Aruna Supports KKP in Developing Human Resources for Sustainable Fisheries Implementation
The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (KKP) is dedicated to achieving sustainable fisheries management in Indonesia. One of its key initiatives is the implementation of the Measured Fish Capture (PIT) policy, a priority agenda within the Blue Economy framework. PIT regulates fish catch quotas and zones with the aim of preserving fisheries resources, protecting the environment, and promoting national economic equality.
The PIT policy involves developing highly skilled Human Resources (HR) in the fisheries sector. Through this program, the Marine and Fisheries Human Resources Development and Extension Agency (BPPSDM KP) places students from KKP’s educational units in various fishing ports across Indonesia.
Placing HR through Internship Programs
Students from KKP’s educational units are given the opportunity to learn at post-production fish landing bases. The placement of students in 30 fishing ports is part of the implementation of the Field Work Practice curriculum.
Internship programs are considered a strategic step in developing fisheries HR. During these programs, students engage in landing management, including recording data on the quantity and types of fish, knowledge of Fishing Gear (API), and activities in fishing ports. The goal is to enhance the skills and competencies of students and involve them directly in sustainable fisheries management practices.
The Importance of PIT Implementation for Sustainable Fisheries
The Head of BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta, recognizes the importance of PIT as an effective method for implementing sustainable fisheries and maintaining the balance of marine ecosystems. BPPSDM KP is committed to fully supporting all programs related to PIT.
PIT implementation requires trained and competent HR in various aspects of fisheries management. Therefore, the government will continue to improve the quality of education and training for students from KKP’s educational units. “We will all work together with the team, instructors, and relevant stakeholders to ensure that this activity runs smoothly and effectively,” said Nyoman.
Minister of Maritime Affairs and Fisheries, Sakti Wahyu Trenggono, emphasizes the importance of excellent HR in achieving the success of the Blue Economy Program and Policy. HR quality must be a top priority, especially in sustainable fisheries management.
Aruna’s Support for PIT Policy
As a fisheries company committed to sustainability, Aruna utilizes product traceability standards to track all its products. Additionally, we implement environmentally friendly fishing practices and avoid overfishing, in line with regulations and principles of sustainable fisheries management.
Moreover, we believe that HR development is a crucial effort towards achieving fisheries sustainability. In this context, we ensure that all Aruna HR, including fishermen, coastal communities, and Local Heroes, understand the principles of sustainable fisheries and the importance of preserving the sea.
We invite the public and fisheries stakeholders to join efforts in supporting the PIT policy. All parties must actively contribute to preserving the sea and ensuring the sustainability of fisheries resources.
Through collaboration and shared commitment, we can achieve sustainable fisheries management and preserve marine ecosystems. The sea is a source of life for all living beings, and a sustainable sea will undoubtedly benefit society, the maritime sector, and fisheries in Indonesia.
Advancing the Fisheries Main Industry through Collaboration
Farid Naufal Aslam, the Co-Founder and CEO of Aruna, shares his experiences while running Aruna, a company dedicated to making sustainable fisheries the driving force for the advancement of the fisheries main industry. This vision aligns with the government’s commitment to making the blue economy a central focus of national development, with maritime activities at its core.
Domba Laut Berpotensi Mengembangkan Fisheries and Aquatic Industry
Pesona alam bawah laut memang menyimpan banyak sekali misteri yang belum bisa dikuak semuanya oleh para peneliti dan para pelaku industri fisheries and aquatic industry. Sering kali ditemukan varian biota baru atau penemuan hewan yang selama ini dinyatakan sudah punah, justru ditemukan kembali masih ada kehidupannya di dalam ekosistem perairan. Salah satu penemuan yang menarik dan memiliki potensi besar adalah keberadaan dari domba laut.
Domba Laut di Kancah Fisheries and Aquatic Industry
Hewan laut yang satu ini sangat unik dan menyimpan banyak misteri. Karakteristiknya yang unik sudah dapat tergambar dari namanya. Padahal termasuk dalam golongan siput laut, namun karena bentuk fisiknya menyerupai domba yang biasa kita temui.
Para peneliti pun menyatakan bahwa mereka belum dapat mengeluarkan kesimpulan yang menyeluruh mengenai spesies domba laut yang memiliki nama lain domba daun, leaf sheep ataupun sea sheep.
Memperkaya keanekaragaman di sektor fisheries and aquatic industry
Karena penampilannya yang sangat cantik, tidak salah jika akhirnya banyak yang jatuh hati dan tertarik mengamati hewan berukuran mini ini. Jika dilakukan penelitian yang komprehensif, kelak hasilnya pasti akan menambah catatan keanekaragaman yang terdapat dalam ekosistem laut.
Ciri dan Karakteristik Domba Laut
Domba Laut
Agar bisa lebih dekat dan memahami berbagai keunikan dari sidomba “mini” laut, mari kita dalami apa saja yang merupakan karakteristik hewan yang ditemukan pada tahun 1993 di lautan lepas sebuah pulau di negara Jepang ini.
Berukuran mini
Walau bentuknya sangat imut, kita akan susah memandangnya dengan mata telanjang. Karena rerata hewan ini hanya berukuran 5 milimeter hingga 1 centimeter saja.
Memiliki banyak kemiripan dengan hewan domba
Selain area tubuhnya yang ditutupi bulu berbentuk daun, binatang ini juga memiliki 2 buah antena layaknya tanduk di bagian kepalanya.
Mempertahankan hidup dengan berfotosintesis
Hanya sedikit hewan yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis, selain domba laut ada juga binatang kutu kacang dan salamander berbintik yang memiliki kemampuan serupa.
Mencuri kemampuan fotosintesa dari tumbuhan
Domba laut akan mendeteksi alga yang berada di dekatnya, untuk kemudian “mencuri” kloroplas yang dimiliki oleh alga. Jadi bukan memakan tumbuhan alga, justru dia hanya akan mengambil bagian tertentu untuk mempertahankan hidupnya selama beberapa bulan kedepan.
Tetap memiliki insang
Meskipun mengandalkan aktivitas fotosintesa untuk mengolah makanannya yang bersumber dari tumbuhan alga, sidomba daun ini tetap menggunakan insang untuk bernafas.
Pertama kali ditemukan di Negara Jepang
Tidak heran jika hewan imut nan lucu ini memiliki nama asli Costasiella kuroshimae. Karena memang ditemukan di sekitar Pulau Kuroshima. Costasiella sendiri merupakan pengklasifikasian nama genus untuk semua jenis siput laut.
Masih banyak misteri yang belum terkuak dari binatang lucu ini, namun para pakar berpendapat kalau keberadaannya sangat banyak terutama di lautan Benua Asia, termasuk lautan di Indonesia. Selain itu, kemampuan untuk bertahan hidup yang dimiliki diperkirakan antara 2 hingga 3 tahun.
Jika keberadaannya masih mudah ditemukan, bukan mustahil jika hewan imut ini memiliki potensi ekonomi. Semisal, dijadikan hewan hias untuk aquarium air asin. Asalkan tetap menerapkan sustainable fisheries ketika ingin serius mengelolanya di sektor fisheries industry. Startup perikanan, termasuk startup Aruna pun bisa saja nantinya turut andil mengembangkan potensi ini bersama Aruna Hub.