan, apalagi jika dibandingkan dengan bahan mentah, seperti ikan air tawar atau unggas.

Wirausaha perikanan harus menghadapi harga yang tidak stabil

Dikarenakan rantai pasokan yang belum prima, terkadang harga dari produk laut tidak dapat terjaga dengan stabil. Beruntungnya di Indonesia sudah bermunculan startup perikanan yang bertujuan menyelesaikan masalah tersebut. Tentu saja termasuk Aruna yang juga fokus mengembangkan sistem berkelanjutan atau sustainable fisheries.

Sulit mendapatkan supplier seafood

Penyebab dari ketidakstabilan harga, salah satunya karena penyebaran supplier seafood segar yang belum menjangkau semua daerah. Untungnya, sekarang sudah ada startup Aruna yang siap membantu menyediakan produk laut segar bagi konsumen ritel maupun para pelaku bisnis. 

Tekstur dan rasa cepat berubah

Jika menyetok terlalu banyak bahan baku segar tanpa menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tepat, hal ini justru akan menyebabkan perubahan tekstur dan rasa. Tentu saja hal tersebut akan menimbulkan kerugian karena perubahan tersebut akan mengganggu konsistensi produk yang dihasilkan atau dijual.

Melibatkan susu dalam manajemen logistik

Selama ini, sebenarnya sudah banyak cara yang dilakukan para pelaku bisnis untuk menjaga kesegaran ikan. Sayangnya, hal tersebut tidak terlalu efektif ketika diterapkan pada ikan laut. Namun, setiap masalah dan tantangan pasti diikuti pula oleh jawaban dan solusi. Dalam urusan menjaga kesegaran dan menjauhkan bau amis dari ikan mentah, sebenarnya ada solusi yang mudah dan efektif, yaitu dengan merendam ikan laut dalam wadah yang berisi susu.

Menyerap bau amis

Kandungan kasein dalam susu ternyata terbukti efektif menyerap bahan kimia Trimetilamina N-oksida si penyebab bau amis pada ikan.

Tidak mengganggu tekstur dan rasa

Sering sekali masalah yang harus dihadapi ketika salah menggunakan bahan untuk menghilangkan bau amis pada ikan adalah perubahan tekstur dan rasa. Namun, jika menggunakan susu untuk menghilangkan bau amis pada ikan, justru tekstur dan bakteri penting pada ikan tetap terjaga.

Lebih efektif dibandingkan penggunaan asam

Selama ini, banyak masyarakat dan pemilik restoran yang mengandalkan air cuka, perasan jeruk nipis, ataupun air lemon untuk menjaga kesegaran bahan mentah produk laut yang mereka miliki. Sayangnya, hal ini sering kali membuat perubahan rasa dan tekstur apabila pengaplikasian waktu yang diterapkan tidak cukup presisi.

Di tengah semakin banyak masyarakat yang sadar akan penting dan manfaat dari ikan dan produk laut lainnya untuk menunjang kebutuhan nutrisi, keberadaan Aruna Hub bisa dijadikan sarana untuk saling berbagi informasi terkini. Dengan kata lain, jika ada metode baru yang efektif dan lebih efisien, nelayan dan pelaku ekonomi lainnya pun dapat ikut mengaplikasikannya.

Jika ada yang memfasilitasi proses sharing knowledge dari dan untuk para nelayan serta pelaku bisnis lainnya, maka niscaya kualitas dan nilai ekonomi produk lokal kita akan semakin meningkat.